Jiyeon menyelimuti Irene yang belum sadarkan diri. Para rombongan sudah tiba di tanah Silvermoon pack. Mendadak, Jiyeon yang bertugas menjaga rumah serta wilayah mereka menjadi sibuk. Ia harus memastikan warrior yang terluka, baik warrior silvermoon, maupun warrior dari pack timur dan barat mendapatkan perawatan terbaik. Ia juga harus menyiapkan ruang lebih untuk para tamu, dari lembah kematian dan para shewolf. Selain itu, ia juga harus merawat Irene, wanita yang akan menjadi luna mereka. Sungguh hari yang sibuk ketika mereka kembali.
"Jiyeon, ada yang bisa aku bantu?" Minyoung sadar, ia tetaplah wanita utama di pack. Tak seharusnya membiarkan Jiyeon mengurus segalanya sendiri.
"Tidak, Luna. Istirahatlah. Aku akan menyiapkan makanan untuk kita semua. Oh iya, apa Luna ada sesuatu yang dibutuhkan?"
Minyoung menggelengkan kepala. "Para pria, Soojung, Chanwoo dan shewolf sedang berembuk mengenai Jaehyun. Mereka sedang memikirkan cara, apakah baiknya Jaehyun diampuni atau dimusnahkan."
Jiyeon mengangguk paham. "Aku rasa tiap makhluk hidup berhak kesempatan kedua."
"Dia vampire," Minyoung berbisik lalu membuat kedua wanita yang paling disegani di Silvermoon itu tertawa pelan.
"Baiklah Luna, aku akan menyiapkan makanan. Dan juga, akan ku minta para maid untuk mengurus penyambutan untuk Luna baru di Silvermoon."
"Ya, sekaligus menikahkan mereka. Buat persiapan untuk itu, Nyonya Choi. Kau bisa?"
"Pasti."
*
Seokjin mengetukkan jemari tangan kirinya pada lengan sofa yang ia duduki. Di belakangnya ada Jungkook yang berdiri bersama dengan Minho. Sementara yang lain duduk di sofa sisi kiri dan kanan. Seokjin sedang berpikir mengenai langkah yang harus ia ambil.
"Nona Nayeon, apa ada yang kau lihat mengenai Jaehyun?" Tanya Seokjin pada akhirnya. Ia hanya meyakini Nayeon tahu segalanya.
"Maaf, Alpha. Aku tidak melihat apapun mengenai penyihir Jung kecuali, kartu berwarna hijau yang terbakar. Jika dia masih berhubungan dengan tuan putri, aku yakin bisa melihatnya dan berusaha akan melihatnya, mencari tau jawabannya. Tapi, untuk hal mengenai penyihir Jung dan kehidupannya tidak ada yang bisa ku ketahui."
"Aku rasa, yang berhak menentukan untuk mengampuni atau melenyapkan, adalah tuan putri, sebagai putri angkat dari penyihir Jeon dan penyihir Kang. Dan, keturunan langsung dari penyihir Kim. Tuan Kim Myungsoo," Yerim memberikan usulan.
"Tapi aku sudah jauh. Aku bukan keturunan pertama," kata Myungsoo.
"Tapi kau tetap keturunan langsung. Bukan seperti tuan putri yang hanya diangkat oleh dua penyihir lain," Yerim menegaskan.
"MEmang begitu seharusnya. Tapi, aku rasa aku perlu menyiapkan satu ruang khusus dengan pelayanan mewah," celetuk Soojung membuat semua mata tertuju padanya.
"Apa maksudmu?"
Soojung hanya menaik turunkan bahunya. Ia enggan menjawab, dan seperti biasa. Hanyalah sebuah teka-teki yang membuat Seojoon kesal. Bagaimana bisa aku berteman dengan wanita aneh sepertinya? Batin Seojoon tentunya.
"Myungsoo, bagaimana menurutmu?" Tanya Seokjin pada sahabatnya yang terlihat murung. Myungsoo bukanlah penyihir menyebalkan seperti biasa. Ia terlihat lebih pendiam. Stamina dan beberapa lecet yang ia dapatkan sudah pulih. Tapi tidak dengan batinnya. Seokjin tau itu.
"Apa dia bisa berubah?" Myungsoo mengangkat kepala, menatap kearah Seokjin. Terlihat sayu. Matanya sangat sayu. "Dia sudah bukan lagi seorang penyihir. Vampire. Makhluk berdarah dingin yang suka menghisap darah. Apa dia bisa kembali ke sifatnya dahulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Snow White [JINRENE]√
Fiksi PenggemarSnow White adalah dongeng mengenai Puteri Tidur. Puteri Tidur adalah seorang Puteri yang tertidur karena sebuah apel beracun. Namun, kali ini berbeda. Bukan apel beracun namun suatu kutukan yang menyebabkan sang puteri tertidur. . . Mata yang engga...