Sekarang sudah larut malam. Mereka semua sedang ada di ruang tamu Roman, mengerjakan tugas Matematika bersama. Mereka mengerjakan sambil mengobrol dan memakan cemilan, karna hal itu juga tugas mereka belum selesai dikerjakan.
Setelah berkutat dengan tugas sampai hampir tengah malam, akhirnya tugas mereka selesai.
(Mereka ini kelas berapa si sebenernya, authornya sendiri bingung ;v;)
Karena ranjang Roman tidak muat untuk mereka semua, maka mereka tidur bersama di sebuah karpet tebal, luas, dan lembut. Karpet itu diletakkan di dalam kamar Roman, karena di dalam kamar tidak sedingin di ruangan yang lain, karena malam ini turun hujan.
~Rumah Rangga~
Hujan...
Sama seperti malam itu....
*tok tok
Waktu itu juga ada ketukan pintu...
Sampai....
"Dek Rangga?"
Seorang pria berprofesi sebagai polisi itu membuka pintu kamar dengan pelan. Membuka pintu lebar-lebar, polisi tersebut tidak menemukan Rangga, tetapi sebuah selimut yang menggelembung dan gemetar. Sebelum polisi itu melangkah masuk, ia disapa oleh seorang wanita.
Wanita itu adalah psikiater Rangga, ia baru akan menemani Rangga. Karena bertemu dengan polisi tersebut, mereka memutuskan untuk menemani Rangga bersama, mungkin ia akan dapat merasakan rasanya memiliki keluarga... lagi...
"Rangga?"
Panggil psikiater yang bernama kak Hanum dengan lembut, ia membelai punggung Rangga yang tertutup selimut.
"Dek Rangga, bisa keluar dari selimut sebentar?"
Pinta polisi bernama kak Egar sembari sedikit membuka selimut Rangga. Dari selimut yang terbuka itu, hanya sebagian wajah Rangga yang terlihat. Ia terdiam sesaat, menatap kedua orang di depannya dengan tidak yakin.
Perlahan, setelah beberapa bujukan halus, Rangga duduk dengan selimut yang tetap membungkus tubuhnya. Matanya terlihat sembab dan wajahnya juga pucat.
Tanpa diminta, Kak Hanum dan Kak Egar memeluk Rangga sambil mengatakan kalimat-kalimat yang menenangkan. Mereka tetap di posisi tersebut untuk beberapa lama.
POV Rangga
Pelukan....
Rasanya sudah lama sekali tidak merasakan seperti ini...
Biasanya ayah atau mamah, mereka akan memelukku saat ada badai...
Rasanya memang tidak sama ketika dipeluk ayah dan mamah, tapi rasanya mirip....
Aku tidak ingin kehilangan rasa ini...
Rasanya disayangi...
Aku tidak mau mereka juga pergi...
Aku takut kehilangan mereka....
3rd person POV
Air mata Rangga yang terkuras masih dapat mengalir, ia memeluk polisi dan psikiater itu dengan erat, seolah itu adalah pelukan terakhir yang dapat ia berikan dan dapatkan. Membuat sang polisi dan psikiater terharu dan ikut meneteskan air mata.
Setelah Rangga tenang, mendapatkan obat dan lagu tidur ia pun tertidur pulas bersamaan dengan hujan yang mulai mereda.
~Rumah Roman~
Matahari mulai menampakkan diri, Ve membangunkan Roman dan teman-temannya. Mereka semua secara bergantian mandi, bersiap untuk sekolah, sarapan, lalu berangkat dengan menaiki bus sekolah bersama.
Sepanjang jalan, mereka isi dengan obrolan dan canda tawa, seolah sekolah ga ada MTK :')
Mereka sudah sampai gerbang, namun suasana seketika agak tidak nyaman karena pertanyaan Huda. "Nanti pulang sekolah kamu ngga sama kami lagi?"
Semua menunggu jawaban dari Roman, namun karena tidak segera dijawab, Huda menyela dan mengembalikan suasana.
"Tidak apa-apa kok kalau kamu ngga pulang bareng. Aku cuma tanya aja, biar nanti pulang sekolah usah nunggu kamu apa engga. Aku inget kemaren-kemaren selalu dengerin Azuya sama Blane ngeluh, iya ngga Ben?"
"APA?!"
"Eh, iya! Kamu kalo denger pasti ikut panas Man telinga kamu."
"Kamu aja yang ngga bisa menampung kata-kata kita, ya kan Blane."
"Iya! Kalian aja yang gampang ngeluh!"
"Iyain"
Merekapun kembali tertawa dan berpisah menuju kelas masing-masing.
Roman POV
Aku duduk sendirian lagi....
Kapan ya Rangga bakal masuk sekolah?
"Baik anak-anak, kita akan mulai pelajaran hari ini."
Ah, nanti kan bisa ketemu Rangga dirumahnya, teman-teman juga sudah tidak apa jika aku pergi kesana... walaupun mereka tidak tau. Sekarang aku harus gokus ngikutin pelajaran.
Skip time setelah sekolah.
"Dah...!!"
Kata Roman sambil melambaikan tangan pada teman-temannya.
"Ayo Roman, kita berangkat." Kata bu Ani sembari berjalan menuju mobilnya. Ketika Roman Sudah masuk, Ia mulai menjalankan mobilnya.
"Hari ini sepertinya bahagia sekali Roman(?)" Tanya bu Ani tersenyum ramah, meski tetap menatap lurus ke jalan. Roman hanya membalas dengan anggukan semangat, memperlihatkan kebahagiaannya.
Mereka sampai di Rumah Rangga, turun dari mobil lalu masuk ke rumah Rangga, langsung menuju kamarnya. Disana Rangga sudah menunggu mereka, hanya saja, Rangga terlihat agak pucat.
Sebelum memulai pelajaran, Bu Ani memastikan bahwa Rangga benar-benar sedang tidak sakit, bahkan setelah Rangga mengatakan dirinya tak apa-apa bu Ani justru keluar dan meminta Rangga dan Roman untuk tidak keluar ruangan, sementara ia mencari dokter di rumah itu.
Yeeeaaaaa!!! Update! :')
Betapa lemotnya daku dalam buku ini dan mapel sekolah...Maaf baru up ya temen², mood nulis dan ide itu ilang terus, mana update cuma 600 an kata :')
Terimakasih atas dukungannya, dan sampai jumpa! ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelabu
Fanfiction"Bukankah hidup penuh dengan warna?" "...ya, penuh dengan warna kelabu" Cerita ini terinspirasi dari "YTMC Problems" dan "Immortal Odo" Selamat membaca! ^^