Ternyata Itu 'Dia'

144 16 16
                                    

Sudah berhari-hari sejak Roman sembuh tapi Rangga tak kunjung masuk sekolah. Ia sangat penasaran terhadap anak baru tersebut. Ia ingin menjenguknya, hanya saja ia tidak tau keberadaan Rangga. Sampai suatu hari....

*telfon
"Iya, saya akan segera kesana"
"Tak masalah, Rangga adalah murid saya juga"
Entah siapa yang baru saja menelfon guru kelas 3A itu. Dan Roman yang mendengar percakapan tersebut langsung mendatangi bu Ani. Pada awalnya bu Ani selalu mengelak dari pertanyaan Roman. Tapi, pada akhirnya bu Ani menceritakannya pada Roman.

Setelah sebuah penjelasan singkat, Roman terus memohon untuk ikut dengan bu Ani. Ya, bu Ani akan pergi ke rumah Rangga. Bu Ani pun mengajak Roman dengan satu syarat. Roman juga harus merahasiakan apa saja yang ia ketahui tentang Rangga. Roman menyetujuinya, lalu mereka berangkat ke rumah Rangga.

Saat berada di lorong menuju parkiran guru, tak sengaja mereka bertemu dengan ke 4 sahabat Roman. Siapa lagi kalau bukan Azuya, Blane, Huda, dan Eben. Segera salah satu dari mereka bertanya pada Roman. "Kamu pulang sekarang kan Man?" tanya Huda. "Um... Aku, aku hari ini ikut bu Ani. Jadi kalian pulang tanpa aku saja" jawab Roman sambil mempersiapkan kata-kata untuk menjawab pertanyaan berikutnya.

"Kemana?" pertanyaan dari Blane pun sukses membuat Roman berpikir keras untuk menemukan jawaban yang pas. "Roman akan mendapat pelajaran tambahan. Karena, sewaktu sakit dia ketinggalan beberapa materi" jawab bu Ani. "I iya, benar" kata Roman agak canggung. Meski Roman terlihat tidak meyakinkan, alasa tersebut dapat diterima oleh sahabat-sahabat Roman. Merekapun berpamitan pada bu Ani dan Roman. Barulah bu Ani dan Roman dapat menuju ke rumah Rangga.

~rumah Rangga~

Sesampainya di sana, bagian depan rumah Rangga terlihat cukup besar dan luas, namun juga sepi dan begitu tertutup. Saat mereka masuk ada 2 polisi yang memeriksa mereka. Setelah diperiksa, barulah mereka diizinkan masuk. Tidak hanya di pintu masuk saja, pemeriksaan dilakukan lagi sebelum memasuki kamar. Pengamanan di sini berlapis-lapis, jadi kemungkinan besar penjahat itu tidak akan bisa masuk.

~Roman POV~

Seorang anak laki-laki yang terlihat seumuran denganku sedang duduk melamun di atas ranjangnya. 'Itukah yang namanya Rangga? Apa benar itu 'dia'' tanyaku dalam hati. Kami mendekatinya, dan bu Ani menyapanya. Bu Ani juga memperkenalkan kami. "Rangga, perkenalkan ini Roman, dan Roman ini adalah Rangga. Seharusnya kalian adalah teman sebangku. Tapi... tapi dengan begini, kalian tetap bisa jadi sahabat kok". Aku menyapanya, tapi dia hanya diam dan menatapku dengan kedua matanya yang tajam dan hitam. Itu sempat membuatku takut padanya, dan akupun segera membuang muka. "Hai juga" dia membalas sapaanku? Kukira dia tak akan menjawab. Aku kembali menatapnya dan tersenyum padanya. Walau, dia tidak tersenyum dan justru mengalihkan pandangan ke bu guru.

"Baiklah, kita mulai saja belajarnya" bu Ani mengeluarkan barang-barang yang ia bawa. Rangga sudah menyiapkan semua alat tulisnya sejak tadi. Sementara aku? Mungkin aku hanya akan diam. Aku meninggalkan tasku di dalam mobil bu Ani. Betapa tidak beruntungnya diriku. 'Kalau saja aku membawa teasku. Aku pasti bisa ik-' "eh?"

~Rangga POV~

"Ambillah" aku menyodorkan sebuah buku dan pensil kepadanya. Aku justru terganggu jika ada orang yang tidak memiliki kegiatan. Aku yakin dia akan melihat sekeliling dan tentunya melihatku. Sangat mengganggu! Awalnya ia menolak buku dan pensil itu, tapi aku langsung menaruhnya di pangkuan anak itu. "Baiklah...... Terimakasih". Aku tidak menjawabnya dan kembali memperhatikan ibu guru.

Aku ingat, saat pertama kali bu Ani datang ke rumahku. Dia bercerita sedikit tentang sekolah. Ia juga sempat menceritakan tentang anak bernama Roman. Ya.... Jadi, inilah 'dia' (?) sebenarnya aku tidak begitu peduli. Toh, aku juga tidak mau berteman dengan siapapun.

~No one POV~

Kelas belajar mengajarpun dimulai di kamar Rangga. Penjelasan demi penjelasan dapat mereka tangkap dengan mudah. Soal dan pertanyaan yang diberikan oleh bu Ani juga dapat mereka selesaikan dengan cepat dan tepat. Mereka memanglah anak-anak yang pintar. Mungkin IQ mereka di atas rata-rata IQ anak pada umumnya (?)

.
.
.

Tanpa terasa 3 jam telah berlalu. Itu artinya KBM berhenti sampai disini. Ya.... Untuk sebuah pembelajaran sebenarnya ini adalah waktu yang singkat dari pada saat di kelas sungguhan. Dalam waktu tidak sampai 3 jam mereka dapat menyelesaikan pembelajaran yang dapat menghabiskan waktu 4-5 jam (tidak termasuk istirahat) (i.. Iya sih, cuma selisih 1 jam -w-'). Sekarang bu Ani telah mengemasi barang-barangnya dan mengajak Roman pulang. Tak lupa, mereka juga berpamitan pada Rangga sebelum pulang. Dengan cepat, bu Ani dan Roman telah berada di dalam mobil. Perjalanan pulang juga tidak begitu terasa, bu Ani menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Roman. Barulah setelah itu bu Ani berpamitan pulang.

Mobil bu Ani sudah tidak terlihat, Roman memasuki rumahnya dan disambut oleh V. "Tuan pulang lebih lama hari ini. Ada apa tuan?" kata V setelah melepas tas dari punggung Roman. "Tidak ada apa-apa. Aku hanya ikut bu Ani untuk belajar pelajaran saat aku sakit. Dan ya, lain kali aku akan membawa tasku sendiri sampai ke kamar. Kau tidak perlu membawakannya". Jawab Roman berbohong, sama dengan apa yang dikatakan bu Ani pada teman-temannya.

"Baik tuan. Makanan juga sudah saya siapkan di meja makan. Sebaiknya tuan mengganti seragam tuan terlebih dahulu" kata V sambil menuju ke kamar Roman dan segera kembali lagi ke ruang tamu. Roman mengikuti apa kata V, segera ia ganti pakaian dan makanmakanan yang telah disiapkan oleh V.





TBC~

Maaf baru up, up pun ceritanya gk bisa panjang. Saya juga gk tau pengenalan tokoh gurunya gimana. Jadi, langsung gitu aja ya :'v. Dan nama gurunya saya ambil dari AniCraft.

Terimakasih telah membaca part kali ini.

Enjoy the story and still reading ;)

KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang