Obsession

142 10 1
                                    

Cast :

- Baek Jiheon as Persephone

- Lee Jihoon as Hades

- Lee Luda as Demeter

- Kim Lami

Genre : Fantasy-Romance

Author : urgooseberry

Aku tersenyum pada seorang pria yang kuketahui sebagai tamu mamaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tersenyum pada seorang pria yang kuketahui sebagai tamu mamaku. Pria dengan kulit putih bersih nyaris pucat itu memiliki tatapan yang tajam. Tapi, aku juga tidak dapat menyangkal garis wajahnya begitu hangat meskipun auranya sedikit gelap.

"Hai, manis." Pria itu menatap dan menyapaku. "Luda, berapa usia anakmu?" tanya pria itu pada mamaku.

"Sepuluh tahun," jawab mama lalu menatapku. "Jiheon, Mama pernah ngajarin kamu buat nggak nguping pembicaraan orang 'kan? Sekarang, izinkan Mama bicara dengan Om Jihoon." Memasang wajah garang yang jarang sekali aku lihat

Aku mengangguk dan berniat memberitahu tujuan awalku datang kemari. "Aku cuma mau minta izin pergi metik bunga bareng Lami, Ma."

"Mama izinin tapi inget, jangan di luar kelamaan!"

Aku mengangguk. "Aku pamit, Ma, Om Jihoon."

Kakiku melangkah keluar rumah. Aku menunggu Lami terlebih dahulu, dia bilang akan datang kemari sebelum kita pergi. Maaf, Ma, kalo misal aku nguping pembicaraan. Habis Mama sama Om Jihoon kalo bicara saling ngengas, sih.

"Jika dibiarkan akan sangat membahayakan para manusia, mereka tanggung jawabmu. Kali ini aku meminta bantuanmu bukan sebagai saudara, Hades, melainkan sebagai Dewa."

Kayaknya, Mama kebanyakan nonton Baalveer, deh. Masa iya Om Jihoon—saudara Mama—itu Dewa Hades? Eh tapi ... tapi 'kan, Mama pemuja Demeter.

***

"Wah, bagus banget," ucap Lami memuji dua pita yang ada di tanganku. "Tumben bukan bunga," imbuhnya, mengingat aku sangat menyukai bunga.

"Nggak tau, deh."

Lami tampak sangat bingung. "Kok, nggak tau? Pita lo 'kan itu?"

"Iya, punya gue. Tapi ini hadiah ulang tahun yang ketujuh belas sama duapuluh dari Om, gue." Aku mengangkat pita berbentuk maskot russian roulette dan kepala kelinci secara bergantian.

"Coba deh pahamin maksudnya apaan! Kalo di umur tujuh belas tahun itu biasanya melambangkan orang yang lagi bahagia karena cinta, terus di usia duapuluh itu artinya kamu harus bersikap dewasa dengan cara jadi pendengar dan pengamat yang baik." Penjelasan dari Lami sedikit membuatku migrain.

"Dari mana lo tau?" tanyaku penasaran.

"Hell," umpat Lami. "Ngomongin nasib pake umur itu hal yang biasa. Menurut orang-orang, angka tigabelas sama duapuluh satu itu sensitif sama kesialan, berdoa aja semoga itu nggak terjadi sama kita."

"Nasib buruk enggak bakal nimpa lo. Tapi udah nimpa gue," ucapku sedih. "Mama pergi menuhin tugasnya, Papa nggak ada kabar sama sekali, Om Jihoon nggak kasih hadiah juga, terus lo juga lupa sama ulang tahun gue."

Dan fakta lain yang bikin gue gila. Gue, anak dari Dewa Zeus juga Mama Luda—Dewi Demeter. Gue terlahir dengan nama Persephone, Dewi Musim Semi.

"Ih, itu nggak termasuk sial ya. Soal aku lupa sama ulang tahun lo, oke, gue minta maaf. Sebagai gantinya gue ngundang lo ke rumah gue, rayain ulang tahun kita bareng."

***

"Persephone."

Seketika aku merinding disko mendengar panggilan itu, hanya ibu dan ayahku yang tau nama itu. Kenapa sampai ada orang lain yang tau?

"Finally, i found you." Tampak sebuah siluet mendekat disusul dengan empat lainnya. Auranya tidak terasa seperti manusia, mungkinkah mereka dewa-dewi? Om Jihoon.

Secepat kilat aku telah berada dalam rengkuhan Om Jihoon—Hades. Sepertinya bukan pertanda baik jika aku pasrah, kulihat garis wajahnya tak sehangat dulu. "Dewi Demeter, tolong aku!" teriakku kesetanan.

Tiba-tiba gelap. Aku khawatir sesuatu terjadi padaku, Lami pasti mencariku karena belum juga sampai di rumahnya begitu juga ibuku.

"Jadi, si Eros sialan itu telah menembakkan panahnya padamu sejak sepuluh tahun yang lalu?" Histeris Thanatos.

"Eros mungkin terlalu sedih jika aku selalu sendirian, jadi memberiku sedikit bantuan. Aku juga tidak keberatan akan itu, dengan langkah awal memberikan semua pita-pita cantik padanya selama sepuluh tahun ini, tepat di hari ulang tahunnya dan membuatnya terasa spesial."

"Tuanku, Hades, kurasa cinta tidak akan tertanam padamu bahkan saat Eros sendiri yang melesatkan anak panah itu. Ternyata aku salah!"

Hades mendengkus kesal lalu meletakkan jemarinya di depan bibir mengisyaratkan untuk pada Thanatos untuk diam. Aku sudah sadar dan hampir saja mengumpati Dewa Kematian yang ternyata sifatnya tak jauh beberda dengan Lami.

Hades—yang kukenal sebagai Om Jihoon—berbalik lalu menatapku. "Sudah bangun, Persephone?"

"Apa maumu?" ketusku.

"Tentu saja menjadikanmu The Queen of Underworld, apa lagi?"

"Kau gila, Tuanku, Hades. Aku masih terhitung kemenakanmu!" seruku. Tidak peduli aku akan dikutuk menjadi serigala atau apapun, ini benar-benar gila.

Hades mendengus sarkas. "Terlalu lama hidup di dunia manusia membuatmu lupa akan dirimu sendiri. Kau itu seorang Dewi, Persephone. Di kehidupan Dewa-Dewi itu takkan menjadi masalah. Bercerminlah pada Ibu dan Ayahmu!"

Dia benar. Aku harus bagaimana setelah ini? Menerima atau memberontak? Kuharap Dewi Demeter menyadari hilangnya aku dan mengadu pada Dewa Zeus, agar aku bisa sedikit terselamatkan. Duapuluh satu-ku yang menyesakkan.

Huhu, Mama Luda. Aku rindu jadi manusia biasa aja. Dan tidak ada satupun Dewa yang terobsesi padaku.

END.

A/n : Aku mumet, aku puyeng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/n : Aku mumet, aku puyeng. Jiheon kalo nggak mau diculik Ujik, kita tukeran posisi aja yuk! Kalo yang nyulik modelan Ujik mah gak apa kali, ya?

I want you, i want you, want you~~~ nanananana i don't think so, i don't think so. Tauah, mumet.

Greek Mythology Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang