EPILOG

1.7K 197 49
                                    

Prang

Seorang pria tampan namun wajahnya sedikit kusam melemparkan parang begitu saja. Parang yang dilemparkan itu segera diambil alih oleh pria tampan lain yang bertelanjang dada. Mereka semua tak ada yang tampil bersih, namun demikian, meski kusam, ketampanan mereka tak tertutupi.

"Gamma Jeon, kau urus sisanya," ucap pria yang mengambil parang tadi. Ia tak lain adalah Beta Choi Minho.

"Siap Papa!" ledek sang Gamma ketika melirik ke arah pintu, sudah ada bocah lelaki yang berusia sekitar tiga tahun.

"Jangan meledek. Persiapkan nama panggilan untukmu dan istrimu nanti ketika bayimu lahir," Minho mengingatkan lalu berbalik menuju putranya yang menunggu dengan tatapan rindu.

Jungkook menatap kepergian Minho dengan senyum melihat betapa bahagianya Minho melemparkan putranya ke udara, lalu menangkapnya beberapa kali. Pasti menyenangkan jika pulang dari luar, entah dari berperang, ataupun dari kota, ada yang menyambut. Ada bocah yang menyambut.

"Kenapa hanya berdiri disana saja?" tegur seorang wanita cantik dengan perut buncitnya.

Jungkook membalikkan badan, melihat sejenak, lalu tersenyum. Tentu saja ada yang menyambut kedatangannya meski bukan anak kecil seperti Minho. Istrinya. Shewolf yang sudah menjadi istri dan tengah mengandung anak pertama mereka.

"Kau tak mau menyelesaikan tugasmu? Membereskan sisa perang kalian di pack selatan, dan mengecek warriormu yang terluka?"

Jungkook tersenyum. Baru saja ia akan melangkah menuju sang istri, tangan Yerim terulur. "Stop disana. Kau belum mandi dan sangat bau, bahkan aku mencium anyir darah. Selesaikan tugasmu, baru kau boleh mendekat. Sana, pergilah."

"Hmmmm baiklah nyonya Jeon..." pasrah Jeon Jungkook.

.

"Daddy!!!" suara kompak dari bocah laki-laki dan perempuan terdengar riuh menyambut kedatangan orang yang mereka rindukan.

"Selamat pagi prince and princess... apa kabar kalian?"

"Great, daddy!" lagi-lagi mereka menjawab dengan sangat kompak.

"Jihoon, Jihyun, habiskan dulu makanan kalian," suara dari seorang wanita yang tak lain adalah ibu si kembar.

"Daddy, makan," ajak gadis kecil yang bernama Kim Jihyun.

"Yummy...," sahut Jihoon.

"No, daddy harus mandi dan membersihkan badan dulu, sayang."

"Sayang, tak bisakah aku hanya cuci tangan lalu duduk dan makan bersama kalian disini?" Tanya Seokjin, alpha sekaligus kepala keluarga bagi keluarga kecil itu memelas.

"Kau kotor, lihatlah pakaianmu dan wajahmu, sangat kotor. Kenapa kau harus ikut turun tangan untuk meredam gejolak di pack selatan? Lebih baik kau membereskan urusan bisnis di kota bersama Myungsoo. Pasti kau tak akan terlihat seburuk ini," sang istri mulai lagi sesi mengomel yang membuat Seokjin merasa gemas.

"Daddy bau," ucap Jihoon lalu menutup hidung.

"Daddy mandiii...," kali ini Jihyun yang berbicara.

Seokjin tersenyum melihat protes dari keluarga kecilnya ketika ia datang setelah selesai meredam peperangan baik perang besar maupun kecil. Dewi, sungguh Seokjin tak bisa lagi membendung rasa bahagianya setelah tiga tahun ia mendapatkan mate, dank ini dua malaikat kecil hadir melengkapi kebahagiaannya.

.

"Rakyat Silvermoon Pack, kali ini aku perkenalkan pada kalian, mateku, istriku, dan dialah Luna kalian, Luna dari Silvermoon Pack ini. Jeon Irene. Wanita yang dikirimkan oleh sang Dewi untuk melengkapi Alpha kalian," ucap Seokjin dengan lantang pada hari pernikahan mereka.

Dark Snow White [JINRENE]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang