Bagian Empat 💔💔💔

345 12 0
                                    

Andai kamu tau, kalau aku diam-diam memiliki perasaan untukmu, tapi aku rasa kamu tidak akan tau itu, biarlah aku disini yang diam-diam mengharapkanmu, dan Biarlah waktu yang menjawabnya.
[Riski]

---

Aku hanya tersenyum mendengar kata-kata Delia.

Lalu, kami masuk kekelas dan duduk manis sambil menunggu guru datang.

💔💔💔

"Kejora! Lo tuh benar-benar udah keterlaluan! Lo udah nyakitin perasaannya Celina. Coba Lo bayangin, gimana perasaan Lo, kalo Lo ada diposisi dia!" Riski tengah memegang kerah baju Kejora saat ini, dan memukulinya beberapa kali. Kentara sekali bekas tinjuan Riski.

Bugh.

Bugh.

Bugh.

"Rasakan ini!" Riski tengah tersulut emosi kini.

"Lo ancurin persahabatan kita? Iya!? Demi cewek jelak itu!" ucap Kejora dengan tatapan yang sinis kearah Riski.

Lalu, Riski kembali melayangkan tinju kearah Kejora dan membuatnya langsung tersungkur ketanah.

"Jaga bicara Lo yah! Emang Lo udah sempurna? Ha! Bajingan! Itu lebih pantas buat sebutan Lo. Yang enggak pernah menghargai perasaan orang lain!"

"Cih, memang Gue enggak pernah ngehargain perasaan dia! Gue pengen dia nyadar, kalo Gue emang enggak suka sama cewek pendek itu! Ngerti Lo!"

Riski semakin menatap Kejora dengan penuh api dan kebencian bisa-bisanya seseorang yang telah dia anggap sahabat ini mengatakan itu. Bahkan untuk mengakuinya sahabat saja Riski tidak sudi. Bajingan! Cihhh. Riski menatap jijik kearah Kejora.

"Kenapa? Lo marah Gue ngatain dia? Iya!? Itu memang kenyataannya sahabat." Kejora menepuk-nepuk bahu Riski dengan tatapan yang sinis.

"Lo memang bajingan! Berengsek! Nyesel Gue udah sahabatan sama bajingan kayak Lo!" Riski semakin benci kepada Kejora.

"Kenapa? Lo nyesel sahabatan sama Gue? Iya!? Demi cewek itu!"

"Lo memang benar-be--" kata-kata Riski terpotong dan tidak jadi melayangkan tinju lagi keKejora.

"Udah Ki, Lo udah mukulin Kejoranya."

Riski tersentak dan kaget melihat Ardila yang tiba-tiba datang.

"Tapi dia ini udah bajingan, berengsek! Enggak punya hati!"

"Iya Gue tau, lagian Lo kayak enggak kenal aja sama dia. Dia kan memang dari dulu bajingan, jadi percuma saja Lo mukulin dia sampai matipun dia enggak akan sadar."

Riski mencerna baik-baik omongan Ardila. Ardila ada benarnya juga.

"Oke, Lo selamat kali ini, tapi sekali lagi Lo nyakitin Celina. Gue enggak akan segan-segan buat ngabisin Lo!" Riski tak akan main-main dengan ucapannya dia akan bersungguh-sungguh dengan apa yang dia ucapkan.

"Kenapa? Ha? Kenapa?"

Riski menaikkan satu alisnya," Kenapa apa?" tanya Riski yang bingung.

"Kenapa enggak sekalian Lo abisin Gue aja! Biar Lo sama bidadari Lo itu seneng, kalo Gue mati iyakan? Itu yang Lo mau? Abisin Gue sekarang!" perintah Kejora.

Riski tak menghiraukan Kejora dia lebih memilih untuk pergi.

"Abisin Gue sekarang!" teriak Kejora lagi, tapi tetap tidak dihiraukan oleh Riski. Riski sudah pergi menghilang dari hadapan Kejora yang terlihat kesakitan.

"Sial!" teriak Kejora Frustasi.

"Sini Gue bantu." Ardila menjulurkan tangannya untuk membantu Kejora, tapi Kejora tepis.

SAD ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang