Chapter 10 - Jeno...

10.2K 1.1K 103
                                    

Jeongin merasa aneh dengan perubahan sikap Hyunjin, benar-benar merasa aneh.

Maksudku, siapa yang tak akan merasa aneh jika pada awalnya kau diperlakukan secara kasar oleh seseorang dan tiba-tiba saja orang tersebut berubah menjadi sangat perhatian. Bisakah kau mencernanya dengan akal sehat?

Sepertinya hal itu tak berlaku bagi Jeongin, meski tengah dilanda kebingungan, namun Jeongin memilih untuk mengabaikan semuanya, termasuk segala bentuk perhatian yang Hyunjin tawarkan. Jeongin bahkan menolak saat Hyunjin ingin mengantarkannya pergi ke kampus, ah lebih tepatnya, Jeongin melarikan diri pagi-pagi sekali dari rumah besar tersebut.

Ah ngomong-ngomong, Jeongin telah sembuh dan dapat keluar dari rumah sakit tersebut beberapa hari yang lalu, -tentu saja setelah mendapat ceramah mengenai kesehatan dari dokter yang mana membuat Jeongin merasa sangat malas untuk mendengarnya- dan hari ini pemuda Yang tersebut sudah bisa kembali menjalani aktifitas sebagai mahasiswa informatika.

Algoritma, Jeongin datang.

Hari ini jam kuliah Jeongin hanya sedikit oleh sebab itu pemuda manis ini sudah bisa pulang ke rumah saat jam menunjukkan pukul dua belas lewat beberapa menit. Jeongin memutuskan untuk beristirahat demi mengembalikan tenaga untuk pergi berkerja di bar nanti. Jujur Jeongin merasa tak enak dengan Woojin karena lama tak bekerja tanpa sempat memberikan alasan, beruntung saja Jeongin tak dipecat.

Kali ini, Jeongin harus mengambil jalan memutar untuk keluar dari area fakultasnya, Jeongin tak ingin bertemu dengan Hyunjin karena biasanya pada saat jam istirahat seperti ini, entah bagaimana caranya Hyunjin akan muncul di hadapan Jeongin.

Jeongin membawa kakinya melangkah melewati wilayah fakultas teknik mesin, bisa Jeongin lihat ada beberapa mahasiswa ataupun mahasiswi yang memandang aneh ke arahnya, mungkin merasa asing dengan wajah Jeongin mengingat pemuda tersebut yang jarang bersosialisasi.

Namun sepertinya keputusan Jeongin salah kali ini, secara tak sengaja Jeongin berpapasan dengan orang yang sangat ingin ia hindari.

Bukan, bukan seorang Hwang Hyunjin, melainkan...

"Jeongin?"

"Jeno?"

Lee Jeno, pemuda yang pernah hampir mencumbu Jeongin di bar dan membuatnya berakhir dihukum oleh Hyunjin.

Jeongin sangat terkejut, apakah Jeno juga salah satu mahasiswa di kampus ini? Tapi sejak kapan, kenapa Jeongin tak mengetahuinya sama sekali?

Ah sudah lupakah kau jika dirimu itu jarang berjalan-jalan di area kampus Jeong? Yang menjadi destinasi wisatamu saat ke kampus hanya kelas, ruang dosen, perpus, kantin dan juga toilet, hanya itu. Tak heran jika kau bahkan tak mengenal banyak orang di sini.

Tanpa pikir panjang, Jeongin segera membalikkan badannya dan hendak berjalan menjauh, memilih untuk berpura-pura tak melihat Jeno. Sumpah demi apapun, Jeongin tak ingin berurusan dengan pemuda itu lagi, sudah cukup Jeongin terkena masalah dulu.

Namun sayangnya Jeno dengan cepat mengejarnya lalu menahan lengan Jeongin. Jeno tak peduli bahkan jika Jeongin memberontak sekalipun, ia hanya ingin membicarakan beberapa hal dengan Jeongin dan sepertinya Tuhan kali ini tengah berbaik hati padanya sehingga mempertemukan dirinya dengan Jeongin di sini.

"Hey Jeongin, aku ingin bicara."

"Lepaskan aku." ucap Jeongin sembari menghentakkan tangannya sehingga terlepas dari genggaman Jeno. Jeno itu keras kepala, oleh karenanya Jeno segera menahan kerah belakang dari kemeja yang Jeongin kenakan saat rubah tersebut hendak melarikan diri lagi, membuat langkah Jeongin terhenti.

"Kumohon Jeong, hanya sebentar, aku ingin meminta maaf."

Mendengar nada suara tersebut membuat Jeongin menghentikan aksi memberontaknya, Jeongin terdiam sebentar guna menimbang apakah ini keputusan yang benar atau tidak.

Tak lama, Jeongin kemudian menganggukkan kepalanya, membuat Jeno menghela nafas lega lalu melepaskan pegangannya di kerah belakang Jeongin.

"Cepatlah, aku harus segera pulang." ucap Jeongin yang kini tengah berdiri di hadapan Jeno, pandangan matanya masih tetap memancarkan kewaspadaan yang besar. Meski ini area kampus dan masih lumayan banyak ada orang-orang yang berlalu lalang, namun hal tersebut masih belum bisa membuat Jeongin merasa aman, Jeno bisa saja berbuat nekat lalu melakukan hal yang aneh-aneh padanya.

Jeno menghembuskan nafasnya, Jeongin berdiri dengan jarak yang lumayan jauh, ketara sekali jika pemuda tersebut merasa takut dengannya.

"Jeong maafkan aku mengenai perilakuku saat pertama kali bertemu denganmu di bar."

Jeongin hanya diam dengan pandangan datarnya.

"Lalu?"

"Tak seharusnya aku melakukan hal tak senonoh seperti itu padamu, aku hanya sedang mabuk saat itu."

Mendengar kalimat yang dilontarkan Jeno, Jeongin kemudian memutar bola matanya malas. Tak tahukan Jeno karena ulahnya itu Jeongin harus menahan rasa perih di pantatnya selama beberapa hari?

"Hey tuan Lee, kuharap lain kali kau tak mengulangi perbuatanmu lagi. Jika sekali lagi kau berani menyentuhku maka aku tak akan segan-segan menghabisimu." ancam Jeongin sembari menunjuk wajah Jeno lalu menampilkan ekspresi intimidasi yang justru terlihat sangat aneh.

Jeno berusaha mati-matian untuk tak menyemburkan tawanya, Jeongin terlihat lucu saat ini.

"Baiklah, aku berjanji tak akan mengulanginya. Jadi, apakah kau memaafkanku?"

Sebenarnya, Jeongin ingin meninggalkan Jeno di sini dan segera pulang ke rumah, namun hal tersebut akan tersa sangat tak sopan.

"Hmmm...baiklah kali ini kumaafkan." pada akhirnya Jeongin menganggukkan kepala meski belum terlalu iklas.

"Kalau seperti itu, bisakah kita memulainya dari awal? Aku Lee Jeno, kau?" tanya Jeno sembari mengulurkan tangannya ke depan.

Jeongin memalingkan wajahnya lalu terkekeh pelan, Jeno ternyata cukup konyol.

"Aku Yang Jeongin dan jangan berani-beraninya menciumku." canda Jeongin kemudian menyambut uluran tangan Jeno, membuat Jeno terkekeh pelan.

Ya sepertinya sebuah kesempatan kedua tak terlalu buruk. Toh Jeno juga telah meminta maaf kepadanya. Sesuatu yang buruk tak akan terjadi, kan?

 Sesuatu yang buruk tak akan terjadi, kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue

Salfok moment Hyunjeong di mv, seriusan lebah ngakak pas Jeongin ngambil minumannya Hyunjin 🤣

Tertanda, 26/03/2020

Bee, ditemani lagi Mixtape On Track

Warm Bed [Hyunjeong] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang