2. Pardon me

96 12 0
                                    

Daisy melangkah dengan cepat ke arah mading sekolah untuk melihat pengumuman hasil nilai ulangan harian fisika yang diadakan di kelasnya beberapa hari lalu.

Guru mata pelajaran kalau sudah memberikan ulangan dan sudah diketahui hasilnya, kertas yang berisi nilai itu ditempel di salah satu mading sekolah lantai satu. Itu memang bagian tradisi dari SMA Latveria.

Kalau sampai nilai Daisy buruk, bisa-bisa ia memalukan negara, ayahnya, bundanya, abangnya, dan dirinya.

Daisy sudah sampai di depan mading. Untung saja mading tidak terlalu ramai, jadi Daisy bisa dengan mudah mencari namanya. Voilà! Daisy langsung menemukan namanya.

8. Daisy Alexa Ravenna  90

"Yeay! Akhirnya gue gak remedi," ucap Daisy heboh sendiri. Sontak saja siswa/siswi yang lewat mengalihkan perhatiannya ke Daisy.

Daisy tidak peduli dengan itu. Intinya ia senang karena tidak ikut remedi. Samar-samar Daisy mendengar namanya dipanggil.

"Daisy! Nilai gue berapa?" Daisy menoleh ke sebelah kiri. Ternyata yang memanggil namanya adalah Moza.

"Sebentar, gue lihat dulu." Daisy mencari nama Moza. Tidak lama kemudian, Moza sudah berada di sisinya.

14. Moza Aurel Fidelya  90

"Za, nilai lo sama kayak gue," ucap Daisy.

"Eh iya, Sy."

"Berarti kita gak remedi," ucap Daisy dan Moza berbarengan. Keduanya sama-sama senang karena hasilnya cukup memuaskan.

"Za, mau ke kelas gak?" tanya Daisy.

"Maunya ke kantin, hehe."

"Emang bel istirahat pertama udah bunyi?"

"Belum sih. Santai aja, Sy. Istirahat juga sebentar lagi kok." Tanpa basa-basi lagi, Moza langsung menarik pergelangan tangan Daisy, untuk pergi ke kantin.

Moza adalah sahabat Daisy yang tingkahnya super absurd dan menyenangkan. Sifat Moza sangat friendly, itulah yang membuat Daisy langsung menjadikan Moza sahabat.

Bukan maksud Daisy untuk memilih-milih teman. Bukan. Karena di sekolah ini, Daisy masih dikatakan murid baru. Jadi dia belum bisa akrab ke semua orang.

3 bulan sudah Daisy lewati menuntut ilmu di SMA ini. Sebelum Daisy bersekolah di SMA Latveria, Daisy pernah bersekolah di salah satu SMA internasional di Singapura.

Kepindahannya ke Indonesia disebabkan karena ada sesuatu yang membuat Daisy tidak ingin melanjutkan sekolahnya lagi di sana.

Akhirnya Bulan dan Bintang pun mendaftarkan Daisy untuk bersekolah di Indonesia. Daisy pun senang akan hal tersebut. Satu hal lagi yang membuat Daisy senang, yaitu bisa bertemu dengan Daniel setiap hari.

Berbeda sekolah dan negara dengan sang Abang, membuat Daisy jarang sekali bertemu Daniel. Melihat Daniel hanya sebatas panggilan video di WhatsApp. Itu pun juga jarang.

Sekarang Daisy satu sekolah bersama Daniel. Daisy dan Daniel hanya berbeda satu tahun saja. Daisy kelas XI, Daniel kelas XII.

Di Singapura, Daisy tinggal bersama Kakek dan Neneknya—Orang tua dari Bintang. Bulan, Bintang, dan Daniel tinggal di Indonesia. Daisy tinggal di Singapura memang kemauannya sendiri.

Semenjak lulus sekolah dasar di Indonesia, Daisy langsung melanjutkan bersekolah di Singapura dan tinggal di Singapura.

Memasuki pertengahan kelas XI, Daisy pindah ke Indonesia. Dan tentu saja ia harus meninggalkan Singapura. Negara yang banyak menyimpan kenangan antara dirinya dan dia.

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang