Ae-ra menarik gorden di ruang tamunya dengan sekali hentakan. Dia tidak ingin sinar matahari pagi membangunkan Kai yang masih terlelap dalam mimpinya.Dia memangku dagu dengan kedua tangannya. Bias cahaya putih matahari pagi samar-samar menembus gorden putih tipis mengenai wajah Kai. Setiap cahaya yang mengenai wajahnya mempertegas garis wajah Kai yang begitu mempesona. Hingga tanpa Ae-ra sadari sebuah senyuman mengambang di kedua bibirnya.
" Apa kamu sudah puas memandangi mahakarya ciptaan Tuhan? " Kai menyisipkan lengannya dibalik lehernya.
" Kkamjjakgiya! " Suara Kai mengejutkan Ae-ra.
" Apa aku sudah bisa membuka mataku? Atau kamu masih ingin menikmati ketampanan wajahku? Karena mahakarya seperti ini tidak bebas di pertontonkan. Dan aku akan menagihmu dengan sangat mahal atas ini. "
" Mwo? Cham! " Ae-ra bangkit dari duduknya berkacak pinggang menatap kesal Kai.
" Bukannya aku sudah berlangganan premium atas wajahmu itu? " ucap Ae-ra lagi.
" a... Jadi kamu berhak atas ketampananku? " Kai mengubah posisi tidurnya menyamping memangku kepalanya dengan satu tangan.
" Bukan berhak. Tapi wajahmu itu, bukannya aku sudah melihatnya selama bertahun-tahun? Dan begitu membosankan jika di lihat terus menerus. " Ae-ra menuju dapur dan ikuti oleh Kai
" Yang benar saja. Bosan? Yakin? Terus, kenapa kamu tersenyum seperti itu saat menatapku? " Kai meniru senyum Ae-ra.
" Ya! Kim Jong In, apa kamu pikir kamu punya aura yang tak tidak bisa aku tolak? " Ae-ra meletakan gelas dengan kasar hingga terdengar dentuman keras.
" Mulloniji. Tentu saja. Of Course! Buktinya kamu tidak menolak ciumanku. " Jawab Kai percaya diri.
" mworago? Apa katamu? " Mata Ae-ra membulat mendengar Kai mengungkit kembali adegan ciuman itu.
" Lantas kenapa kamu menerima begitu saja? "
Ae-ra menelan ludah. Dia terkejut dengan pertanyaan yang di lontarkan Kai. Kali ini Kai benar-benar memojokannya.
" Kenapa diam? Semakin kamu diam semakin jelas terlihat di wajahmu bahwa kamu tengah mencari-cari alasan untuk mengelaknya. "
Kali ini Ae-ra mati kutu dibuat Kai. Dia tidak tau harus menjawab dengan jawaban seperti apa. Berbohong pun percuma. Karena Kai cukup mengenal Ae-ra dengan baik.
" Neo ... waeire, Jinjja? Sebenarnya ada apa denganmu? Masih pagi untuk berdebat denganku. " Ae-ra mencoba menghentikan perdebatan.
" Aku tidak berdebat denganmu. Yang aku lakukan hanyalah mencari jawaban yang sebenarnya. " ucapan Kai tiba-tiba terdengar serius.
" Jawaban? Jawaban atas apa? "
" Atas apa yang kurasa. " Kai menatap Ae-ra dengan tatapan hangat namun tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
13 REASON WHY
أدب الهواة" Ketika seseorang yang benar benar peduli terhadapmu, maka Dia akan berusaha bersamamu Bukan memberikan alasan. " Smokey eyes, pearly white. coffee skin. Seperti itu Dia dalam tuturan lirik Lagu Cody Simpson yang di Putar Di caffe saat Kai mengham...