Chapter 04

18.8K 1.6K 33
                                    

Heejin menatap layar komputer nya melamun. Setelah insiden kemarin, Jisung sama sekali tidak menelpon nya, juga tidak mengirimkan chat.

"Hee proposal lo ud-,"Nayoung berhenti bicara saat menyadari Heejin melamun, "Hee? Heejin?"karena tidak mendapatkan jawaban sama sekali Nayoung pun berjalan mendekati Heejin dan menepuk bahunya

"Heejin,"

Nayoung ikutan kaget saat Heejin tersentak

"Lo kenapa heh? Kok melamun."

"Ah eh, oh? Engga kok, engga apa-apa"kata Heejin mengelak

"Ohya?"jawab Nayoung tidak percaya

"Iya iya gue gapapaaaa, lo mau bilang apa tadi?"kata Heejin kembali memperhatikan layar komputer nya

"Proposal lo udah gue kasih ke Dire--"

"APA!?"teriak Heejin dengan keras membuat Nayoung tersentak kaget

"Wae wae wae!? Kyulkyung ngasih ke gue proposal nya, katanya lo minta gue kasihin ke Direktur."

Heejin membelalak, "gimana bisa proposal gue bisa sama Kyulkyung!?"

"Ma-mana gue tau! Gue kira lo yang minta dia buat kasihin gue proposal nya buat kasih ke Direktur"kata Nayoung membela diri, tapi tidak lama ia menipiskan bibirnya, "emang kenapa dah?"tanyanya dengan suara sedikit lebih rendah

"Itu proposal nya belum selesai, lo engga lihat dulu proposal nya!?"

"Eng-engga... Aduh gimana dong?"

Heejin berdecak, "ah bodo lah!" ia pun segera ke ruangan Direktur nya

---

Heejin bergidik ngeri mengingat ekspresi marah Jisung kemarin. Ini adalah kedua kalinya Heejin melihat Jisung marah.

Pertama kali itu pas SMA saat Heejin diganggu kakak kelas, itu Jisung marah banget.

Padahal sebelum-sebelumnya Heejin ga pernah lihat Jisung marah.

Memang ya marahnya orang yang engga pernah marah itu serem.

Heejin melirik jam di tangannya, 8.56 malam

Heejin memasukkan handphone beserta laptopnya kedalam tas. Tidak lupa proposal yang belum ia selesaiksm tadi ia masukkan kedalam laci.

"Heejin..."

"Hm."

"Sori ya yang soal proposal tadi pagi, gue beneran gatau"

Heejin menghela nafas, "gapapa. Gue engga salahin lo juga soal tadi,"

Nayoung pun tersenyum lega, "kalo gitu kita ke RR Cafe bentar yuk? Katanya disana ada menu baru"

Heejin berpikir sebentar, sepertinya tidak masalah ia pergi ke cafe dulu bersama Nayoung, mereka pasti hanya sebentar. Ia masih ada waktu untuk menemui duo J

"Ayo"

---

Heejin sedaritadi hanya mengaduk minumannya, lagi lagi ia melamun

Nayoung yang daritadi merhatiin Heejin jadi gemes.

"Kenapa sih Hee? Daritadi melamun melulu ah"

Heejin menghela nafas lalu mulai bercerita tentang kejadian semalam. "Dan dia engga ngirim chat ataupun telpon gue, sampai detik ini"katanya mengakhiri ceritanya

Nayoung menyedot sedikit strawberry milkshake nya, "gampang sih, chat atau telpon dia duluan aja"katanya tanpa beban. Memang harus begitukan?

Heejin memasang wajah galak, "gue-,"ucapannya terhenti dan ekspresi wajah menjadi berubah, "gue malu"katanya dengan suara kecil

Nayoung ternganga kecil, "malu gimana sih Hee? Dia suami lo sendiri kok-"

Heejin mendecih, "suami? Nikah aja belum"katanya ketus

Nayoung jadi menggaruk kepalanya sendiri, merasa bingung dengan sikap Heejin yang bisa berubah kapan saja. Labil.

"Kalo dia engga ngirim chat berarti dia lagi ngambek sekarang, kalo lo engga kirim chat duluan nanti dia kiranya lo engga peduli loh"

Heejin terdiam. Apa yang di katakan oleh Nayoung benar, "tapi kalau Jisung lagi sibuk gimana?"

"Gapapa kali yang penting lo tunjukin kalo lo peduli."

Heejin menurut, ia meraih hape nya dan membukanya.

Heejin membelalak saat mengetahui jam berapakah sekarang, 9.47

"Astaga astaga astaga"Heejin jadi panik sendiri dan dengan buru-buru memasukan handphone nya kedalam tasnya, "gue balik dulu, Nay"

"Eh, oh iya, hati-hati ya!"

Heejin menggerutu, bisa-bisa nya ia lupa waktu. Beruntung karena malam jalanan jadi sepi, ia pun bisa sampai di rumah jisung dalam 12 menit.

Heejin memarkirkan mobilnya di parkiran apartemen Jisung

Setelah sampai di depan pintu tempat Jisung, ia menghela nafas sebentar lalu menekan sandi nya.

Cleck

"Sekali lagi maaf ya bi saya kemalaman pulangnya"

"Iya gapapa, bibi pulang dulu ya"

"Iya hati-hati bi"

"Pulang dulu non"

"Eh, iya bi, hati-hati"

Heejin tertegun saat Jisung menatap nya datar, "kenapa baru pulang?"

"Lo sendiri juga, gue denger tadi"

Jisung menghela nafas, "pasti ketemu Wonwoo tuh"

"Hah?"Heejin menatap Jisung dengan ekspresi tak terbaca, "kok lo jadi nethink gini sih?"

"Emang iyakan?"kata Jisung

Heejin jadi ternganga kecil, tak percaya apa yang barusan ia dengar. Baru ia akan berbicara, langsung berhenti dan menjadi emosi sendiri mendengar perkataan Jisung

"Kamu kesini mau ketemu Jena sama Jian kan? Tuh mereka di kamar. Habis lihat mereka langsung pulang aja"

"Engga, gajadi, gue mau pulang aja!"

Karena emosi Heejin pun pergi

Jisung menghela nafas, ia jadi bingung kenapa ia bisa sekesal ini? Rasanya ini terlalu berlebihan

---

Tringg Tringg

Heejin melirik layar handphone nya, Lim Na Young

Heejin pun menggeser tombol hijau keatas,

"Uda-"

"GARA-GARA LO NGAJAK KE CAFE JISUNG JADI SALAH PAHAM LAGI NYET!"

"Lah kok jadi gue!? Lo yang gamau chat duluan!"

"Bodo ah gue lagi ga mood. Bye!"

Heejin langsung menekan tombol merah, sambungan pun terputus

Heejin menghela nafas, "fokus nyetir aja Hee, fokus..."

a/n:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


a/n:

Cerita ini semakin tak berarah

Young Dad ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang