Begining

381 20 0
                                    

Pagi ini langit sangat mendung. Angin berhembus kencang, membawa rasa dingin yang menusuk sampai ke tulang. Hujanpun turun, dialah saksi bisu atas sebuah kejadian mengerikan yang terjadi pada hari itu.

~Di Sekolah~

Kelas terdengar ramai dan cukup gaduh, tiba² pak guru datang, semuanya diam. "Di tempat duduk siap! Berdoa mulai! ..... Selesai! Kepada, bapak guru beri salam!" setelah semua anak tenang, ada aba² dari seorang anak bernama Faris, dia adalah seorang ketua kelas. "Selamat pagi pak.... " kata semua murid dengan serempak "selamat pagi anak², bapak punya pengumuman nih... Hari ini ada anak baru yang pindah ke kelas kita.... " kata pak guru dengen semangat dan tersenyum lebar. Semua anak langsung riuh dengan pendapat mereka masing² mengenai adanya anak baru di kelas mereka "kamu, silakan masuk" kata pak guru sambil melambai ke arah seorang anak laki² di depan pintu kelas, diapun masuk dan berdiri di samping pak guru. "Nah, nak, perkenalkan diri kamu ke teman² mu" perintah pak guru pada anak laki² itu. "Perkenalkan, namaku Rangga. Aku baru pindah dari Bandung, salam kenal" kata Rangga di depan kelas "baiklah, silahkan duduk di bangku yang kosong" Rangga duduk di sebuah bangku kosong, pak guru juga duduk sambil membuka buku absen "ada yang tidak hadir hari ini?" tanya pak guru pada semua anak "ada pak, Roman gk masuk, lagi sakit" kata salah satu anak. "Hm.... Baiklah, ayo kita mulai pelajarannya" pak guru berdiri dan mulai menulis di papan tulis.

Pelajaran hari ini berlalu seperti biasa. Hari ini, yang Rangga lakukan hanyalah berada di dalam kelas, bahkan saat istirahat dia tetap di dalam kelas.

~pukul 10.30~

Ini adalah saatnya untuk anak² kelas 3 pulang sekolah. Hari ini adalah hari pertama Rangga pindah ke sekolah baru, jika seorang anak akan mendapat teman baru saat masuk ke sekolah baru, hal tersebut tidak berlaku untuk Rangga, dia belum mendapat teman hari ini, dia pulang sendirian dengan berjalan kaki. Orang tuanya tidak dapat menemaninya ke sekolah, ataupun menjemputnya. Orang tuanya begitu sibuk dengan pekerjaan mereka masing². Dan Rangga sampai di rumah dengan keadaan agak basah.

Hujan turun sejak pukul 10.00, kini hujan semakin deras dan disertai dengan gemuruh keras yang menakutkan. Rangga masuk ke dalam rumah, dan meletakkan tasnya di atas sebuah meja.

"Rangga, kamu sudah pulang? Kenapa tidak pesan taksi saja? Kamu jadi basah gini kan?" kata ibunya yang tadinya sedang duduk mendekatinya. "Gapapa kok mah. Aku juga suka hujan, hehe. Oh iya, mamah kok udah di rumah?" jawab Rangga sambil meringis. "Gapapa gimana? Kalo kehujanan kan bisa sakit. Sana, cepat mandi terus ganti baju. Hari ini kepala sekolah di sekolah tempat mamah mengajar sedang rapat. Jadi mamah pulang lebih cepat" kata ibunya, dia langsung pergi ke kamarnya, mandi, dan ganti baju.

Walaupun masih kecil, Rangga sudah mandiri dalam banyak hal. Keluarga Rangga adalah keluarga yang cukup kaya, hanya saja tidak banyak orang yang mengetahuinya. Ibunya bekerja sebagai guru di sebuah SMP terkenal, biasanya pulang sore. Sedangkan ayahnya adalah seorang pengusaha besar di sebuah perusahaan, ayahnya selalu pulang malam dan jarang sekali libur. Rumahnya cukup besar, hanya saja tidak sebesar rumah² orang kaya pada umumnya. Selain mereka bertiga, ada seorang pembantu di rumahnya.

Rangga sudah mandi dan mengganti bajunya. Dia mendekati ibunya, dan ternyata ayahnya juga pulang cepat. "Lho, ayah tumben sudah pulang jam segini?" tanya ibunya pada ayahnya "ayah? Ayah....." Rangga berlari menuju ayahnya dan langsung memeluknya "ayah kok udah pulang?" tanya Rangga di hadapan ayahnya yang sedang jongkok "iya, tadi jadwal meeting ayah ditunda sampai minggu depan, jadi beberapa hari ini ayah bisa pulang cepat" jawab ayahnya yang membuat Rangga sangat senang "yey.... Kalo gitu, minggu ini bisa jalan² bareng ya yah?" tanya Rangga penuh semangat dan harapan "iya, boleh kok" jawab ayahnya "yeay........... " Rangga sangat senang dan memeluk ayahnya lagi "makasih yah" "sama-sama" Percakapan itu berakhir, kini seluruh anggota keluarganya berkumpul di ruang makan.

Hujan sempat berhenti saat sore hari. Tapi, hujan turun lagi pada malam hari dengan derasnya. Semua orang sedang berada di ruang keluarga, sedangkan si pembantu ada di dapur.  Tiba² terdengar suara kaca yang pecah dari arah depan rumah. "apa itu?! Mamah, bawa Rangga ke dalam kamar. Kunci kamarnya, jangan dibuka sampai aku memintamu untuk membuka pintunya" perintah ayahnya pada ibunya, ibunya langsung membawa Rangga ke dalam kamar dan mengunci pintu dan jendela yang ada di kamar "ada apa mah?" tanya Rangga pada ibunya "mungkin rumah kita kemalingan, kamu disini aja ya, mamah bakal nemenin kamu, kita akan baik² saja selama kita tetep di sini" kata ibunya berusaha menenangkan Rangga, walaupun ia terlihat ketakutan dan khawatir.

"Mbok, tolong lihat ruangan lainya! Saya akan melihat ke ruang tamu" perintah ayah pada pembantu, sang pembantu pun pergi ke rumah bagian belakang, sedangkan ayah pergi ke depan.

~ruang tamu~

"Siapa di sana?!" tanya ayah yang tak jelas pada siapa, sambil memegang tongkat baseball. Tidak ada jawaban, "tujukkan dirimu!" sekali lagi, ayah bicara entah pada siapa. Dan sekali lagi, tak ada jawaban dari siapapun. Saat ayah ingin berjalan pergi ke kamar, tiba² seseorang dengen jubah hitam muncul di hadapan ayah. "Siapa kamu?! Dan mau apa?!" ayah membentak orang itu, orang itupun menunjukkan wajahnya pada ayah sambil tersengum jahat "hah?! K kamu?! Tidak mungkin!" kata ayah kaget mengetahui orang tersebut adalah.... 



To be continue ya......

Enjoy the story and still reading ;)

KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang