◆2: Si Kutu Kupret

60 17 8
                                    

Enak ya bisa sahabatan sama Cowok, bisa jaga rahasia, Tapi gitudeh resikonya, pasti Jatuh Cinta.

-ReskaFebrina-
^HAPPY READING^
° ° °

Hari ini adalah hari pertamaku masuk SMA, bukan hari pertama sih, maksudnya hari pertama aku masuk kelas setelah kenaikan kelas, ya mungkin sekarang aku duduk di kelas 11, sedangkan Sidqi, dia duduk di kelas 12, sebagai kakak kelasku. Untungnya sih, aku nggak sekelas dengannya, bisa bisa aku muntah setiap hari dengerin celoteh dan rayuan rayuan gilanya.

Jam pagi ini menunjukkan pukul 06.00, aku bangun lebih awal, dengan begitu aku tidak bisa berangkat bareng dengan Sidqi, mungkin dia masih tidur dan berdansa dengan kasur empuknya. Aku lihat, jendela kamarnya masih tertutup dan lampu kamarnya juga masih mati, itu tandanya dia masih tidur. Aku segera mandi dan berpakaian. Hari ini Ntah kenapa sepertinya hatiku sedang asik untuk diajak kompromi dengan lingkungan dan alam.

Tiba aku di meja makan, disana ada Ayah, ibu, kak Alya, tetapi tidak ada kak Agus di situ, tempatnya kosong, ehh-ehh, bentar deh, tidak ada kak Agus?, lantas siapa yang duduk di kursi kak Agus?, Astagfirullah, kutu kupret, masasih dia ada di meja makan, bukannya dia masih tidur tadi?Ah dasar kutu kupret dia sengaja membuatku seperti ini.

"Pagi yah, bu, kak." Ucapku sambil menarik kursi.

"Lhaa Feb, kok aku nggak disapa sih?Aku disini tau." Timpalnya

"Oh iya, aku nggak liat kamu ada di situ, heehee maafin aku, Pagi Pret."
Aku memasang muka kesal dan juga senyum.

(Hah aku tidak melihatnya, padahal aku sengaja tidak ingin menyapanya, dia sih, nyebelin).Batinku

" Lho Feb kamu sekarang manggil Sidqi dengan sebutan Pret sih, bukannya Kutu kupret yah, hahahaha." Ucapan ayah memang dasar, dia memojokkanku untuk bertengkar dengan Sidqi.

"Iya Yah, febri memang selalu seperti itu padaku, lihat saja nanti di sekolah." Dia menyunggingkan bibirnya.

"qi awas lhoo, jagain Febri di sekolah, jangan sampe dia kenapa napa." Lanjut ibu.

Aish, mereka pada kenapa sih, selalu begini, selalu tidak percaya pada diriku, selalu menyuruh Sidqi untuk menjagaku.

"Hmm, ngomong ngomong Yah, Kak Agus kemana?kok nggak ada? Tadi malam kan ada." Timpalku mengubah topik pembicaraan. Agar mereka tidak selalu memojokkanku.

"Hmm itu lho, Kakakmu tadi malam di telfon rumah sakit, katanya ada operasi mendadak."
Jelasnya.

Operasi?Malam-malam?ughh melelahkan, menggangu istirahat orang saja, tapi kan, mungkin itu sudah kewajiban dari seorang Dokter.

"Tapi kan yah, biasanya juga Ayah yang di telfon, kenapa sekarang Kak Agus?." Tanyaku Penasaran.

Ya memang biasanya juga Ayah yang selalu dipanggil, entah itu Malam, siang, bahkan subuhpun pernah. Menjadi Dokter Bedah menurutku menguras sekali tenaga. Sedangkan Dokter anak? Mungkin jarang, toh ibu juga selalu jarang pergi ke rumah sakit, paling dalam 1 hari ibu dipanggil satu kali, itu juga Pagi saja, kecuali ada pasien yang gawat.

"Hmm, Kak Agus di perintahkan langsung oleh keluarga pasien, Keluarga Pasien tersebut ingin Kak Agus yang mengoprasi nya."
Jelasnya. Aneh ada apa ini? Ah aku pusing, sudahlah jangan aku pikirkan.

"Yah, bu, Sidqi pamit dulu, takut kesiangan." Timpal Sidqi, ahh dasar anak ini, dia selalu mengacaukan selera makanku.

"Iyah qi, gih berangkat nanti keburu siang." Jawab ibu.

Oiya Sidqi memanggil Ayah dan ibuku, sama seperti aku memanggil mereka. Sebaliknya, aku memanggil Ayah dan ibunya sama seperti apa yang Sidqi panggil.

"Aaa, qi aku belom beres makan lho, tungguin bentar." Rengekku padanya.
Tapi sayangnya, kali ini dia benar benar meninggakkanku. Aish dia benar benar Jahatt.

° ° °
Akhirnya setelah aku merengek pada Ayah untuk mengantarkan ku, dia pun setuju untuk mengantarkanku. Pagi ini Sidqi merubah semua Mood ku, dia harus menggantinya dengan membelikan es krim siang ini.

Aku masuk kelas, Wow dan disitu, Astagfirullah, Kutu kupret apa si, dia, Astagfirullah, kenapa?dan buat apa? Dia ngelakuin ini semua?. Ya dia memang Kutu kupret.

Ya Allah, kenapa dia bisa kembali merubah Mood yang sebelumnya ancur dan Kembali ke Mood bahagia.
Astagfirullah, dia mengubah kelas menjadi istana apa? Tulisannya "Wellcome Febri PutriSungguhn, ini memang benar benar indah, banyak balon-balon, dan juga hiasan. Entahlah dia memang bisa membuatku bahagia dengan cara yang sederhana.

° ° °
"Feb, kamu beruntung ya, punya sahabat seperti Sidqi, dia tampan, cerdas, baik, soleh, uhh apa si yang kurang darinya? Dia kan kakak kelas kita, pasti dia sering  mengajarkanmu pelajaran-pelajaran sebelumnya ya kan??."
Ujar Rani. Ah dia selalu begini padaku, menanyakan hal hal yang tidak penting bagiku. Tampan? Oke aku jujur dia memang tampan, tapi, nyebelinnya uh minta ampun.

"Hmm, terserah kamu aja deh,,,, iya dia sering ke rumahku hanya untuk sekedar membantu pekerjaan sekolah, ataupun belajar bersama."
Lanjutku.

"Oh Ya allah, kirimkan aku Pahlawan seperti Sidqi, Amin."

Aish, dia berdoa seperti itu? Dasar Rani.

aku disini karenamu qi, dan aku disini untukmu. menginginkan kau di sebelahku. menginginkan kau menatapku, Tapi kau bukan Makharomku. Dan untuk kau menjadi Imamku, semua itu hanyalah sendu bagiku, yang tak tau kapan kau menunggu, aku mengerti atas semua keadaanmu, karena aku sadar bahwa tidak aku saja yang menginginkan mu, banyak orang yang sedang menantimu.
Maaf dan sayangnya aku terlalu mencintaimu,sampai hari ini,maafkan aku yang berhianat memendam rasa dan hati ini.

Doaku menyertaimu.
Sidqi Mulki Mibarak.

° ° °
Alhamdulillah kan, atas berkat Allah, hari ini author bisa up lagi cerita yang mungkin membosankan bagi kalian semua.

Author hanya berharap, semoga kalian suka untuk bagian ini.

Author hanya perlu dukungan kalian, dengan Votmen, jika kalian suka😘

Jazzakumullah💜

CozyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang