8

987 187 46
                                    

Jika ada yang bingung, komen langsung ya, ada bagian yang memerlukan imajinasi dan tidak masuk akal wkwk. Tapi dari awal ff ini tidak masuk akal sih -_- . . . untuk vampire disini, Lily memakai referensi dari novel yang Lily baca, lupa judul tapi inget castnya adalah Vlad dan Laila. Disitu diceritakan vampire yang mati akan menyusut tubuhnya, jika tidak ia tidak bisa hancur. Untuk menghancurkannya dengan cara dibakar. HAPPY READING, SELAMAT MALAM MINGGU SAMBIL NUNGGU TEASER

 HAPPY READING, SELAMAT MALAM MINGGU SAMBIL NUNGGU TEASER

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Kau bisa melihatku?"

Serigala itu mengangguk.

Irene berdiri tepat di depan Sean. Ia mengulurkan tangan berusaha menyentuh wajah dari Sean. Namun, gagal. Wajah Irene seketika murung. Ia tetap belum bisa menyentuhnya.

'Jangan sedih. Mata indahmu itu akan redup cahayanya jika kau sedih,' Sean menatap mata Irene begitu dalam. Ia merasa tenang.

Irene tersenyum. "Kau akan seperti ini sampai kapan?"

'Selagi kita bisa saling berbicara, aku akan seperti ini. Mau ku temani malam ini? Bercerita hingga pagi?'

Tentu saja Irene memberikan anggukan tanda setuju. Tak ingin menolak kesempatan emas yang telah diberikan karena ia sudah menunggu sejak lama agar bisa berbincang secara langsung dengan Alphanya, meski ia belum bisa menyentuh dan berbincang dengan Kim Seokjin. Tapi, Sean maupun seokjin adalah satu kesatuan. Keduanya sama saja. Irene duduk di samping Sean.

"Sean, sejak kapan kau bisa melihatku?"

'Sejak hari ini. Sebelumnya Aku hanya beberapa kali melihat pantulan mata ungumu itu di cermin atau kaca. Seperti kaca rak buku dan semacam itu. Apa kau merasa senang?'

Irene kembali mengangguk. "Maaf jika aku membuatmu kesal. Aku selalu menggerakkan benda-benda disini secara asal."

'Tak apa. Aku paham. Hanya ketika aku sedang emosi karena masalah pack, dan kau menggerakkan benda-benda itu, aku menjadi sedikit terganggu.'

Irene paham. Ia juga tak peka dengan keadaan Seokjin. Yang dipikirannya hanyalah bagaimana caranya mendapatkan perhatian dari Seokjin.

"Selama aku disini, aku banyak belajar darimu."

'Seperti?'

"Kekuasaan, Kehidupan manusia atau werewolf, dan segalanya. Juga mengenai mate. Maaf, ini sensitif untukmu. Tapi, apa kau tak berniat mencari matemu?"

Sean terlihat sendu. Matanya menyiratkan sebuah keputus-asaan. 'Untuk satu hal itu, aku pasrah. Aku sudah mencarinya dulu. Dan nihil. Sekarang aku memilih pasrah dengan apa yang ada. Aku mempercayakan takdirku pada sang Dewi.'

"Sean..."

'Iya?'

"Aku tak tau diriku ini apa. Aku merasa aku bukan arwah gentayangan. Tapi aku tak memiliki raga. Aku tak tau dimana ragaku. Namun, hal yang jelas aku tau sebelum aku menyadari kalau aku ada disini adalah, aku akan bertemu dengan seseorang yang membebaskanku. Aku tak paham maksudnya apa. Apa kau mau membantuku mencari orang itu?"

Dark Snow White [JINRENE]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang