13

1.1K 201 68
                                    

Nayeon berlari menyusuri jalan setapak yang ada di wilayahnya. Ia berlari hingga berada di depan pintu menuju air terjun, sementara Rose sudah mencapai batu besar yang apabila dibuka bisa mengantarkannya berada dibagian terdalam sebuah goa. Keduanya mencari Yerim yang tidak ada di rumah. Hari masih pagi dan Yerim sudah pergi tanpa mengatakan sepatah katapun. Jangankan berkata, wanita itu bahkan tidak meninggalkan pesan pada Saeron yang tidur di kamar yang sama dengannya.

Berbeda dengan kedua kakaknya yang khawatir, Saeron bersikap tenang. Sebenarnya ia sempat melihat Yerim pergi, akan tetapi, Saeron sengaja tidak mengatakan apapun dan melanjutkan tidurnya sampai Nayeon mencari keberadaan Yerim. Bukan Saeron tak peduli dengan keselamatan Yerim, tapi Saeron tau betul bagaimana sifat Yerim. Keras kepala, namun penuh perhitungan, juga bisa dibilang penuh keberuntungan. Beberapa kali Yerim keluar dan bertemu musuh, namun ia selalu bisa mengelabui mereka, kalaupun Yerim tak bisa mengelabui musuhnya, pasti ada bantuan yang aatang. Saeron menganggap itu sebagai bentuk perlindungan Sang Dewi karena Yerim belum bisa berganti shift dan menunjukkan kekuatannya sebagai Shewolf.

"Apa yang sebenarnya kakak takutkan?" tanya Saeron menghampiri Nayeon dan Rose yang akhirnya duduk disebuah pohon besar. Keduanya masih memikirkan kemungkinan tempat yang dituju Yerim.

"Yerim belum bisa berganti shift. Aku takut ada bahaya diluar sana. Keadaan sekarang sedikit panas," ucap Nayeon.

"Maksudnya?"

"Sae, kemarin aku mendapatkan kabar kalau ada peperangan antara pack selatan dan pack utara, disana juga ada kelompok vampire. Keadaan diluar sedang panas dan bahaya jika Yerim keluar tanpa salah satu dari kita," Nayeon berusaha menjelaskan.

"Sudahlah, kak. Yerim itu seperti belut. Aku yakin dia bisa lolos dari berbagai situasi sulit. Mungkin saja Yerim keluar untuk mencari udara segar."

Rose menatap Saeron penuh kecurigaan. "Apa kau mengetahui sesuatu? Kenapa kau terlihat tenang? Lagipula, kurang segar apa lagi wilayah kita ini? aliran sungai yang jernih juga ada. Kolam ikan disini airnya bahkan lebih jernih daripada danau di hutan. Pepohonan besar dan rindang juga banyak. Bunga-bunga juga sedang mekar-mekarnya. Kurang apa lagi?"

Saeron terdiam menyadari jika ia salah bicara. Ya, tempat mereka tinggal layaknya negeri dongeng. Ada aliran sungai menuju pintu masuk yang berada dibalik air terjun, ada kolam ikan yang terbentuk secara alami dan airnya begitu jernih, ada bunga warna-warni dan banyak jenisnya, ada pepohonan besar, bebatuan besar yang tersusun secara alami seperti meja dan kursi, rumput yang berada di sisi jalan setapak juga berwarna hijau dan lembut seperti permadani. Tempat tinggal mereka benar-benar sempurna.

"Maksudku bukan begitu, kak," lirih Saeron.

"Kau melihat kepergian Yerim?" Nayeon menatap tajam mata Saeron.

Saeron merasa terpojok. Ia menunduk dan menganggukkan kepala pelan.

"Kemana dia?"

"Aku tak menanyainya. Aku hanya melihat Yerim keluar dari kamar setelah mengambil jubahnya."

"Apa dia membawa sesuatu?"

Saeron terlihat berpikir keras mengingat bagaimana ia melihat Yerim pergi secara terburu-buru keluar dari kamarnya. "Sesuatu berwarna ungu. Mungkin tali, entahlah. Aku tak yakin karena hanya sekilas saja tadi," ucap Saeron santai.

Ungu? Nayeon dan Rose saling berpandangan. Nayeon menduga Yerim membawa ganggang ungu tapi tak mengerti tujuannya apa membawa ganggang itu. Sementara Rose, ia menduga jika Yerim ingin menyembuhkan sesuatu tapi ia juga tak mengerti apa atau siapa yang akan ia berikan healing, mengingat ganggang itu memiliki kemampuan healing.

Dark Snow White [JINRENE]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang