I Trust You

31 8 1
                                    


Ae-ra yang masih kebingungan tak henti hentinya menatap wajah Kai. Begitu seriusnya dia memperhatikan raut wajah Kai hingga kepalanya tersandar di dashboard mobil.

" Mwo? "

" Aduuhh..! " Rintih Ae-Ra kesakitan karena Kai mengejutkannya.

"  Mian. Gwaenchana? " Kai menghentikan mobilnya. Sambil tertawa nyengir Dia melihat Ae-ra kesakitan memegangi keningnya yang kesakitan.

" Ya... Apa kamu sengaja? " Tanya Ae-Ra kesal melihat Kai hanya menertawakannya.

" Aku tidak sengaja. Sungguh. " Kai Mengangkat 2 jarinya membentuk huruf V.

" Kemari biar ku lihat.  Ya ampun Ae-Ra bagaimana ini?  Darahnya mulai mengalir dan sepertinya kamu butuh jahitan. Bagaimana jika membekas. Kecantikanmu akan memudar. Aku minta maaf. Sebentar mana ponselku. Aku akan menelepon ambulans. " Ucap Kai panik sambil mencari ponselnya yang entah dia simpan dimana.

" Ya!  Kim Jong in...!!  Apa kamu bersungguh sungguh? Jangan bercanda. " Ae-ra mulai menitikkan airmatanya. Panik.

" Ini jika kamu tidak percaya coba lihat. " Kai menyodorkan cermin kecil dari dalam laci Dashboardnya.

" Ya!!!  Kim Jong In!!! " Teriak Ae-ra kesal karena merasa dikerjai Kai.

" Kau ini!!!  Mengapa suka sekali mengerjaiku. Apa kamu tahu aku sudah ketakutan setengah mati karena kepalaku akan di jahit. Kamu tau sendiri kalo aku takut jarum kan. Kenapa menyebalkan sekali. " 

" Ya. Go Ae-ra Mian. Aku cuma bercanda. Mian. Mianhae. " Ucap Kai panik melihat Ae-ra hampir menangis.

" Aku minta maaf. Diamlah. Orang orang akan mengira aku melakukan sesuatu padamu di dalam mobil. " Kai memeluk Ae-Ra. Dia menepuk lembut punggung Ae-Ra mencoba menenangkannya.

" Belikan aku Sneaker costum one piece limited edition. Dengan begitu aku akan diam. "

" aiiissshhh " Kai melepaskan pelukannya dan mendorong tubuh Ae-ra. Kesal.

" Kamu ingin aku hibur atau ingin merampokku? " tanya Kai kesal sambil menyodorkan kotak tisue pada Ae-ra.

" Jika aku memanggilmu oppa, maka kamu akan membelikannya? " rayu Ae-ra.

" Oooppppaaaaa....  " Ucapa Ae-ra dengan nada manja.

Mendengar Ae-ra memanggilnya Oppa Kai tertawa geli.

" Berhentilah membuat dirimu menggemaskan. Tidak cocok denganmu. Sangat tidak cocok. Bahkan bayi pun akan menangis jika melihatnya. " Kai mencubit gemas kedua pipi Ae-ra.

" Kamu tersenyum. " Ae-ra tersenyum senang.

" Kamu melakukan itu hanya agar aku tersenyum? Wah...  Go Ae-ra gomawo. " Kai membelai lembut rambut Ae-ra.

" euummm. Saat tersenyum saja kamu sudah jeleknya minta ampun. Apalagi wajahmu cemberut seperti itu. Jeleknya 2 kali lipat. " jawab Ae-Ra santai.

" Kau ini benar benar. " Kai tertawa kesal mendengar jawaban Ae-ra.

" Siapa tadi? " tanya Ae-ra tiba tiba.

Raut wajah Kai langsung berubah saat Ae-ra menanyakan perihal wanita yang berpapasan dengan mereka tadi di depan restoran.

" Seseorang yang ku kenal. " jawab Kai datar.

" Ohhhh. "

Seperti biasanya. Kai tidak pernah secara gamblang menceritakan sesuatu. Walau Ae-ra sudah mengenalnya selama 3 tahun, namun untuk urusan pribadi Kai, Ae-ra tidak pernah bertanya lebih lanjut lagi jika Kai menjawabnya dengan singkat.

" Mantan tunanganku saat aku masih tinggal di amerika 3th lalu. "

Ae-ra menatap Kai. Ini pertama kalinya Kai menceritakan masa lalunya pada Ae-ra. Selama ini Kai selalu menutup rapat rapat kisah lalunya. Bukan karena dia orang yang tertutup. Tapi Butuh kepercayaan untuk berbagi semuanya. Termasuk Perasaanya

Ae-ra tersenyum senang menatapnya Kai. Baginya tak ada yang lebih membahagiakan saat seorang yang cukup lama di kenalnya mulai terbuka padanya.

" Apa sekarang kamu percaya padaku? " ucap Ae-ra.

" Eum. Gomawo Go Ae-ra. Hanya dengan melihat senyumanmu saja aku merasa sangat tenang. " Jawab Kai.

" Terima kasih sudah mau percaya padaku. " Ae-ra membalas senyuman Kai.
****

" Kenapa baru datang jam segini?  " Tegur Kang Soo-Ra senior di kantor tempat Ae-ra  bekerja.

" Jwiseonghamnida. Aku minta maaf. " Ae-ra membungkukkan tubuhnya meminta maaf.

" Cepatlah masuk ke ruang meeting. Mereka tengah menunggumu. " Perintahnya

Dengan cepat Ae-ra pergi ke ruang rapat. Dengan hati hati dia menarik bangku dan duduk di barisan paling belakang agar tidak mengganggu presentasi atasannya di depan.

" Apa si botak landasan pesawat terbang itu sedari tadi mencariku? " Bisik Ae-ra pada orang di sampingnya.

Namun sayang tak ada jawaban dari orang disampingnya.

" Ya. Song Ji hyo. Apa kamu masih marah padaku karena aku tidak mengenalkanmu pada Kai? " Ae-ra menarik lengan kemeja Ji Hyo.

" Go Ae-ra. Ya..!  Go Ae-Ra " Sayup Sayup Ae-ra mendengar namanya di panggil.

" mengapa kamu baru datang? " Ae-ra menatap ke arah suara dan terkejut.  Song Ji Hyo berada 2 barisan di hadapannya.

" Aiiissshhh sial. Lantas siapa yang aku ajak bicara tadi. " gerutunya dalam hati

Ruang rapat yang gelap karena penggunaan infokus membuatnya tidak memperhatikan dengan Siapa dia tengah berbicara.

" Jadi nama lain dari direktur perusahaan tempatmu bekerja adalah ' si botak landasan pesawat? ' "

Perlahan wajah orang di sampingnya terlihat jelas setelah lampu dinyalakan.

" Kita bertemu lagi Go Ae-ra ssi. " Sapa Choi Jin Woo pria lantai 8 yang duduk disampingnya

" Ya Tuhannn. " seketika wajah Ae-Ra merah padam menahan malu. Dengan cepat dia menutup wajahnya dengan buku catatan di tangannya.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Happy Reading 😘
Jangan lupa klo  comment and . Kudu mesti komen. Okky Dokky?  😁

13 REASON WHYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang