Bagian Dua 💔💔💔

490 19 1
                                    

Apa kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan itu, kamu telah menyakiti hatiku, dan aku tau kamu tidak akan peduli akan hal itu. Tapi setidaknya hargai, walaupun hanya setitik.
[Celina]

---

Malam ini rasanya aku tidak bisa tidur aku masih merasakan sesak didadaku. Baru pertama kali ini aku merasakan sesakit ini. Dan mungkin mataku telah sembab, akibat dari menangis dari tadi. Sungguh dadaku sangat sakit buliran kristal ini tidak bisa berhenti untuk tidak mengeluarkan kristalnya.

"Celina! Kamu udah tidur belum?" teriak bundaku mengedor pintu kamarku.

Aku tak ingin menjawabnya biar bundaku mengira, kalau aku sudah tidur. Aku sedang tidak ingin diganggu saat ini.

"Hmm sepertinya sudah tidur." gumam bundaku, lalu pergi.

Aku bangun dari tempat tidurku, lalu menuju meja belajarku, dan mulai menuliskan sesuatu dibuku diaryku.

Dear diary

Kamu itu adalah salah satu penyemangatku disekolah, tapi kini semuanya berubah. Kau menghancurkanku dalam sekejap dengan kata-kata yang kau lontarkan kepadaku. Sungguh aku sakit, aku sesak, dan aku malu hilang muka dihadapanmu. Aku ditolak mentah-mentah didepan teman-teman. aku malu sungguh belum lagi dirimu yang selalu saja menyakitiku, dengan kata-kata kasarmu. Kenapa? Kamu seperti tidak punya hati.

Bengkulu 22 Desember 2019.

Setelah menuliskan diary aku pun tidur mataku yang sembab ini sudah mengantuk. Kecapekan karna menangis mungkin.

"Hoaammm." aku pun tertidur pulas.

💔💔💔

Keesokan harinya, mataharipun telah turun dari singgasananya. seperti biasa dia menelusup masuk melalui celah-celah jendela kamarku, membuatku membuka mataku secara perlahan.

"Hooam udah siang nih." gumamku yang masih mengumpulkan setengah nyawaku.

Lalu, aku menggerak-gerakan adikku, agar bangun dari tidurnya untuk sekolah.

"Dek, bangun udah siang, nanti kamu terlambat lagi."

"Hmm, jam berapa kak?" tanya adikku yang masih menutup matanya ngantuk.

"Jam 06.00" jawabku.

"Apa!?" Khisanah langsung terbangun mendengar kata-kataku tadi."Aku terlambat kak," ucapnya, lau cepat-cepat menuju kamar mandi.

Aku hanya terkekeh melihat kelakuan adikku itu.

💔💔💔

Kami kini sudah berkumpul dimeja makan untuk sarapan. Selesai dengan sarapan aku dan adikku pun  menyalami punggung kedua orang tua kami, lalu pergi menggunakan kendaraan beroda duaku.

"Belajar yang benar!" ujarku, lalu mengacak-ngacak kerudung adikku.

"Iya kakak bawel! Berantakan tau kerudungnya." adikku memanyunkan bibirnya 5 centi yang membuatku tambah terkekeh.

"Yaudah kakak pergi yah."

"Iya."

Aku pun menggunakan kendaraan beroda duaku dengan laju yang sedang, karna masuk juga masih lama, dan aku malas sendirian dikelas, kalau masih sepi kelasnya.

Tiba-tiba aku kepikiran tentang Kejora yang menolakku mentah-mentah. Aku menghembuskan nafasku dengan kasar malas sekali rasanya sekolah hari ini, kalau bukan mikir nilai.

Aku memarkirkan motorku diparkiran sekolah tepat didepan gerbang sekolah.

Tiba-tiba Riski memanggilku.

SAD ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang