Evey time I Look at You

34 5 4
                                    

Go ae-ra ambruk ke sofa setelah lelah bekerja. Ini adalah hari yang melelahkan baginya. Setiap harinya Ae-ra  harus mengambi jadwal penerbangan pulang pergi  Seoul - Jeju.

" Yak! Bagaimana bisa kamu membiarkan pintu apartamennya setengah terbuka seperti ini? " omel Kai yang melihat pintu apartment  Ae-ra tidak tertutup dengan benar  karena terganjal sepatu ketsnya.

" Kamjaggi ya! Kamu mengagetkan ku saja. "  ae-ra yang yang hampir tertidur di sofa karena  kelelelahan terkejut mendengar suara Kai yang kini posisi wajah kai tengah menundukkan kepalanya menatap Ae-ra.

" Bagaimana kamu bisa masuk? " Tanya ae-ra dengan suara berat setengah mengantuk.

Kai tidak menjawab pertanyaan Ae-ra. Dia hanya tersenyum sambil memandang wajah ae-ra yang pucat  karena kelelahan.

“ Kai? Kai Ya... Ya! Kim Jong In!  Ae-ra menaikkan suaranya satu oktaf.

"  Ah. Wae? " jawab Kai yang tersadarkan mendengar Ae-ra memanggil namanya dengan sedikit berteriak.

"  Pikkyeo! Minggir ! Aku mau bangun.  " Jawab Ae-ra.

" Ah Mian. " Kai menyingkir dari hadapan Ae-ra dan duduk di sofa.

"  Ae-ra ya..  Go Ae-ra.  " Kai memangil lembut Ae-ra.

" Wae? "

" Selama 3 tahun kamu mngenalku, apa pernah terbersit dalam pikiranmu untuk menyukaiku?  " Tanya Kai tiba tiba dengan wajah serius.

" Aku menyukaimu Kim Jong In ssi " Ae-ra tersenyum menanggapi pertanyaan Kai.

"  Bukan sebagai teman dekat. Tapi sebagai seorang pria. Apa pernah? "

Senyum memudar seketika dari bibir  Ae-ra. Sejenak dia terdiam mendengar apa yang baru saja dikatakan Kai padanya.

" Apa  kamu baru saja habis minum minum? " Ae-ra menyadari ada aroma alcohol yang tercium dari tubuh Kai.

" eum aku rasa aku sedang mabuk. "  Kai merebahkan dirinya pada sofa ruang tamu.

" Entah karena alcohol atau karenamu. " ucapnya lagi dengan nada pelan.

Ae-ra berkacak pinggang menatap Kai yang kini tengah tertidur dengan pulas di ruang tamunya.

" aauu Kim Jong In. Kamu benar benar luar biasa. Aku hampir saja menganggap apa yang dikatakan olehmu adalah benar. "  Ae-ra memegang dadanya yang terasa sedikit berdebar saat mendengar perkataan Kai.

" Aku heran mengapa setiap kali kamu minum dengan temanmu selalu saja kamu jadikan rumahku sebagai tujuan akhirmu. “ Omel Ae-ra mengalihkan kegugupannya.

" Tak bisakah kamu membiarkankan ku tidur saja tanpa mengomeliku? Aku hanya menumpang untuk tidur. Bukan memintamu untuk tidur denganku. " Kai menarik tangan Ae-ra hingga tubuhnya roboh di atas tubuh Kai.

Ae-ra terdiam menatap wajah Kain yang begitu dekat dengannya. Aliran darahnya mengalir deras ke seluruh tubuh memberikan sensasi panas ke kedua pipinya hingga wajah merah merona.

" Ah...  wanita ini. Selama 3 tahun aku mengenalnya apa pernah aku tidak memikirkannya dengan perasaan yang dalam? " Kai Menyisipkan kedua tangan di balik lehernya.

" Masuklah ke kamarmu. Jika tidak ~ "

" Jika tidak kamu tidak akan melepaskanku " Ae-ra melanjutkan ucapan Kai. Dengan segera dia bangkit dan langsung menuju kamarnya.

Kai tersenyum jenaka melihat Ae-ra yang lari terbirit-birit karena apa yang diucapkannya.

" Benar. Aku takut tidak bisa lagi menahan perasaanku. " Ucap Kai dalam hati.
***

13 REASON WHYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang