Last Chapter

17K 945 130
                                    


Jisung keluar dari aula dengan tangan memegang buket bunga, kemudian ia mengedarkan pandangannya, mencari seseorang.

Jisung menghela nafas berat, serius dia ga ingat?

"Azek udah lulus."

Tiba-tiba saja dari belakang seseorang merangkul nya membuat Jisung sedikit kehilangan keseimbangan.

"Hyung!"Jisung mendelik menatap Haechan galak

"Nape sih muka nya masam-masam, ini tuh hari bahagia lo, senyum dong elah."kata Mark mengusap wajah Jisung kasar.

Jisung mendelik tidak terima.

"Oh gak ada Heejin ye?"goda Jaemin membuat Jisung diam-diam melengos pelan

Jisung mencibir kecil kemudian menghitung jumlah mereka, "Jeno Hyung mana?"tanya nya menyadari kurang satu anggota

"Lagi je-"

"Lagi di jalan, ga bareng kita tadi dia."kata Haechan segera memotong kalimat Jaemin

Jaemin merapatkan bibir langsung mengerti

Jisung mengernyit kemudian mengangguk tenang, percaya begitu saja.

"Nah sekarang kita foto dulu keleus,- EH HEEJIN!" Jaemin yang tak sengaja menolehkan kepala langsung berteriak kencang dan melambaikan tangannya tinggi

Mata Jisung melebar langsung mengikuti arah pandang Jaemin, senyumnya langsung mengembang.

Heejin yang menemukan mereka langsung tersenyum lebar dan segera berlari kecil menghampiri mereka meninggalkan Jeno di belakang.

"Huft, untung lah ga telat."kata Heejin menghembuskan nafas lega

Jisung tersenyum tanpa banyak kata langsung memeluk Heejin, refleks. "Kirain kamu gak datang."kata nya mencuatkan bibir kecil

"Engga lah, aku ingat terus tau."

Jisung tersenyum geli, masih belum terbiasa dengan Heejin yang memakai aku-kamu.

"ASTAGA KELAKUAN!"

"Jangan pedulikan aku, aku hanyalah sebuah pohon."

"Kita masih di sini anjir."

"Dasar, hormon remaja."

"Emang mereka masih remaja?"celetuk Jeno mengkerutkan keningnya

"Lah iya ya."kata Haechan baru menyadari perkataan nya barusan

Heejin mencibir dengan sebal menendang kaki Haechan.

"Gue salah apa anjir!?"

.

"Selamat ya."

Heejin tersenyum kecil mendengar ucapan yang sama berulang kali. Bohong kalau dia bilang dia ga cape, yang datang ke acara pernikahannya cukup banyak.

60% teman bisnis papa Heejin dan papa Jisung, 40% teman Heejin dan Jisung.

Karna ramai, jadinya duduk berdiri duduk berdiri buat salaman, kan capek juga. Yang bikin Heejin heran, Jisung daritadi tenang tenang aja.

Heejin sebenarnya daritadi udah pengen misuh-misuh, tapi kan ya... Masa lagi nikah malah misuh-misuh?

Jisung melirik Heejin kemudian berisik, "sabar bentar lagi acara nya selesai kok."

Heejin menoleh kemudian mengangguk kecil.

Heejin jadi menunduk dengan pipi tersipu. Di otaknya terbanyang lagi saat Jisung mencium nya lama tadi di depan semua orang. Kan Heejin jadi malu.

Ga lama acara selesai, semua pulang, begitu juga Heejin sama Jisung.

Yeejin juga ikut, tapi cuman buat bantu bawa Jena sama Jian yang ketiduran.

"Tuh si Jena sama Jian dah tidur, bebas klean mau ngapain, tapi jangan berisik banget."kata Yeejin ambigu, "bye gue balik dulu."

"Musnah lo bangsat."

.

Dua tahun kemudian~

Jian dan Jena kedua nya memiringkan kepala, tidak mengerti maksud dari perkataan papa nya barusan.

"Hamil itu apa pa?"tanya Jian polos

Jena yang awalnya memutar mata mencoba berpikir jadi melompat-lompat kecil, "ah aku ingat, aku pernah baca di kamus, hamil berarti sedang mengandung. Tapi mengandung itu apa pa?"

Jisung masih mempertahankan ekspresi awalnya, tersenyum lebar. "Mengandung itu ya kek mama sekarang lagi ngandung adik kalian."kata Jisung mengacak rambut Jena gemas

"Adik? Wah, Jian pengen punya adik pa! Teman-teman kami kebanyakan punya adik, Jian juga pengen."kata Jian tersenyum lebar

Jena menganggukkan kepalanya setuju, "iya pa, tiap hari disekolah pasti mereka selalu ceritain tentang adik mereka ada yang bawel dan ada yang kata teman aku enak di suruh suruh, kan Jena juga pengen. Jian ga mau kalau di suruh suruh."

Jisung menggelengkan kepalanya kecil, "hadeh... Punya adik kok malah di babuin sih."

Jena awalnya cengengesan tapi kemudian diam, "babuin itu.. Apa pa?"

"Iya, daritadi papa pakai kata kata yang sulit ah"kata Jian mendengus pelan

Jisung menepuk keningnya sendiri, "udah daripada nanya nanya terus, gamau ketemu mama?"

"Mau pa! Ada yang mau Jena tanyain sama mama."tanpa menunggu lama Jena langsung berlari pergi menuju kamar Papa dan Mamanya di ikuti Jian.

"Mama mama."Jena menggoyang kaki Heejin pelan begitu sampai di hadapan Heejin.

Heejin yang sedang duduk di atas kasur bersandar di pembatas kasur jadi menoleh, "kenapa kenapa?"tanya Heejin melihat Jena yang sangat bersemangat

"kata Papa mama lagi hamil ya ma."

Heejin mengangguk sambil tersenyum, "iya kenapa?"

"Hamil itu... Gimana prosesnya ya ma?"

Heejin mengerjap jadi bingung ingin menjawab apa. Jisung bahkan jadi berhenti di depan pintu dengan mulut yang terbuka kecil mendengar pertanyaan itu.

"Iya ya, bener tu kata kak Jena, aku juga mau tau ma."kata Jian menimpali

Heejin mengulum bibir, "tunggu kalian besar nanti juga kalian tau kok."kata Heejin mencoba tersenyum walau jadi kikuk

"Yah tapi Jian mau tau sekarang mah."kata Jian bersikeras ingin tau

Jena mencubit lengan Jian pelan, "ih kan mama udah bilang tunggu kita besar. Sabar aja."kata nya mengomel.

Jian mencuatkan bibir nya kesal.

Jisung diam-diam melengos pelan,

Anak jaman sekarng, banyak yang di tanyain. Aneh-aneh pula, hadeh.

02 Januari 2020

End.

a/n:

Berakhir dengan tidak jelas :')


Bye, terimakasih banyak buat aku semua yang setia baca cerita ini sampai akhir.

Love buat kalian semua ❤️

Young Dad ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang