5. Sebuah kepercayaan

42 2 0
                                    

ada yang pura-pura sibuk agar tidak terlihat menunggu kabar seseorang ~ Nathan Guntur Diatama.

5. Sebuah kepercayaan


Seseorang menepuk pundak Nathan. "Ngapain lo disini?" tanya seseorang tersebut. "Lo yang nolongin adik gue?" lanjut orang tersebut.

Nathan tau!, ia kenal siapa orang yang menepuk pundaknya sekaligus bertanya. Ya!, orang itu Langit Hafiz Dartamadi. Tunggu? Dia bilang apa tadi?, 'adik gue' jadi orang yang sedang Nathan temani adalah adik Langit?.

"Hm."

"Thanks,"

"Gue berharap lo bisa bantu gue untuk jaga dia," lirih Langit.







Dahi Nathan mengeryit, sungguh ia tak mengerti apa maksud dari perkataan Langit tadi. "Maksudnya apa?" tanya Nathan.

Langit menghela napas lelah. "Besok keruangan basket sebelum bel masuk, gue tunggu disana," ucapnya yang dibalas deheman oleh Nathan.

Langit menatap Nathan. "Gue beli minum dulu dikantin Rumah sakit, jagain adik gue bentar." ucap Langit berbalik dan melangkahkan kakinya menuju kantin Rumah sakit.

Nathan menatap gadis yang masih setia menutup matanya, jantungnya berdetak dua kali lipat, saat ia tak sengaja melirik tangan gadis tersebut yang sedikit bergerak.

Dengan cepat Nathan menekan tombol yang berada diatas brankar Rumah sakit tempat gadis itu menutup mata, selang beberapa detik seorang dokter datang dan memintanya untuk keluar karena pasien akan diperiksa.

Nathan keluar dan melihat sekelilingnya tidak ada orang. 'kemana teman sekelasnya gadis itu' batin Nathan dan setelahnya ia duduk. 10 menit setelahnya Nathan melihat seorang dokter keluar dari ruangan gadis itu dengan gerakan reflexs Nathan berdiri didepan dokter tersebut dengan wajah datar yang selalu terikat dengannya.

"Nanda sudah sadar kamu boleh masuk," ucap seorang dokter yang Nathan lihat di name tagnya bernama 'dr.Ari Atmaja'.

"Saya harap kamu bisa jaga Nanda, saya pergi dulu masih ada pasien yang harus saya periksa." lanjut dokter Ari dan setelahnya ia melenggang pergi.

Dua kali!, sudah dua kali Nathan mendengar kalimat itu, ada apa sebenarnya?, siapa yang harus Nathan jaga?, sungguh Nathan sangat tidak mengerti.

«|»

Suara motor berderum memasuki kawasan sekolah. Ya!, itu Nathan dan teman-temannya, seketika mereka menjadi pusat perhatian para perempuan.

'Tambah cakep aja kak Andra'

'Aduhh ketos kuu manis bener'

'Kak Nathan diem-diem bae'

'ihhh lucuu banget kak Fajar'

Dan masih banyak lagi celotehan para perempuan. Nathan dan teman-temannya memarkirkan motornya, Dandi membuka helm dari kepalanya dan diikuti oleh teman temannya.

"Eh gue duluan ya, mau ke ruang osis dulu ada yang mau gue urus." ucap Dandi seraya turun dari motornya dan pergi.

"Gue juga duluan" ucap Nathan turun dari motornya dan berjalan menuju ruang basket untuk menepati janjinya bertemu dengan Langit.

"Si Nathan mau kemana tuh?" tanya Fajar kepada Andra, Andra mengangkat bahunya pertanda ia tak tau.

Andra turun dari motornya dan berjalan menuju kelasnya meninggalkan Fajar yang masih duduk diatas motor ninja miliknya sendiri

NathaNandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang