Part 1 •• Awal

86 14 3
                                    


Biru memperhatikan sekitar, lalu berjalan gugup di koridor yang ramai. Lumayan asing dengan keadaan sekolah setelah libur panjang, senikers hitamnya beradu dengan lantai menimbulkan suara yang mampu membuat hampir semua orang di koridor menoleh.

"Jangan melamun, Dek. Awas nabrak." Sebuah suara membuatnya menoleh.

"Eh kak Jeedan," sapanya disambut kekehan cowok di depannya, Kakak kelas ramah incaran para cewek. Dan kini keduanya jadi tontonan orang di koridor karena mengobrol akrab.

"Sial! Pagi-pagi udah nonton sinetron gue!" Suara lain membuat keduanya kompak menghela nafas malas karena cowok dengan Pop ice di tangannya itu merusak suasana.

"Ck. Ganggu," ucap Jeedan memandang tak suka.

"Pagi-pagi udah maksiat aja ck, ck. Nauzubillah." Cowok itu geleng-geleng kepala. "Eh PR lu udah belum, Dan? Gue belum! Males, lagian hari libur mah buat rebahan ini malah dibuat pusing!" Cerocosnya, lalu menyeruput Pop icenya dengan kesal.

Jeedan mendelik. "Rebahan mulu, pantes perut lo buncit."

Cowok berkulit putih itu membuka mulut, tapi jadi merapatkan bibirnya kembali dan menurunkan bahu lemas. Tangannya mengelus perut "Iya juga, sih."

Biru memutar bola matanya malas, ia jadi teringat saat awal bertemu keduanya. Di kantin sekolah, saat itu Biru baru saja selesai menjalankan MOS. Dia duduk dengan Bella temannya dan mengobrol asyik.
Sampai tak sengaja matanya menangkap seorang cowok berseragam berantakan, rambutnya acak-acakan dengan beberapa anak rambut terjatuh ke keningnya. Cowok itu berkulit putih dengan garis wajah lembut.

Tidak terlalu tampan namun cukup menarik perhatian, apalagi saat teman di sampingnya melempar candaan, cowok itu tertawa memperlihatkan gigi gingsulnya.

Biru tersentak saat cowok itu menoleh, menatapnya dengan tatapan datar. Membuat Biru segera membuang muka, dan berlagak sibuk pada Es jeruk di depan.
Tak lama, ada yang menepuk pundaknya, Biru menoleh dan melebarkan mata karena cowok tadi kini di hadapannya.

"Kenapa tadi lihat-lihat? Lo naksir gue ya?" tanya cowok itu to the point dengan segala kepercayaan diri.

Biru ternganga. "....Ha?"

Dari belakang cowok jangkung menyeruak membuat Biru lagi-lagi terpana.

"Sorry dia emang gitu," katanya meringis pada Biru. "Lo jaga image dikit gak bisa apa?" Gerutunya pada cowok gingsul di depan Biru membuatnya mencuatkan bibir dan berlalu.

Cowok jangkung itu menatap Biru dan tersenyum ramah. "Namanya siapa, Dek?"

Biru berpandangan dengan Bella yang melebarkan matanya, lalu kembali menatap Cowok itu. "Biru."

"Gue Jeedan," balasnya memperkenalkan diri. Ia menunjuk cowok gingsul tadi yang sudah duduk kembali di mejanya. "Yang itu Arsene."

Tanpa sadar Biru tersenyum samar. Walau ia jadi terkejut karena umpatan Arsene yang langsung menyadarkannya dari lamunan.

"Biru besok ada acara gak?" tanya Jeedan menoleh pada Biru kembali.

"Nggak, tiap hari juga gak ada acara aku, mah." Biru meringis.

"Oke, besok kakak jemput jam delapan," ucap Jeedan membuat Biru tersentak.

"Mau kemana?" tanya Arsene ikut nimbrung.

"Kepo! Udah sana pergi," usir Jeedan. Arsene menurut dengan membawa skateboard Jeedan walaupun beberapa kali terjatuh karena cowok itu tak bisa memainkannya.

"Gue duluan, jangan lupa ya! Bye ...." Jeedan berlalu mengejar Arsene yang usil pada adik kelas cewek di koridor.

Biru memandangi itu, dia menoleh pada sekitar. Sadar dia jadi pusat perhatian, Biru segera melanjutkan langkahnya.

•°•°•

Biru melangkah dengan Bella di sampingnya, ia menangkap Arsene yang sedang bermain bola di lapangan sendirian. "Bel gue ada urusan, lo pulang duluan aja."

"Yaudah, bye!"

Biru melambai pada Bella, lalu mendekati Arsene yang kini mengomel sendiri karena bolanya melenceng dari gawang. "Arsene!"

Cowok itu menoleh. "Hah?"

"Kak Jeedan mana?" tanya Biru setelah lebih dekat dengan Arsene.

"Ada gue, ngapain nyari Jeedan?"

Biru mendelik. "Gue ada perlu sama dia."

"Apa?"

"Kepo!"

"Yaudah." Cowok itu kembali menendang bolanya dengan tak perduli, sementara Biru mencuatkan bibirnya dan memilih duduk di bangku penonton untuk menunggu.

Arsene menghentikan aktivitasnya, dia berlari dan duduk di sebelah Biru, meneguk air mineralnya. "Besok latihan futsal, lo temenin, ya?"

"Gak bisa, mau jalan sama kak Jeedan."

"Sorenya."

Biru berfikir sebentar. "Oke, deh."

"Bagus!" ucap Arsene sembari menarik hidung Biru, lalu kembali ke lapangan.

Biru mencibir lanjut menunggu Jeedan yang entah kemana. Sampai setengah jam berlalu Jeedan tidak datang juga membuat Biru bosan dan kesal.

"Arsene, nanti bilangin ya besok Kak Jeedan jemputnya jangan di rumah, tapi di halte depan," pesan Biru pada Arsene yang kini menoleh dengan wajah songong.

"Ogah!"

"Ngeselin! Bodo, gue duluan. Dadah ...."

"Heh! Cimol! Nyusahin lo," kesal Arsene dibalas gelak tawa cewek itu.

•°•°•

Jangan lupa vote, comen and share ke teman-teman kalian!

Luv u, makasih udah baca :3

22, Desember 2019


Ethereal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang