17. Senja

45 6 5
                                    

Sesampainya di dalam kamar, tasnya ia taruh di atas meja belajar, lalu Devan melepas almamater warna merah marron kebanggaan SMA Latveria yang dikenakan saat upacara hari senin berlangsung.

Devan mengeluarkan handphone dari saku celana seragamnya, duduk di pinggir tempat tidur. Notifikasi pesan menampilkan pesan seseorang yang kontaknya belum terdaftar di kartu Devan.

08781389**** : Save nomer gue ya, Dev.

Devan Nathan G : Who?

08781389**** : Oh iya lupa bilang, hihihi. Gue Marcella. Kita satu kelas kok, Dev.

Read

"Jadi males gue save nomor tuh orang." Setelah Devan mengetahui latar belakang Marcella sedikit, ia tidak akan sudi berteman dengan Marcella.

Notifikasi dari WhatsApp muncul lagi. Ternyata bukan dari Marcella melainkan Daisy.

Vanila : Dev, anterin gue donggg.

Devan Nathan G : Kmn?

Vanila : Kmn itu apa?

Vanila : Maklumin aja ya, gaes, soalnya gue orang baru di Indonesia.

Devan Nathan G : Hilih. Emang lo mau ke mana?

Vanila : Toko buku yang ada di dalam mal, ehe.

Devan Nathan G : Yaudah, gue mau siap-siap dulu. Nanti gue ke rumah lo.

Vanila : Ok ^^

Vanila : MAKASIH DEVVVVV! 💛

Vanila : *PS = Gak boleh baper lo.

Devan Nathan G : Gak akan.

Devan Nathan G : Jangan ngechat gue. Kalo lo ngechat terus, kapan jalannya?

Vanila : Wkwk

••••

Mobil Devan sudah tiba di depan rumah Daisy. Devan mengambil handphonenya untuk menghubungi Daisy karena dirinya sudah sampai.

"Van, gue udah sampai di depan rumah lo."

"Tunggu dulu, Dev, sebentar."

"Lagi ngapain lo?"

"Lagi di tangga. Ini mau turun ke bawah."

"Lari, Van. Jangan jalan kayak putri solo."

"Gak lari juga, Panjul. Jalan santuy aja kali."

"Katanya orang baru di Indonesia. Tapi mengerti kata "Santuy"."

"Itu aja gue tau dari anak kelas."

"Hm. Cepet masuk ke mobil gue. Keburu malam."

"Iya-iya." Daisy membuka pintu mobil Devan dan duduk di samping kursi kemudi. Sambungan telepon masih terus berlangsung.

"Matiin nanti kuota gue habis," ucap Devan, menyuruh Daisy mematikan sambungan telepon.

"Ok."

Devan menancapkan gas mobilnya, setelah itu mereka berdua pergi ke tempat tujuan.

🌼🌼🌼

Di dalam mal menuju toko buku, mereka berdua di jalan kadang-kadang menjadi pusat perhatian. Sebenarnya yang jadi pusat perhatian adalah kegantengan Devan. Wajar aja sih, orang Devan memang handsome.

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang