Melawan Sang Penguasa

151 10 9
                                    

Cast : Im Nayeon (Twice)

Choi Seungcheol (Seventeen)

Genre : Soft fantasy

Author : biji_wijen

"Tolong! Tolong! Nayeon! Nay!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tolong! Tolong! Nayeon! Nay!"

Seorang pria keluar dari dalam air dengan segenggam sampah plastik di tangan kirinya, tangan kanannya menyibak poni yang menutupi matanya. Pria dengan keadaan basah kuyup tersebut menggeret kedua kakinya menepi ke sisi pantai menemui seorang gadis yang sedang duduk menekuk lutut, matanya yang bulat menatap tajam ke arah lautan.

Pria bertelanjang dada tersebut menjatuhkan pantatnya tepat di samping gadis yang tampak tidak bergeming meski dia memanggil-manggilnya tadi.

"Yeon, abang ganteng punya oleh-oleh, nih" Seungcheol-pria itu melepaskan kantung berbahan karung yang menempel di punggungnya dan menaruhnya di atas pangkuan Nayeon membuat gadis itu berteriak kesal.

"CHOI SEUNGCHEOL! BASAH!" teriaknya sambil berdiri dan menepuk-nepuk celananya yang basah.

Nayeon mengerlingkan matanya yang setajam silet ke arah Seungcheol yang hanya terkekeh lalu mengedipkan matanya genit, membuat Nayeon mual seketika. Secepat kilat tangan Nayeon meraih hidung mancung Seungcheol dan mencubitnya keras membuat Seungcheol berteriak kesakitan.

"Nay! Ampun, Nay. Nyai roro hamba berdosa."

"Apa lo bilang?" Nayeon hampir memutar cubitannya membuat Seungcheol semakin berteriak,wajahnya memerah seperti kepiting bakar.

"Iya, maafin, Nay. Sebagai gantinya, gue kasih kupon naik kuda gratis."

Nayeon merasa bosan melepaskan cubitannya dan menghasilkan hidung Seungcheol yang mirip hidung badut. Seungcheol langsung meraba hidungnya untuk memastikan hidungnya masih terpasang dan tidak patah, setelah itu Seungcheol meraih tangan Nayeon membuat gadis itu mendongak dengan tatapan lunak.

DUARRR!

Suara benturan ombak yang menabrak terumbu karang, mengintrupsi keduanya. Seungcheol langsung melepaskan tangan Nayeon.

"Suami lo marah," ucap Seungcehol membuat tatapan Nayeon kembali ganas.

"Apa peduli gue." Nayeon membalikan badan dan meninggalkan Seungcheol.

"Nay! Sebentar, jangan marah." Seungcheol mengejar Nayeon yang semakin menjauh.

***

Semburat jingga terpantul di hamparan laut menjadikannya berwarna jingga kemerahan, ombak laut tampak lebih tenang, angin berhembus lebih tenang, angin sepoi-sepoi membuat beberapa pengunjung pantai menghirup nafas lega.

Tapak kaki kuda tercetak di atas hamparan pasir, seekor kuda coklat berjalan dituntun oleh seorang pria, kuda tersebut ditunggangi seorang gadis bersurai panjang. Helaian rambutnya berkibar-kibar tertiup angin.

Greek Mythology Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang