Prolog

23.3K 1.6K 496
                                    

"Ahhh...tolong berhentihh...shh..."

"Kau tak berhak mengaturku."

Tubuh Jeongin dibalikkan menjadi posisi terngkurap, pinggulnya dicengkram kemudian ditarik sehingga membuat posisinya menjadi menungging.

Genjotan di lubangnya terasa semakin cepat, sangat kasar dan juga menyakitkan. Namun Jeongin bisa apa? Inilah isi dari kontrak yang dulu ia tanda tangani, demi menyelamatkan sang ayah dari dinginnya besi penjara.

"Shhh...kau sangat nikmat." Hyunjin –sosok yang tengah menyetubuhi Jeongin- menggeram pelan, semakin mempercepat gerakan pinggulnya guna mencapai kenikmatan di tubuh Jeongin.

Jeongin ingin menangis, sungguh, namun hal itu hanya akan menambah nafsu buas yang dimiliki Hyunjin, membuatnya harus menahan perih lebih lama lagi. Satu jam, satu jam dan satu jam kemudian tubuh Jeongin masih saja berada di bawah kuasa Hyunjin, didominasi sepenuhnya layaknya seekor kelinci kecil di hadapan sang raja rimba.

Jeongin tak berdaya, yang bisa ia lakukan hanya mendesah dan mendesah di bawah kukungan Hyunjin.

"A-ahh...hiks...ku-kumohon berhen- ahh..." Jeongin tak bisa menyelesaikan ucapannya, tusukan demi tusukan penis Hyunjin di lubangnya dapat membungkam Jeongin dengan telak.

"Shhh ahhh..." Hyunjin mendesah panjang setelah ia mencapai pelepasan yang sudah kesekian kalinya. Hyunjin kemudian mencabut penisnya dari lubang Jeongin, tak memperdulikan apakah Jeongin sudah mencapai pelepasannya atau belum.

Hyunjin sama sekali tak peduli, ia sudah merasa puas saat ini. Hyunjin kemudian melepas cengkramannya di pinggang Jeongin, membuat yang lebih muda jatuh ambruk ke atas kasur.

"Bersihkan diri dan semua kekacauan ini." ucap Hyunjin mutlak kemudian mulai bangkit dan memunguti pakaiannya, pergi menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

Sepeninggalannya Hyunjin, suara isakan mulai terdengar di ruangan yang menjadi saksi bisu kegiatan panas mereka sejak empat jam yang lalu.

"Hikss..aku lelah." Jeongin mulai menenggelamkan kepalanya ke atas bantal dan menumpahkan tangisnya, menarik selimut guna menutupi tubuh telanjangnya.

Selalu, selalu saja seperti ini. Setelah Hyunjin selesai menggunakannya, Jeongin akan ditinggal begitu saja. Tak ada perhatian, tak ada pertanyaan 'apa kau lelah?', tak ada ucapan kasih sayang yang Hyunjin lontarkan. Hanya ungkapan berupa nada perintah untuk membereskan semua kekacauan ini.

Tak tahukah Hyunjin jika Jeongin lelah? Tak tahukan Hyunjin jika dirinya sangat ingin untuk menyerah? Jeongin ingin penderitaan ini segera berakhir, ia sudah tak tahan lagi, namun Jeongin sadar jika ia tak akan bisa terlepas dari ikatan ini dengan mudah.

Ingat, hanya tak bisa terlepas dengan mudah, bukan berarti tidak bisa terlepas sama sekali. Itu bukanlah hal yang mustahil.

 Itu bukanlah hal yang mustahil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue

Sekedar mengingatkan, ff ini ke depannya mungkin bakal ada chap dengan rate M lagi, kalau mau lanjut baca, dosa tanggung sendiri ya 😉

Tertanda, 23/02/2020

Bee, muncul kembali

Warm Bed [Hyunjeong] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang