20

1.6K 188 59
                                    

Yerim melirik Jungkook yang memandang lurus menuju sebuah teratai yang mengapung sendiri di tengah kolam. Ada seekor katak kecil yang terlihat bersantai sejenak di daunnya yang lebar sebelum akhirnya kembali menyelam ke dasar kolam. Mata Jungkook tak berkedip sama sekali. Entah apa yang membuat gamma dari pack utara itu berdiam diri. Seperti ada yang sedang di pikirkan dan itu tentu bukanlah sesuatu yang mudah atau remeh.

"Ada apa?" Yerim tak menoleh. Sekali lagi, ia hanya melirik Jungkook lalu kembali menatap kolam. Seolah ia tak melakukan lirikan apapun. Sama sekali.

Jungkook tertegun sejenak. Ia menoleh pada Yerim. Melihat sisi wajah gadis yang tak lain adalah matenya membuat hatinya berdesir. Lalu Jungkook kembali pada kegiatan awal. Menatap lekat pada sebuah teratai yang ada disana.

"Aku hanya memikirkan gambaran yang muncul ketika putri Irene akan terbangun."

Yerim tersenyum miring. Ia kali ini benar-benar menoleh pada Jungkook. "Tentang penyihir Jeon dan Putri Yeri yang tak bersatu?"

Jungkook mengangguk.

"Mereka memang egois. Ya, aku tak mengerti apa yang sebenar-benarnya terjadi. Tapi aku merasa egois. Jika memikirkan bangsa mereka, tak seharusnya mereka menghianati garis takdir. Tapi, karena trauma mereka menjadi egois."

"Apa kau menyalahkan raja dan ratu vairi terdahulu?"

Yerim mengendikkan bahunya. "Aku tak yakin akan bereaksi bagaimana. Yang jelas, aku merasa kecewa pada diriku sendiri di masa lalu. Jika aku waktu itu ditakdirkan sebagai pemimpin seluruh makhluk jagad immortal, kenapa aku malah menghianati takdirku sendiri dan memilih mengalah tak memperjuangkannya? Akibatnya? Tidak hanya anakku yang menderita. Tapi seluruh kaumku menderita. Saat itu."

"Bukankah aku juga perlu disalahkan?"

Yerim menggelengkan kepala. "Keputusan itu mutlak ada pada bangsa vairi. Kau hanya menerimanya. Aku yakin kau tak bisa melakukan apapun karena kau tak ingin ikut campur terlalu jauh. Ya, saat itu kita tak bisa memilih."

"Apa kau bahagia terlahir kembali?"

Pertanyaan Jungkook mendapatkan senyuman sinis dari Yerim. "Aku tak tau. Kalau kau?"

Jungkook tersenyum. "Aku merasa kasihan pada diriku di masa lalu. Tapi, aku bahagia dilahirkan kembali. Aku bisa menjadi kepercayaan Alpha, dan bisa bertemu denganmu. Apa pertemuan kembali kita membebanimu?"

Yerim menaik turunkan alisnya. "Aku merasa ini hukuman, tapi juga merasa lega karena kaulah orangnya. Aku merasa dihukum dengan menjadi shewolf yang cacat selama ini. Tapi, sekarang, setidaknya aku lega karena aku tidak seperti itu."

"Kau sempurna."

"Tidak."

"Iya."

"Aku tak merasa begitu."

Jungkook mengambil tangan Yerim dan menggenggamnya dengan erat. "Kau sempurna. Bagiku kau sangat sempurna. Percayalah padaku. Kau tidak cacat sebagai shewolf. Hanya saja, kau itu special. Dan, mari kita lanjutkan kisah yang sempat terjeda. Kita rangkai kisah yang lebih indah dari kisah kita di masa lalu. Kau mau kan?"

Yerim menatap mata Jungkook tanpa berkedip sedikitpun. Merasa takjub dengan kata demi kata yang Jungkook ucapkan. Tak ada keraguan dan terlihat kesungguhan. Yerim mengangguk sembari memberikan seulas senyum yang begitu cantik. Jungkook kembali terpukau. Mengapa ia mudah sekali merasa terpukau dan terpesona? Ya, Yerim benar-benar wanitanya, matenya dan ia akan menjadikan miliknya secara utuh. Hanya tinggal menunggu waktu. Jungkook akan bersabar sampai waktu itu tiba. Kapan? Lihat saja nanti...

*

Irene terlihat cantik mengenakan gaunnya. Rambutnya diikat tinggi seperti ekor kuda, menampilkan tanda yang telah Seokjin berikan. Irene dibantu oleh Saeron untuk mengenakan pakaiannya sementara Rose membantu merapikan rambut dan menyiapkan sepatu yang akan Irene kenakan. Seokjin sudah siap diluar sana. Mereka akan memboyong Irene menuju Silvermoon pack.

Dark Snow White [JINRENE]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang