Chapter 06 - Apa Kau Menikmatinya, Rubah Kecil

14.9K 1.3K 223
                                    

Jeongin bergetar kecil, tubuhnya sudah sepenuhnya telanjang saat ini, dan jangan lupakan sebuah tali yang mengikat tangannya di belakang juga penutup mata yang menghalangi pengelihatannya. Jeongin menjadi menyesal, seharusnya ia tak melarikan diri tadi.

"Ahhh...J-Jin." Jeongin mendesah pelan saat merasakan sesuatu bermain di sekitar lubangnya. Hyunjin menyeringai pelan, tidak, Hyunjin tidak akan bercinta saat ini, ia hanya akan sedikit bermain-main dengan semua sex toy itu.

Hyunjin kemudian menusukkan dildo yang ia pegang ke dalam lubang Jeongin, tanpa pelumas, membuat Jeongin menjerit kesakitan.

"Sa-sakith..." Jeongin melengkungkan dadanya menahan rasa sakit yang teramat sangat di bagian bawahnya, Jeongin berusaha menutup kakinya namun segera ditahan oleh Hyunjin.

"Inilah hukuman jika kau berani lari dariku." tanpa melepaskan dildo yang menancap di lubang Jeongin, Hyunjin kemudian merain alat vibrator dan kini menusukkannya ke dalam lubang Jeongin.

"AKHHH...Ja-jangan Hyunjin, ku hiks...kumohon, ini sangat ahh...sakit." Jeongin berucap tak jelas, antara menahan sakit juga desahan.

Jeongin tak bisa mendeskripsikannya lagi, ia serasa terbelah dua.

Melihat Jeongin yang menggeliat kesakitan sembari menangis meraung-raung membuat Hyunjin sedikti iba. Hyunjin kemudian menarik vibrator itu keluar membuat Jeongin dapat menghela nafasnya lega meski sebuah dildo masih tertanam di lubangnya.

"A-ahh...Hyu-Hyunjin ahh...eummm..." Jeongin melepaskan suaranya, membiarkan desahan lolos begitu saja saat benda menyerupai penis itu mengubrak abrik lubangnya.

Hyunjin seketika merasakan gairahnya meledak-ledak kala mendengar desahan Jeongin, namun Hyunjin berusaha mati-matian untuk tidak menyetubuhi Jeongin saat ini. Merasa cukup, Hyunjin kemudian melepaskan dildo tersebut dan menggantinya menggunakan vibrator.

Hyunjin kemudian mengatur benda tersebut dengan kekuatan maksimal, membuat Jeongin bergetar hebat.

"H-Hyu-Hyunjin ahh...sshh..." Jeongin bergerak gelisah, Jeongin bahkan tak mengetahui apakah ia menikmati hal ini atau tidak.

Hyunjin benar-benar bergairah, melihat bagaimana Jeongin yang menahan tangisnya sembari mendesah dengan keadaan telanjang juga terikat seperti ini. Ah Hyunjin merutuki pertemuan besok yang membuatnya tak bisa memasuki lubang hangat Jeongin.

Membiarkan benda tersebut masih bergetar di dalam pantat Jeongin, Hyunjin kemudian memilih untuk bermain dengan adik kecil Jeongin. Memijatnya pelan membuat desahan Jeongin semakin terdengar.

Hyunjin belum puas, ia kemudian mengambil alat lainnya lalu memasangkannya di niple Jeongin, membiarkan benda tersebut menghisap puting merah muda milik Jeongin.

Astaga, Jeongin merasa ingin pingsan saja sekarang. Air mata bahkan sudah membahasi penutup matanya namun Hyunjin tetap tak mau berhenti.

Tak berapa lama, Jeongin merasa penisnya berkedut pelan, menandakan pelepasannya sebentar lagi akan datang.

Hyunjin mengetahuinya, oleh karena itu ia segera mengambil sebuah benda kecil dan memasangnya ke lubang kencing Jeongin.

"Akhhh....Hyunjin sakittt..."Jeongin mengerang keras, lubang kencingnya terasa sangat perih, penisnya juga terasa sakit akibat klimaksnya yang ditahan oleh benda sialan itu.

Pergelangan tangan Jeongin yang sudah lecet kini tambah lecet karena Jeongin teru-terusan menggerakkan tangannya. Jeongin bahkan sampai mencengkram sprai di bawahnya guna melampiaskan rasa nikmatnya saat ini.

Desahan Jeongin terdengar bak lantunan paling indah di telinga Hyunjin, ia menjadi ingin mendengarnya terus menerus.

Namun karena ini merupakan sebuah bentuk pembelajaran bagi Jeongin, maka Hyunjin memutuskan untuk duduk diam di pinggir tempat tidur, memperhatikan bagaimana Jeongin yang bergerak gelisah di depannya.

Sial, penis Hyunjin terasa mengeras.

Hyunjin berjalan menuju ke toilet untuk melemaskan adiknya, jika ia meminta bantuan Jeongin, maka dapat dipastikan jika Hyunjin tidak akan bisa berhenti sebelum subuh datang. Jeongin terlihat sangat menggoda.

Tak seberapa lama, setelah selesai dengan urusan adik kecilnya, Hyunjin kembali pergi ke kamar dan mendapati Jeongin yang telah melemas dengan semua sex toy yang masih enempel di tubuhnya, Jeongin benar-benar pingsan.

Hyunjin berjalan mendekat, mematikan vibrator dan mengeluarkannya dari lubang Jeongin yang terlihat memerah. Hyunjin juga melepaskan alat yang menempel di niple Jeongin yang kini telah membengkak.

Pada saat Hyunjin melepaskan penyumpal lubang kencing Jeongin, cairan putih kental langsung keluar dan mengotori tangannya. Hyunjin menatap Jeongin sendu.

"Maafkan aku sayang, aku harus melakukan ini supaya kau tak pergi dariku." ucap Hyunjin sembari melepaskan penutup mata juga ikatan di tangan Jeongin.

Mata Jeongin terlihat membengkak akibat banyak menangis, membuat Hyunjin merasa hatinya tercubit, rasanya menyakitkan.

"Maafkan aku." Hyunjin mengambil sapu tangan di laci nakasnya lalu membersihkan darah yang keluar dari pergelangan tangan Jeongin.

Tangan Hyunjin bergetar pelan, ia merasa bersalah telah menyakiti Jeongin, namun semua ini ia lakukan hanya supaya Jeongin tak berani pergi lagi.

Dengan perasaan bersalah di hatinya, Hyunjin kemudian membawa Jeongin ke toilet dan mulai memandikan tubuh lemas tersebut. Hyunjin membersihkan tubuh jeongin dengan telaten di bawah guyuran shower.

Setelahnya Hyunjin lalu menggendong Jeongin ke kamarnya, memakaikan Jeongin piyama yang ia ambil secara random di lemari rubah tersebut lalu membaringkannya di atas tempat tidur.

Hyunjin mengelus surai Jeongin lembut, menatap lelaki manis yang sedang tak sadarkan diri saat ini.

"Maafkan aku, aku mungkin mencintaimu."

"Tolong jangan pergi."

Hyunjin lalu mengecup dahi Jeongin lama sebelum akhirnya pergi ke ruang kerjanya untuk melanjutkan beberapa hal yang belum selesai.

Tak tau saja Hyunjin jika Jeongin bisa mendengar semuanya dari alam bawah sadarnya, meski tidak terlalu jelas dan terdengar samar.

Jika saja, jika saja Jeongin mendengarnya secara langsung, mungkin semuanya akan sedikit berubah Jin.

Jika saja, jika saja Jeongin mendengarnya secara langsung, mungkin semuanya akan sedikit berubah Jin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


To Be Continue

Lebah coba coba bikin adegan semi bdsm nih. Gimana? Gimana? Tentu tidak hawt dan tidak jelas kan awokawokawok...

Pstt...lebah ngetiknya pas ada emak di kamar loh, tapi emak lagi notnon tv sih dan untungnya lebah bisa mempertahankan poker face ini sehingga tak ada yang curiga kalau lebah lagi ngetik cerita anu anu *emot blekmun

Dahlah dahlah buat yang nagih nagih, lebah udah lunasin ya, maaf mengecewakan :(.

Tertanda, 12/03/2020

Bee, inget tugas sekolah woy!!!

Warm Bed [Hyunjeong] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang