Heejin membuka pintu kamar kemudian sedikit mengintip.Kosong.
Tidak ada siapapun.
"Bu, Jisung belum pulang dari semalam ya?"tanya Heejin pada Bu Siti
"Iya non, katanya nginap di rumah temannya."
"Oh..."katanya Heejin menipiskan bibir, "kalo gitu saya berangkat ke kantor dulu ya, Bu."
"Iya hati-hati non."
Heejin keluar dari apartemen kemudian mencibir kecil, "kabarin Bu Siti bisa, gue engga."
Heejin baru akan mengeluarkan hape untuk memesan taksi tapi tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti di depannya.
Kaca mobil perlahan turun memperlihatkan wajah pengemudi. Heejin refleks melongo, "ngapain lo pagi-pagi ke sini?"
Pemuda itu tersenyum miring, "ngantar lo lah, apalagi?"katanya tanpa beban, "Lagian lo belum punya mobil juga kan."
Heejin melengos kemudian membuka pintu mobil dan masuk.
"Emang gapapa lo antar gue? Kan jadinya lebih jauh dari perusahaan lo."
Wonwoo menggeleng kecil, "gapapa, lagian gue mau jemput orang lagi, ga jauh dari perusahaan lo."
"Jadi supir taksi ya lo."ledek Heejin, "Joy ya?"tebak Heejin
Wonwoo melirik sekilas, "lo kenal Joy?"
Heejin menggeleng, "tau doang, sekretaris baru lo yang kemarin telat itu kan?"
Wonwoo menganggukkan kepalanya pelan kemudian menipiskan bibir, "dia temen gue pas kuliah. Makanya dia suka songong sama gue, dia mandang gue temen kuliah bukan bos nya."kata Wonwoo mencibir kecil
Heejin tersenyum kecil tapi segera mengulum bibirnya. Hohoho apa ini, Wonwoo sedang jatuh Cinta?
Heejin berdehem kecil, "gue kemarin lihat lo sama Joy jalan berdua."kata nya memancing membuat Wonwoo melirik, "kalian cocok loh."
Wonwoo langsung menolehkan kepalanya tapi hanya sebentar kemudian kembali memandang jalan. "Apaan sih."
Heejin tertawa kecil kemudian tersenyum melipat tangannya ke depan dada, memandang jendela.
Wonwoo udah sama Joy, Jisung ga bakal cemburu-cemburu an lagi. Tapi,
Heejin membasahi bibir bawahnya, mulai termenung.
.
Bug!
"Bangun gobs."kata Jeno melemparkan bantal pada wajah Jisung
Jisung mendorong bantal yang menimpuk wajah nya itu lalu memandang Jeno sebal.
Jisung mengubah posisinya menjadi duduk, tangannya terangkat menutupi mulutnya yang menguap kecil
"Lo ga ngampus?"
Jisung menggelengkan kepalanya pelan kemudian mengucek matanya. "Sekarang udah jam berapa?"
Jeno membuka hape nya melihat jam di hape, "setengah sebelas Sung."
Mata Jisung sukses melebar, dengan cepat ia meraih jaketnya dan keluar.
"Balik dulu, hyung!"
Jeno menggelengkan kepalanya pelan kemudian kembali menidurkan dirinya ke atas kasur.