"Aku kurang suka sama pemain perempuannya deh ya ndra" ujarku saat kami baru saja keluar dari Studio 2 XXI di Pondok Indah Mall.
"Aku juga, kurang ekspresif actingnya ya. Kebanting sama pemeran prianya" kritik Andra. Aku pun meng-iyakan. Selera kami mengenai film hampir sama, jadi aku tidak pernah takut akan ribut masalah film apa yang kami tonton dan seru atau tidaknya film yang ditonton.
"Laper ndraaa" ujarku.
"Yuk kita makan sushi gimana sayang?" Tanyanya.
"Mau. Tapi males ah. Nanti aku gabisa pilih-pilih. Semua kamu yang tentuin" ujarku merajuk.
"Hahaha hari ini boleh kamu pilih makan yang kamu mau, tapi tetep aku kontrol ya gaboleh banyak-banyak" ujarnya.
"Itu baru sayangnya akuuu" ujarku sambil memeluk tangan kiri Andra untuk segera berjalan cepat menuju Restoran Sushi.
Setelah makan malam ini selesai dan restoran dan mall pun sudah mau tutup. Aku segera menuju parkiran mobil.
"Andra..." aku dan Andra pun menoleh mencari suara wanita yang memanggilnya tadi. Wanita cantik dengan rambut sebahu dan bertubuh mungil. Ia pun menggandeng seorang anak kecil laki-laki disebelahnya. Aku pun melirik ke arah Andra yang tidak merespon wanita itu.
"Ndra itu dipanggil" ujarku.
"Ara?" Tanyanya kepada wanita itu. Ya Tuhan, ternyata wanita ini Ara? Ara mantannya Andra? Kok jadi aku yang merasa sakit hati ya sekarang.
"Akhirnya kita ketemu ndra.. aku kerumah kamu kemarin dan beberapa hari lalu juga. Ketemu sama keluarga kamu doang ndra. Mami bilang kamu sibuk makanya belum sempet kabarin aku ya" ujarnya. Apa? Kok aku gak tau apa-apa ya? Loh aku memangnya siapa disini. Memang kami berkomitmen tapi aku dan Andra tidak ada ikatan hubungan. Rasanya aku sedikit menyesal menjalani hubungan tanpa status seperti ini.
"Iya maaf ra, mami juga bilang sama aku. Aku lagi sibuk kerja semalem lembur. Makanya gabisa pulang cepet" ujar Andra. Kok Andra berbohong, jelas-jelas semalem Andra di Apartemenku hingga larut malam. Kita asik film matathon sampai lupa waktu.
"Iya gapapa ndra... ini rifal, anak aku ndra" ujar Ara memperkenalkan anak kecil disebelahnya. Dadaku terasa lega sedikit saat mengetahui kalau wanita ini sudah punya anak yang pastinya dia juga sudah menikah kan. Mungkin dengan lelaki yang merebut dia dari Andra.
"Ih lucuuu banget.. halloo" ujarku bersuara.
"Eh hallo... hallo tante, ini tante siapa?" Ujar Ara sambil melambai-lambaikan tangan anaknya.
"Saya Fatia" ujarku memperkenalkan diri.
"Hallo fatia, aku ara"
"Berdua aja?" Tanyaku basa-basi karena aku tidak melihat ada sosok laki-laki lain disini selain Andra.
"Iyaa.." jawabnya.
"Ayahnya lagi kerja ya rifal?" Tanyaku sambil membungkuk mencubit gemas pipi anak kecil itu.
"Hahaha aku udah pisah sama ayahnya rifal" ujar ara. Ini gawat!!! Batinku. Aku pun hanya diam tidak menjawab apa-apa selain memikirkan bagaimana kalau Andra kembali dengan Ara.
"Kamu naik apa ra?" Tanya Andra.
"Naik taksi ndra. Kamu mau pulang ya? Maaf ya ganggu jadi ngajak ngomong ditengah jalan gini" ujarnya.
"Bareng aku sama fatia aja ya. Kasian anak kamu, gabaik juga malem-malem gini perempuan pulang sendiri" ujar Andra.
Aku sangat kecewa mendengar tawaran Andra tadi, jadi ternyata Andra memang khawatir sama semua orang ya? Bukan hanya aku? Bahkan sama mantannya yang menyakitinya pun ia masih khawatir?
Aku tidak berbicara apa-apa lagi, aku hanya diam selama diperjalanan.
"Fatia pacar kamu ndra?" Tanya ara.
"Bukan" jawab Andra. Aku segera menoleh kearahnya. Apa-apaan ini Andra.
"Calon istriku ra" ujar Andra kembali. Mendengar ucapannya kuurungkan emosiku yang hampir memuncak, Alhamdulillah biar Ara tahu kalau Andra sudah punya calon.
"Cantik ndra, pinter kamu milih calon ya" ujar Ara. Dan Andra tidak menjawab hanya fokus menyetir. Sampai tiba didaerah Bintaro, rumah sederhana tempat tinggal Ara dan Anaknya.
"Makasih ya ndra udah anter aku sama rifal. Maaf ya ngerepotin kamu" ujar Ara.
"Iya ga ngerepotin kok ra. Aku pamit ya" ujar Andra.
"Iyaa maaf juga ya fat jadi ganggu aku" ujarnya aku pun hanya tersenyum dan mengangguk.
Setelah mengangar mantannya Andra, aku dan Andra hanya diam disepanjang perjalanan. Kami sama-sama larut dalam pikiran masing-masing.
"Fatia aku minta maaf" ujar Andra yang akhirnya bersuara.
"Maaf kenapa?"
"Tadi, kita harus nganter Ara dulu"
"Gapapa, aku masih maklumin karena Ara bawa anak. Tapi kalau Ara tadi sendirian, kamu masih mau anter dia?" Tanyaku. Andra hanya diam tidak menjawab.
"Kok ga dijawab ndra? Kamu sebaik itu ya sama orang? Walaupun orang itu udah nyakitin kamu?" Tanyaku.
"Dia udah minta maaf berkali-kali sama aku dan keluarga aku fatia" jawab Andra.
"Emang kalo udah minta maaf, dia boleh hadir dan masuk lagi ke dalem kehidupan kamu sama keluarga kamu ndra?" Tanyaku yang mulai memanas. Aku dibakar api cemburu gays.
"Aku sama ara sekarang cuma teman fatia, ga lebih" jawabnya.
"Dulu kita juga temen ndra, bukan temen malah. Tapi kita bisa jalin hubungan gini kan?"
"Fatia... aku gamau ribut sama kamu. Ini yang aku bilang, aku cuma mau kita saling percaya fatia. Aku gamau kamu kemakan emosi kamu karena cemburu" ujarnya.
"Ohiya aku paham sekarang, maksut kamu semalem tiba-tiba ngomong kalo kita harus saling percaya apapun itu, ini ya? Semalem mami kamu chat kamu karena ada Ara ya dirumah? Dan tadi kamu bohong sama dia kalo kamu lembur? Padahal kamu di apartemen aku ndra" kali ini emosiku benar-benar memuncak.
"Bukan gitu maksut aku sayang, udah ya kamu jangan emosi. Kita omongin ini baik-baik. Intinya aku sama ara udah gada apa-apa lagi, dan aku minta maaf kalau tadi aku berbohong. Aku gamau kita ribut fatia. Aku salah dan aku minta maaf" ujarnya. Aku pun rasanya malas kalau harus ribut-ribut, ini pertengakaran serius kami yang pertama. Aku lebih memilih diam tidak berbicara apa-apa lagi. Aku hanya larut dalam fikiranku sendiri.
Aku takut untuk jatuh yang kedua kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fat is ME [COMPLETED]
HumorHighest Rank : #1 Boss #2 Roman #6 Humor #25 Chicklit #16 Baper #1 Fat #1 Kurus #1 Andra Kalau dulu, Fatisme adalah julukan untuk kumpulan siswa-siswa yang sangat menyukaiku. Tapi kalau sekarang, Fat is ME adalah ya AKU. AKU GENDUT. Saat ini aku se...