Hyunjin panik pagi ini saat mendapati tubuh rubahnya yang terasa sangat panas. Hyunjin sudah mencoba untuk membangunkan Jeongin namun lelaki manis tersebut tak kunjung membuka matanya.
Tanpa pikir panjang, setelah mencuci wajah juga menggosok giginya, Hyunjin segera menggendong Jeongin ke dalam mobil lalu melajukan besi beroda empat itu untuk pergi ke rumah sakit terdekat.
"Jeong bertahanlah." Hyunjin berucap khawatir saat melihat jeongin yang bergerak gelisah di kursi sampingnya. Hyunjin kemudian mengelus rambut Jeongin pelan, mencoba memberikan ketenangan pada lelaki tersebut, mengabaikan fakta jika Hyunjin tengah membahayakan nyawa keduanya dengan cara menyetir menggunaka satu tangan.
Tak lama, Hyunjin sampai di salah satu rumah sakit kemudian segera menggendong Jeongin masuk ke dalam sana, beberapa suster dengan sigap langsung mengambil brangkar lalu mendorongnya setelah Jeongin direbahkan di atas sana oleh Hyunjin.
Hyunjin tak mengerti kenapa ia menjadi sepanik ini.
•
Cklekkk...
Hyunjin segera bangkit setelah mendengar pintu di sampingnya terbuka, menampilkan sesosok dokter muda yang keluar dari ruangan tersebut diikuti dengan beberapa orang suster di belakangnya.
"Keluarga pasien?"
"Saya."
"Bisa ikut saya sebentar?"
Hyunjin mengangguk lalu mengikuti langkah dokter tersebut memasuki ruangannya.
"Bagaimana keadaan Jeongin dok?"
"Kondisinya tidak terlalu menghawatirkan, pasien hanya drop dan memerlukan perawatan intensif."
Hyunjin menghela nafas lega, cukup bersyukur dengan berita ini. Namun masih ada sesuatu yang mengganjal dan menjadi pertanyaan di hatinya.
"Tapi dok, kenapa Jeongin bisa sampai drop?"
"Ia mengkonsumsi obat tidur tanpa mengikuti resep, selain itu pasien juga kelelahan. Ah iya, inilah alasanku memanggilmu ke sini, apa kalian sering bercinta?"
Hyunjin tersentak kaget, apa-apaan pertanyaan itu? Namun Hyunjin yakin jika pertanyaan itu demi kebaikan Jeongin, oleh sebab itu Hyunjin menganggukkan kepalanya meski terlihat ragu.
Fyi, dokter tersebut mengetahuinya setelah melihat banyaknya tanda di leher serta dada Jeongin, bukan pertama kalinya ia mendapati pasien yang akhirnya drop karena terlalu kelelahan saat bercinta.
"Sebaiknya kau jangan membuatnya kelelahan untuk beberapa waktu ke depan, jika tidak kondisinya akan drop lagi. Dan juga tolong perhatikan pola makannya, pasien sepertinya mengalami infeksi di bagian lambung."
Ah, Hyunjin merutuki dirinya sendiri saat ini.
"Baiklah dok, terimakasih banyak."
"Sama-sama, kau boleh pergi sekarang."
Setelahnya, Hyunjin langsung keluar dari ruang dokter tersebut dan berjalan ke tempat administrasi untuk mengurus perawatan Jeongin di sini. Setelah semuanya sudah selesai, Hyunjin kemudian membawa langkahnya untuk menemui Jeongin yang telah dipindahkan ke kamar rawat biasa.
Cklekk...
Hyunjin membuka pintu berwarna coklat di hadapannya, menampilkan sosok Jeongin yang terbaring lemah di atas bangsal rumah sakit dengan pakaian khas tempat ini juga sbeuah selang infus yang menancap di tangan Jeongin.
Hyunjin berjalan menghampiri Jeongin kemudian menarik sebuah kursi dan duduk di samping pemuda manis tersebut.
Hyunjin menggenggam tangan Jeongin sembari mengelus pipi yang lebih muda dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warm Bed [Hyunjeong] ✔
FanfictionHanya kisah klise tentang Hyunjin dan Jeongin. Hanya sebuah konflik yang berakar dari masalah hutang piutang. Hanya tentang Jeongin yang menjadi boneka sex Hwang Hyunjin. Hanya itu, tak ada yang terlalu menarik di kisah ini. Tapi sepertinya sedikit...