Chapter 01 - Sebuah Alasan

16.9K 1.6K 210
                                    

Yang Jeongin, remaja sembilan belas tahun yang sudah menginjak jenjang perkuliahan harus menerima fakta bahwa sang ayah telah menggelapkan uang dari perusahaan besar bernama Hwang Company –salah satu perusahaan terbesar di Negara ini-.

Fakta bundanya yang telah meninggal seolah tak cukup untuk mewarnai masalah yang telah Jeongin hadapi selama ini. Ayahnya, satu satunya keluarga yang ia punya sedang berhadapan dengan sebuah sel besi yang siap menampungnya selama beberapa tahun ke depan.

Sungguh, Jeongin tak mempunyai uang yang cukup untuk melunasi semua hutang ayahnya, ia juga tak bisa memikirkan solusi terbaik selain-

"Bawa saja aku, tapi tolong lepaskan ayahku."

-menawarkan dirinya sendiri untukn menjadi mangsa di dalam daerah teritorial Hyunjin.

Hyunjin pada awalnya terkejut dan menatap Jeongin remeh. Meski ia sudah menjadi CEO sukses di umur 22 tahun yang tergolong masih sangat muda, namun Hyunjin bukanlah tipe pria yang akan menghamburkan uang untuk berfoya-foya atau seks semata. Memang benar Hyunjin beberapa kali sempat mengunjungi bar, namun ia ke sana hanya untuk memesan sebuah minuman dan menenangkan pikiran, lalu setelahnya pulang ke rumah tanpa menyentuh satupun jalang yang ada di bar tersebut.

"Tidak, jangan Jeong, biarkan ayah menanggung kesalahan yang sudah ayah perbuat."

Jeongin berlagak seolah tak mendengar perkataan ayahnya, jika dibiarkan seperti ini maka ia akan kehilangan satu satunya sosok yang ia punya di dunia ini. Sungguh, Jeongin tak peduli, ia sudah membuang jauh harga dirinya, nasib ayahnya merupakan prioritas bagi Jeongin saat ini.

"Memangnya apa yang bisa kau lakukan untukku? Aku tak bisa menikmati tubuhmu karena kau tidak bisa dimasuki." sungguh, ucapan itu hanya sebuah bentuk penghinaan dari Hyunjin, ia tak benar benar ingin bermain tubuh dengan siapapun.

Hyunjin baru saja ingin memerintahkan anak buahnya untuk menyeret ayah Jeongin keluar rumah, namun Jeongin sudah terlebih dahulu bersimpuh di kaki Hyunjin.

Hyunjin tersenyum miring, ia sudah menduga hal ini akan terjadi. Namun ada satu hal yang sedikit melenceng dari prediksinya. Bukannya menangis sesegukan sembari memohon pengampunan, Jeongin justru bersimpuh sembari mendongkakkan kepalanya, menatap Hyunjin lurus ke matanya.

Tatapan Jeongin sarat atas keyakinan yang mana hal itu bisa membuat Hyunjin terdiam selama beberapa detik.

"Aku bisa menjadi pembantu di rumahmu, menjadi supir pribadimu atau salah satu dari anak buahmu. Terserah apapun itu, hanya saja tolong jangan bawa ayahku pergi."

Hyunjin tak mengerti apa yang terjadi dengan dirinya, Hyunjin tak tahu dengan situasi yang sedang ia hadapi saat ini, karena tanpa bisa ia cegah, Hyunjin justru menganggukkan kepalanya, mengisyaratkan anak buahnya untuk membawa Jeongin pergi.

Ayah Jeongin terlihat memberontak dan berusaha menyelamatkan anaknya, namun terlambat, Jeongin sudah terlebih dahulu menghilang dan masuk ke dalam mobil hitam milik Hyunjin.

Selama perjalanan, Jeongin hanya duduk diam sembari mengamati jalanan dari jendela di sebelahnya, pikiran Jeongin kosong, perasaannya juga mati untuk sesaat.

"Turunlah!"

Jeongin sedikit tersentak saat mendengar suara Hyunjin. Jeongin kemudian melemparkan pandangannya ke sekitar dan menyadari jika dirinya kini tengah berada di hadapan sebuah rumah tingkat tiga yang terlihat begitu megah.

"Apa kau tuli?" pertanyaan sarkas itu membuat Jeongin kembali tersadar, Jeongin kemudian dengan cepat langsung membuka sabuk pengamannya dan keluar dari mobil Jeongin.

"Mulai sekarang kau akan tinggal di sini."

Jeongin membuka mulutnya terkejut, hendak mengeluarkan suara namun segera ia urungkan, Jeongin masih ingat dengan perjanjian yang telah ia buat.

"Ikutlah denganku."

"Ba-baiklah."

Jeongin lalu mulai berjalan gugup di belakang punggung tegap Hyunjin, membawa langkahnya untuk memasuki rumah besar milik Hyunjin yang hanya ditinggali seorang diri oleh pemuda tampan tersebut.

Sesampainya mereka di ruang tamu, Hyunjin langsung mengeluarkan surat perjanjian kontrak untuk Jeongin tanda tangani. Di dalamnya berisi pernyataan jika Jeongin sekarang adalah milik seorang Hwang Hyunjin dan tak boleh protes dengan apapun yang akan terjadi nantinya, kecuali jika Hyunjin telah membuat nyawa Jeongin dalam bahaya.

Hey ayolah, Hyunjin tak sekejam itu untuk membuat Jeongin terikat sepenuhnya, Hyunjin tetap memberi Jeongin kesempatan untuk mengakhiri kontrak ini jika Hyunjin sudah mengancam nyawanya, meski Hyunjin tak akan dan tak berminat melakukan hal tersebut.

Hyunjin tak mengerti, setelah melihat Jeongin yang memohon dan bersimpuh di bawahnya, sesuatu dalam diri Hyunjin terasa bergetar, membuat hasrat ingin memilki tiba-tiba muncul begitu saja.

Hyunjin masih setia berdiri di hadapan Jeongin yang sedang fokus membaca isi kontrak tersebut, dan saat merasa semuanya cukup adil, Jeongin kemudian menandatangani surat tersebut menggunakan bolpion yang telah Hyunjin berikan.

Percayalah, Jeongin pada awalnya hanya berpikir jika ia akan dijadikan pembantu di rumah ini, Jeongin tak masalah, sungguh. Namun semuanya justru berjalan di luar pemikirannya.

Saat Jeongin selesai menandatangani kontrak tersebut dan menyerahkannya ke Hyunjin, Hyunjin dengan cepat langsung mengangkat tubuh Jeongin lalu membawanya untuk pergi ke kamar.

"A-apa yang kau lakukan?"

"Kau milikku sekarang." ucap Hyunjin dengan anda dominantnya, Hyunjin kemudian merebahkan tubuh Jeongin di atas tempat tidur miliknya. Jeongin beringsut takut, terlebih lagi saat melihat Hyunjin yang mulai melepas satu persatu kancing kemeja yang ia kenakan.

"A-apa yang- hmphh..." belum sempat Jeongin menyelesaikan pertanyaannya, mulutnya sudah dibungkam oleh bibir tebal milik Hyunjin.

Jeongin tak bisa mengelak, ia bahkan belum sempat mencerna apa yang terjadi saat ini, yang Jeongin tahu hanyalah dirinya yang entah sejak kapan sudah didominasi oleh Hyunjin.

Hari itu, untuk pertama kalinya Jeongin merasa perihnya bercinta. Kenapa kesuciannya harus direnggut dengan cara seperti ini?

 Kenapa kesuciannya harus direnggut dengan cara seperti ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue

Mau tanya nih, lebah rencananya mau up ff ini dua kali seminggu (kalau gak khilaf). Kalian maunya lebah up tiap hari apa?

Tertanda, 24/02/2020

Bee, ditemani lagu Membasuh

Warm Bed [Hyunjeong] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang