8

921 44 0
                                    

Semakin hari sikapku masih sama berniat untuk menjauh dari pak dosen, aku berharap aku bisa menganggap kebaikannya karna kasihan padaku bukan karna ada perasaan terhadapku.

Pak Marcelo mungkin merasakan sikapku, tapi berusaha cuek dengan semuanya ini.

Sampai suatu hari pak Marcelo menemuiku di kosan.

Aku yang sedang mandi mendengar sebuah ketukan pintu depan. Tok..tok..tok...

Aku yang bergegas langsung memakai baju namun rambutku aku bungkus dengan handuk segera membuka pintu, aku pun terkejut dengan adanya kedatang si bapak dosen yaitu pak Marcelo.

Aku merasakan malu banget dengan keadaan saat ini, hanya diam didepan pintu. " Boleh saya masuk?" Tanyanya. Aku pun mempersilahkan pak Marcelo masuk, karna gak ada sofa aku pun suruh duduknya dipinggir ranjang. Aku melihat pak Marcelo keadaan mukanya seperti nya abis berantem atau semacam itulah. Aku yang tak tega melihatnya seperti itu, aku pun berinisiatif mengobatinya, lalu baru aku bertanya. " Pak, bapak abis berantem ya?" Ia hanya mengangguk kepala saja. " Berantem sama siapa? Dan kenapa?" Sambil mengobati lukanya yang didaerah bibir baru sadar bibirnya begitu menawan, tiba tiba pandangan kami menjadi lebih dekat. Dan..... Kecupan singkat membuat aku terkejut olehnya. " Saya, datang kesini, mau mengungkapkan sebuah perasaan yang saya pendam selama ini, saya suka sama kamu, saya mencintai kamu, dan saya berharap kamu mau menerima saya." Aku langsung kaget setelah si bapak dosen itu mengungkapkan sebuah rasa kepadaku. Ooo... Tidakk apa yang harus aku lakukan.

AKU BUKAN PELAKORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang