4

1K 198 33
                                    

"Jeon Irene..... Jeon Irene..."

Sosok wanita cantik itu membuat seorang gadis cantik berkulit putih terperanjat. Ada yang muncul dihadapannya. Siapa dia? Wajahnya tak asing, seperti ia pernah melihatnya sebelumnya. Tapi dimana? Dan siapa?

"Jeon Irene... Keturunan terakhir yang malang...," bisik wanita cantik bermata sipit yang nampak mengenakan jubah berwarna kuning.

"Siapa kau?" gadis bermata ungu itu terlihat kebingungan. Ia juga takut. Takut jika wanita itu menyakitinya.

"Kau sungguh mirip dengan sang Ratu. Aku yakin kau ditakdirkan bahagia."

"Ratu siapa? Mirip siapa?!"

"Kau ingin tau siapa aku?"

Gadis yang disebut Irene itu mengangguk polos. Ia benar-benar penasaran akan jati dirinya. Bahkan, siapa tadi? Jeon Irene? Apakah itu namanya?

"Jangan takut pada penyihir. Mereka tak akan menyakitimu."

Wanita itu segera pergi menghilang. Meninggalkan Irene yang terlihat kebingungan. Ya, mulai saat ini dia akan menyebut dirinya sendiri dengan sebutan Irene. Karena wanita itu tampak memanggilnya demikian. Mengapa namanya sungguh unik? Terdengar seperti nama asing? Mungkin karena ia spesial. Tapi, apalah arti spesial jika ia sendiri tak bisa melakukan apapun tanpa raga.

Gadis cantik itu kembali terlihat lesu. Ia melihat ke tempat tidur, terlihat jika sang Alpha masih terlelap. Karena tak ada hal yang bisa dilakukan, ia memilih mendekati sofa dimana ada meja yang sempat menjadi tempat kartu domino para petinggi pack itu. diatas meja ada sebuah buku tebal bertuliskan 'HISTORY OF VAIRI'.

Keturunan terakhir? Mirip dengan sang Ratu? Apa maksudnya. Apakah ia sungguh-sungguh Vairi? Ingin sekali membuka buku untuk membaca kisah Vairi, namun apa daya, ia tak bisa menyentuh dengan benar. Ia baru bisa menyentuh sedikit benda-benda disekitar dan kebanyakan benda-benda yang tipis. Untuk benda setebal sampul buku, ia masih belum bisa melakukannya.

"Huft... aku harus bersabar."

Irene segera beranjak dari tempatnya dan mendekati tempat tidur. Ia menatap lekat wajah tampan yang sedang terlelap. Tidur dengan begitu tenang. Tanpa berpikir panjang, Irene mendekatkan wajahnya pada wajah pria yang ia yakini adalah takdirnya itu. Irene hanya ingin merasakan nafas manusia, ya manusia yang bernafas pada umumnya sekaligus menatap lebih dekat wajah pangerannya yang menawan.

*

Kim Seojoon terlihat menikmati hidangan sarapan yang disuguhkan oleh beberapa maid di kastil yang ia kunjungi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Seojoon terlihat menikmati hidangan sarapan yang disuguhkan oleh beberapa maid di kastil yang ia kunjungi. Ya, ia berada di sebuah kastil terpencil yang berada di sebuah lembah. Jalan menuju kastil itu juga sulit dijangkau, namun yang membuat heran adalah bahan makanan sangat lengkap disana seolah tak ada kesulitan apapun untuk mencapai tempat itu.

"Suamiku, tak bisakah kau makan dengan lebih sopan sedikit? Kau seperti sudah seminggu tak makan apapun," protes Minyoung yang sedari tadi tak menyentuh makanannya. Ia nampak memikirkan sesuatu.

Dark Snow White [JINRENE]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang