Back to Routinity

53.9K 3.4K 20
                                    


Kringgg.....

Kringgg.....

Kringgg.....

06.30 A.M

"Hoaaaammmm"

Pagi Dunia, sapaku melihat hiruk pikuk Kota Metropolitan Jakarta dari jendela Apartemenku.

Hari ini hari pertama aku masuk kerja kembali setelah menjalankan hobi ku yaitu, Travelling.

Seminggu kemarin aku holiday ke Jepang bersama bunda dan adik semata wayangku, setelah hampir 8 tahunan aku tidak pernah pergi berlibur bersama dengan keluargaku.

Biasanya aku selalu pergi berlibur bersama Jiho pacarku, eh tunanganku. Ya aku sudah dilamar oleh seorang pria yang sudah 10 tahun menjadi kekasihku.

Tidak, pacarku bukan orang korea. Jiho adalah nama panggilan dariku untuk tunanganku. Nama aslinya adalah Jifari Holdiman, yang biasa kusingkat menjadi Jiho.

Aku dan Jiho sudah bersama selama 10 tahun, dari saat aku menginjak bangku SMA kelas 2 saat umurku 17 tahun sampai saat ini saat umurku 27 tahun. Bukan umur yang muda bukan untuk perempuan?

Saat hubungan kami menginjak 7 Tahun, Jiho sudah melamarku, namun 3 Tahun lewat masa lamaran itu Jiho tidak kunjung juga menikahiku. Aku sudah lelah ditanya-tanya oleh keluargaku, keluarga Jiho, dan teman-teman kami. Namun, Jiho selalu memberi alasan kalau dia lagi fokus meningkatkam karir dulu. Aku disuruh menunggu sampai batas usiaku 28 tahun ia pasti akan menikahiku.

Monday, 06.45
Fatia :
Pagi jiho.
Aku udah balik ke Jkt, mulai hari ini udh masuk kerja. Km ada waktu? Mau dinner nanti malem?

Aku pun segera mengirim pesan tersebut kepada tunanganku, karena sudah lama kami tidak berjumpa.

Ya kami sudah sama-sama sibuk, tidak lebih tepatnya Jiho yang sangat sibuk. Hubungan kami bukan hubungan yang sebentar, dan umur kami bukan umur muda yang harus memberi kabar dan chatting-an setiap saat.

Setelah kami melewati masa pacaran 5 tahun, kami semakin jarang sekali untuk saling memberi pesan, paling hanya sehari beberapa kali untuk menanyai kabar dan sudah makan atau belum, bahkan sama sekali tidak mengirim pesan.

Setelah menginjak hubungan yang lama ini, kami pun juga semakin jarang bertemu. Jika ada moment tertentu saja kami bertemu, bahkan untuk sekedar 'malam mingguan' pun kami tidak bertemu.

Awalnya aku ragu dengan hubungan ini, apakah akan terus berlanjut atau tidak. Tanpa ku sangka di tahun ke 7 hubungan kami, Jiho datang untuk melamarku dengan kedua orang tuanya. Ya aku dan orang tua Jiho sangat dekat, bahkan aku lebih sering memberi kabar dan bertemu dengan ibu dan ayahnya Jiho dibandingkan dengan Jiho sendiri.

Ting
Ponselku berdenting menandakan pesan masuk.

Jiho❤️
Kamu sdh di Jkt? Oke nanti aku jemput di kantor jam 5 sore.

Dengan semangat aku pun segera membalas chat tunanganku.

Fatia :
Oke sayang, i miss you so badly:(

Ternyata tidak ada balasan langsung dari Jiho, walaupun hanya beda seperdetik saja dari waktu ia membalas. Aku pun tak mau terlalu bawa perasaan, aku segera menuju kamar mandi dan bersiap untuk bekerja.

***ATT Technology***

09.15
Aku bekerja disebuah cabang perusahaan teknologi dari Amerika, perusahaan ini merupakan perusahaan yang sangat berkembang diberbagai bidang, seperti game, music, aplikasi chatting, dan juga sebuah aplikasi untuk menonton streaming film ataupun drama secara online.

Aku sudah 4 Tahun bekerja disini, aku ditempatkan sebagai salah satu content creator  aplikasi musik disini. Kerja disini sangat menyenangkan, karena tidak berpakaian formal dan santai. Waktu jam kerja pun juga dimulai pukuk 09.30 sampai jam 17.00 WIB jika tak ada deadline.

Yang paling menyenangkan adalah kantor ini berada di salah satu gedung tinggi di daerah Thamrin yang berada diatas Mall Besar Jakarta, yaitu Grand Indonesia.

"Pagi fat, ceria banget nih yang abis jalan-jalan" ujar mba tita, salah satu rekan kerjaku.

"Pagi mba, iya dong kan kangen banget udah lama ga ngantor hahaha" jawabku.

"Bawa oleh-oleh apa neeh??" Tanya sakira salah satu teman yang paling dekat dengan ku dikantor ini, bisa dibilang kami sahabatan.

"Nih oleh-oleh buat lu khusus, nih buat yang lainnya yaaa oleh-olehnya gue taro di meja" ujarku dengan sedikit teriak agar yang lainnya mendengar, dan mereka pun mengucapkam terimakasih.

"Makin subur aja lo fat dari jepang? Makan mulu ye lo disana?" Tanya sakira.

"Hm masa sih? Iya sih gua makan mulu abisan nyokap sama adek gue pengen banget nyobain ini itu ya gue ikutan lah" jawabku.

"Duh fat, padahal lo udah janji sama gue kan mau diet? Ga takut obes lo makin parah? Ga kapok sesek ke dokter? Bukan mau bodyshamming ya, tapi gue khawatir sama kesehatan lo. Anggep aja cowo lo, eh tunangan lo motivasi lo buat kurusan" jelasnya panjang lebar dan membuat palaku mumet. My mood broker adalah ketika orang-orang sudah mulai membahas tubuhku.

"Eh btw tunangan lo gapernah gitu minta lo kurusin badan atau komen lo gendutan, fat?" Tanya sakira.

"Hm, gapernah si sa. Dia terima gue apa adanya" jawab ku dengan pede.

"Ohya? Ati-ati bukan mau nakutin atau gue komen jelek tentang hubungan lo ya fat, lo gatakut kalo cowo lo ternyata punya cewe lain? Bukan terima lo apadanya, tapi cuman karna dia udah ada yang lain? Eits jangan marah loh gue cuman ngomong berdasarkan banyak fakta saat ini, gue cuman gamau lo sebagai sahabat gue sakit hati, apalagi lo udah jalanin 10 tahun hubungan ini dan udah 3 tahun lebih mau 4 tahun lo sama dia berstatus tunangan kan tapi ga diresmi-resmiin? Gua cuman mau yang terbaik buat lo fat" ujar nya.

Aku pun berlarut dalam fikiranku sendiri memikirkan kata-kata sakira itu. Ah aku jadi merasa lapar saat sedang berfikir seperti ini.

Fat is ME [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang