5 - Triple Bad Luck! (Rana)

785 117 0
                                    

Bintang Kejora,

Langkah pertamaku baru saja dimulai.

Aku harus yakin bahwa aku bisa terbang seorang diri!

~Rana

---R&Я---

RANA POV

Hari ini nasibku apes banget, hanya gara-gara si Rani!

Sepanjang hari di sekolah selalu mendapati kejadian yang membakar emosiku. Dan setiap kali itu berlangsung, Rani selalu hadir dalam melibatkan diri. Dimulai dari kejadian tadi pagi di koridor sekolah. Jelas-jelas itu salahnya sendiri karena tidak melihat jalan di depannya.

Dan siang ini kesialan aku kembali datang karena orang itu.

Padahal aku baru saja menantang tiga teman semeja di kantin untuk berbicara langsung dengan para senior. Kebetulan ada sekelompok kakak kelas XII IPA-1 yang asyik mengobrol tak jauh dari kami.

 Kebetulan ada sekelompok kakak kelas XII IPA-1 yang asyik mengobrol tak jauh dari kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cherry, lo bisa tanyakan mereka soal petugas upacara buat Senin besok?" tanya Hanni.

Beberapa hari lalu, aku dengar petugas upacara di sekolah ini dimulai dari siswa kelas sepuluh. Untuk itu setiap kelas wajib mendata siapa yang bertugas dalam upacara mingguan tersebut untuk dibekali pelatihan yang rencananya digelar akhir pekan ini. Aku kira bakal ada seleksi calon pasukan kibar bendera karena saat ini memasuki awal Agustus.

"Gue nggak yakin sih," ucap Chery. "Kelas kita tidak dikasih lembar atau formulir buat isi daftar petugas upacara."

"Maka dari itu kita harus tanya langsung sama mereka, sekalian minta kertas itu." Hanni menatap seseorang tak aku kenal di sampingnya. "Kelas lo bagaimana?"

"Iya, kelas gue sepertinya juga dikasih kertas itu," jawab orang di sebelah Hanni yang mungkin menjadi teman dekatnya. Terlihat dari badge seragam, dia dari kelas X IPS-2.

"Berarti cuma kelas kita yang belum. Ada yang ingin tanya langsung kepada mereka?" tanya Hanni lagi.

"Duh, pokoknya jangan gue, deh. Lihat sendiri disana cuma ada para cowok," timpal Cherry.

"Sama, gue juga nggak mau berurusan sama cowok. Harusnya itu tanggung jawab ketua kelas. Tapi orangnya nggak masuk hari ini."

Barangkali ini bisa menjadi kesempatan emas buatku, batinku.

"Kenapa sih lo semua nggak ada yang berani cuma karena mereka semua cowok?"

"Memang lo berani maju, Rana?" tanya Chery.

"Pasti, dong! Tampang mereka 'kan baik-baik. Lagi pula mereka dari kelas unggulan. Kenapa harus takut?" ucap aku sok gagah.

"Jangan langsung menilai dari sampul," sanggah Hanni padaku. "Beberapa diantara orang-orang itu bisa saja menampakkan sisi yang beda."

We Are (not) TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang