Kesempatan Kedua

19.4K 1.7K 19
                                    

Saat ini aku sedang dilanda kebingungan, akhir-akhir ini Andra kembali intens menghubungiku, sehari bisa puluhan pesan bahkan panggilan masuk ke ponselku. Bahkan tak sesekali ia memberi kabar kalau sudah ada di lobbi Apartemenku atau bahkan di Kantorku, sebisa mungkin aku selalu memberi alasan untuk tidak bertemu dengannya.

Ia pun sering menghubungiku melalui Sakira, entah sakira di beri apa sampai mau membantu Andra untuk berbicara denganku. Bahkan Mami dan Adiknya pun selalu mencoba mengajaku bertemu, namun aku selalu beralasan kalau aku sedang sibuk bekerja karena mau ada event.

Sampai akhirnya, Aku benar-benar bertemu dengan Andra saat ini. Di Apartemenku, tidak.. kami tidak hanya berdua, melainkan ada Sakira sang makelar disini. Aku yakin Andra pasti memberinya sesuatu sampai Sakira mau membantu Andra begini. Rasanya aku mau memaki Sakira saat ini juga, tapi aku juga mau mengucapkan terimakasih karena telah membawa seseorang yang sangat kurindukan didepan mukaku saat ini.

"Gue kekamar deh, biar kalian bisa puas ngobrolnya" ujar Sakira lalu berjalan dengan cepat menuju Kamarku.

Aku hanya diam, tidak mau memulai pembicaraan duluan. Andr pun masih diam, aku tahu dia bingung mau mulai dari mana.

"Fatia.." akhirnya Andra yang memulai buka suara.

"Hm" jawabku.

"Fatia, aku minta maaf" ujarnya.

"Udah dimafin" jawabku singkat. Sesungguhnya saat ini hatiku berdegub dengan kencang.

"Maafin semua kesalahan aku, aku udah ngecewain kamu, aku udah hancurin semua keyakinan kamu ke aku. Aku udah bikin kamu sakit hati lagi.. maafin aku. Aku emang bodoh udah ngehancurin semua keyakinan kamu dengan kelabilan aku. Aku minta maaf fatia, aku udah bikin bercak hitam dihati kamu" ujarnya. Jujur, aku sudah memaafkannya, bagaimana tidak. Setiap hari isi pesan Andra adalah permintaan maaf, bahkan Mami dan Adiknya pun menyampaikan kalau Andra sangat menyesal, dan Sakira juga selalu membujuku untuk memaafkan Andra.

"Aku rasa aku gapantes buat minta kesempatan lagi kekamu, aku udah ngecewain kamu. Tapi aku buang semua rasa pesimis aku, yang ada sekarang hanya harapan. Aku hanya bisa berharap kamu maafin aku, dan terima aku kembali" ujarnya. Aku melihat Andra mengelap matanya, mata dia berkaca-kaca. Aku pun sama, rasanya aku mau menangis dan memeluknya. Tapi ku urungkan semua niatku itu, aku harus meyakinkan kembali hatiku. Apakah Andra yang terbaik untukku? Aku pun meminta waktu kepada Andra untuk berfikir. Andra pun menerimanya, dia bilang akan menungguku sampai aku memberi jawaban.

*****

"Lo nunggu apa lagi si fat?" Tanya Sakira. Saat ini aku sedang makan siang bersama Sakira di Kantor.

"Nunggu bener-bener yakin sa" jawabku. Setiap hari Sakira selalu bertanya kepadaku tentang jawabanku untuk Andra.

"Gue tau lo mau balik sama Andra, keliatan lo sayang banget sama dia. Jiho berkali-kali putus sama lo, selalu lo kasih kesempatan lagi, masa Andra gamau lo kasih kesempatan kedua si?"

"Bukan gue gamau kasih kesempatan kedua sa, lo tau gue gabisa kalo ada masalah tentang orang ketiga. Gue trauma sa" ujarku.

"If you dont heal what hurt you, you'll bleed on people who didnt cut you, lo harus buang trauma lo. Gue yakin kok, Andra bener-bener serius sama lo fat. Gue capek diteror terus sama dia untuk bantu ngeyakinin lo, gue udah keluarin semua sumpah serapah dan makian gue ke dia, tapi dia coba yakinin gue kalo dia bener-bener serius sama lo" ujar Sakira.

"Eh tapi gue bingung sa, lo jadi sebaik itu sama dia?" Tanyaku.

"Iya lah sogokan dia mahal-mahal hahaha" ujar Sakira. Kan benar tebakanku.

"Dasar lo, udah dapet apa aja lo?" Tanyaku.

"Terakhir dia beliin gue tas guess fat, eh tapi gue beneran loh dia bener-bener serius sama lo" ujarnya kembali meyakinkanku.

Setelah berfikir beberapa hari, Aku pun memutuskan untuk memberi jawaban malam ini kepada Andra. Aku tidak suka hubungan yang berlarut tanpa kepastian.

Fatia :
Ndra, malam ini sibuk?

Aku mengirim pesan kepada Andra, tak lama Andra pun langsung membalas pesanku.

Andra ❤️ :
Engga fatia, kenapa?

Bahkan aku belum menghapus emoji love di kontak Andra. Aku segera membalas dengan mengajaknya bertemu, dia menawarkan diri untuk menjemputku tapi ku balas kalau kami bertemu langsung saja di sebuah cafe di salah satu mall di daerah Senayan.

Entah mengapa aku menjadi gugup sendiri saat melihat jam sudah hampir malam, aku segera bergegas mempercantik diri untuk bertemu dengan Andra. Apapun jawabanku malam ini, semoga ini yang terbaik untuk diriku dan Andra.

Setelah sampai di cafe tempat kami berjanjian, aku segera mencari keberadaan Andra karena dia sudah lebih dulu tiba disini.

Andra terlihat sangat tampan, dengan Polo Shirt berwarna hitam dan celana jeans, serta rambut yang tertata rapi serta tak ketimggalan sneakers brand mahal yang kuyakin harganya puluhan juta ia kenakan.

"Hm udah lama?" Tanyaku saat tiba di meja pesanan Andra. Ia pun mengalihkan pandangan dari ponsel pintarnya kepadaku.

"Belum lama kok.. kamu mau pesen apa? Aku panggilin pelayannya dulu ya" ujarnya. Ia pun segera memanggil pelayan untuk mencatat pesananku. Aku memilih memesan teh aroma dan beberapa makanan ringan menemani perbincanganku dan Andra.

"Jadi..." tanyanya tiba-tiba membuatku bingung.

"Jadi apa?"

"Jadi alasan kamu ngajak ketemuan kenapa?" Tanyanya.

"Hmmm... aku mau kasih jawaban ndra" ujarku. Dia pun terlihat menegang.

"Aduh aku deg-degan nih.. jadi jawaban kamu apa?" Tanyanya. Pembicaraan kami terpotong karena pesanan kami sudah datang. Aku meminum tehku dulu untuk menghilangkan gugupku. Andra pun juga langsung menyeruput kopinya.

"Hmm... semoga jawaban ku jadi pilihan yang terbaik buat kamu ataupun aku ya ndra" ujarku. Andra pun hanya diam, serius dan gugup terpancar dari raut wajahnya.

"Aku kasih kamu kesempatan sekali lagi ndra. Kita coba jalanin hubungan ini lagi, semoga pilihan aku ini tepat untuk kembali sama kamu" ujarku. Andra pun terlihat terkejut dan langsung tersenyum lebar, ia langsung menggenggam tanganku yang sedari tadi ku letakan diatas meja. Ia terus mengucapkan terimakasih kepadaku.

"Makasih fatia, makasih sekali lagi"

"Makasih mulu kamu udah ngucapin ini berkali-kali" ujarku.

"Hahaha aku seseneng itu soalnya, makasih kamu udah kasih kesempatan ke aku lagi" ujarnya.

"Btw abis ini kamu kasih hadiah apa lagi nih ke tim sukses kamu?" Tanyaku.

"Hah? Tim sukses?" Tanya bingung.

"Itu si Sakira ndraaa, dia bilang abis kamu kasih tas" ujarku.

"Iya tanda terimakasih aku sama dia sayang" ujar Andra, aku senang mendengar dia memanggilku 'sayang' kembali.

"Aku ga dikasih apa-apa nih yang udah kasih kesempatan?" Tanyaku.

"Eh emang kamu mau apa? Bilang aja sama aku yaaa. Jangan malu-malu kalo mau butuh atau mau beli sesuatu" ujarnya.

"Aku mau kamu temenin aku yaa... dua minggu lagi kan ada tanggal merah di hari jumat ndra, nah aku mau balik ke Bandung. Temen SMA aku ada yang nikahan, sekalian aku kangen Bunda sama Farah" ujarku.

"Boleh, nanti aku kosongin jadwal ya sayang" ujar Andra.

Semoga kesempatan kedua yang aku berikan, tidak di kecewakan kembali.

Fat is ME [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang