Bagian Satu 💔💔💔

997 32 0
                                    

Kau tau bagaimana sakitnya, jika cintamu tak dihargai sedikitpun, jika tidak, maka akan aku kasih tau bagaimana rasanya.
[Celina]

---

Seorang gadis tengah termenung duduk dibangkunya sendirian. Sebut saja namanya Celina. Celina memiliki satu orang teman laki-laki yang bernama Malik tidak terlalu dekat memang hanya sekali-kali bicara, itupun juga kebetulan. Celina juga memiliki sahabat yang bernama Delia dia orangnya pendiam sekali, tapi pintar beda dengan diri Celina dia termasuk kategori punya otak yang pas-pasan bahkan bisa dibilang hampir mendekati bodoh.

Celina diam-diam menaruh hati dengan seorang pria yang ada dikelasnya sebut saja namanya Kejora. Celina suka Kejora bukan karna dia tampan BUKAN, tapi karna sikapnya yang apa adanya dikelas dan suka ngelawak juga hingga membuat seisi kelas tertawa dibuatnya.

"Del kantin yuk!" ajak Celina sambil menyenderkan bahunya didinding.

"Iya tunggu sebentar." Delia menaruh bukunya kedalam tas, lalu berjalan berdua dengan Celina kekantin.

"Kamu beli apa del?" tanya Celina.

"Hmm kayak biasa." sahut Delia.

"Oke."

Dikantin.

"Buk, pesan dua porsi bakso sama dua es teh yah?"

"Iya tunggu sebentar nak." kata ibu kantin.

"Oke Buk." sahut Celina.

"Kita duduk situ aja yuk!" ajak Celina kearah bangku yang kosong itu, sementara Delia hanya menurut saja.

Setelah pesanan kami datang tadi, kami berdua pun makan dengan hikmatnya tidak ada pembicaraan diantara kami berdua, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu.

Selesai makan kami berdua menuju kekelas, tapi setelah kami kekelas banyak yang menyoraki kami dengan kata cie-cie.

"Kenapa?" tanyaku yang bingung.

"Cieee kamu suka sama Kejora yah?"

Deg.

Aku langsung terkejut mendengarnya." Darimana orang-orang dikelasku bisa tau?" batinku.

"Kejora! Kejora! Ada salam dari Celina," ucap Reza kepada Kejora.

Sumpah aku malu banget mau ditaruh mana mukaku, ingin rasanya aku berteriak dan lari saja sungguh memalukan.

"Apaan sih!" jawabnya datar.

Aku merasa sakit? Iya tentu, aku merasa malu? Iya tentu saja. Semuanya aku rasakan campur aduk. Sebegitukah buruknya diriku dimatanya, hingga bahkan memandangku pun tidak?

Dia hanya menatapku tajam dan sepertinya dia malu disukai oleh perempuan sepertiku aku itu definisinya pendek, tapi enggak jelek-jelek banget bisa dibilang aku itu manis orangnya, tapi entah mengapa? Dia sebegitu bencinya kepadaku.

"Sabar yah Cel." ucap Delia sambil merangkulku.

"Hmm, iya Del." jawabku tak bersemangat.

Aku dan Delia pun duduk didepan kelas, menunggu hingga guru kepelajaran berikutnya datang.

Aku berusaha kuat. Bayangkan saja belum berjuang sudah dibegitukan sakit bukan.

Aku tidak bisa konsen memperhatikan guru yang sedang mengajar didepan, karna hal tadi. Ini pasti gara-gara sintia. Isss dasar omongannya tidak bisa dipegang. Batinku. Aku hanya menatap temanku Sintia dengan tidak suka.

Sintia itu teman sebangkuku, jangan kalian pikir aku sebangku dengan Delia TIDAK. Delia duduk dikursi paling depan. Dia duduk sama Agil, sedangkan aku duduk paling belakang nomor dua sebangku dengan Sinta hm, menyebalkan memang.

SAD ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang