One

927 76 51
                                    

........
.
.
.
.
.
.
.
.
Sasuke menyapu apapun yang ada di tas meja kantor dengan tangan nya. Berkas berterbangan, laptop nya terbelah. Seluruh barang-barang berceceran tak keruan. Jas nya di buang. Sasuke tidak peduli jika di anggap orang gila.

Mengacak rambut frustasi.

Buukkkkk.......

Sasuke meninju meja mahogani itu.

Pikiran Sasuke terbang tak tentu arah mengingat wanita yang sangat di cintai nya pergi.Pergi saat resepsi pernikahan laknat nya dengan Sakura.

Pagi ini salah satu orang yang telah dia sewa gagal menemukan keberadaan Naruto. Gagal lagi. Bertahun-tahun lalu mereka menjalin kasih. Terhalang kenyataan sialan. Naruto lebih memilih meninggalkan nya demi kakak tiri nya.

Bertahun-tahun Sasuke mengokohkan diri. Demi mencari keberadaan wanita itu. Namun saat wanita itu muncul lagi, sekali lagi dia di tinggal kan.

Sasuke terus mencari. Meski gagal, gagal, gagal, dan selalu gagal!!

Naruto seperti hilang di telan bumi. Meninggal kan Sasuke yang gagal move on!!!

"Aku tidak peduli... " Bisik Sasuke pada dirinya sendiri.

"Aku sudah menikahi Sakura sesuai keinginan mu.. Maka.... Kau harus memenuhi keinginan ku... "

Sasuke menarik laci. Sebuah amplop yang warna nya sudah hampir pudar berisi surat. Surat Yang Naruto kirimkan untuk nya setelah dulu Naruto pergi entah kemana.

Sudah setahun berlalu sejak pernikahan nya dengan Sakura. Kehidupan Sasuke tidak berubah. Hanya tempat pulang nya berubah.

Tidak terjadi apapun diantara dia dan Sakura. Tidak ada cinta, tidak ada kehidupan rumah tangga. Yang ada hanya tinggal serumah. Sasuke tidak pernah benar-benar berusaha menyukai Sakura.

Entah.... Menyukai wanita lain terdengar mustahil untuk nya.

Pintu terbuka. Itachi tidak terkejut melihat kantor Sasuke yang super acak-acakan. Yah..tidak heran. Adik nya memang Ngamukan.

"Sasuke sampai kapan kau bertingkah seperti orang gila??? "

Itachi berkata tenang. Membuat nya mendapat tatapan tajam.

"Kasihan Sakura menghadap mu. " Itachi geleng-geleng.

Sasuke menegakkan badannya. Di berjalan melewati Itachi. Kemudian dia berhenti di ambang pintu.

"Kau ambil saja!!! "

"Hei.... "

Brak kkkk!!

Sasuke membanting pintu. Dia tidak perlu mendengar omongan Itachi. Atau apapun yang akan kakaknya katakan. Basi!!!

Sasuke butuh ruang!! Dia butuh sendiri!!

Sasuke mengedarai mobil meninggalkan kantor. Persetan dengan meeting apapun, terserah jika kolega nya membatalkan kerja sama dengannya. Toh dia tidak akan jatuh miskin.

Sasuke menginjak pedal gas membelah jalanan yang mulai dituruni hujan.

Hujan. Naruto...

Lagi, lagi, lagi dan lagi. Segala nya mengingat kan pada wanita itu.

Aku gila pikir Sasuke. Aku sudah gila Naruto. Dan semua ini karena mu. Kau harus bertanggung jawab.

Sasuke menyerngit saat ponsel di saku nya bergetar.  Beruntung sekali benda itu tidak kena amuk nya tadi.  Kening nya berkerut melihat siapa yang menelpon.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang