Jisung berjalan bolak-balik di depan pintu ruang bersalin sambil sesekali mengusap lengan nya gugup.Padahalkan ini bukan pertama kali nya.
Berbeda dengan papanya, Jena dan Jian yang juga ikut ke rumah sakit menunggu mama nya melahirkan duduk tenang di kursi memerhatikan Jisung yang sedaritadi bolak-balik tidak tenang.
"Papa kenapa sih?" tanya Jian pada Jena
Jena menoleh pada Jian sesaat dan mengangkat bahu nya tidak tau.
"Pa, papa ga capek?" tanya Jian, "aku aja capek lihat papa bolak balik."
Jisung menoleh pada Jian dan menghampiri nya, Jisung berjongkok di depan Jian, "emangnya kalian gak cemas sama mama?"
Kedua nya kompak menggeleng.
"Emang apa yang harus di cemasin pa?" tanya Jena menggaruk kepalanya bingung, "emang melahirkan itu susah pa?"
Jisung menganggukkan kepalanya, "susaaaaaaaah banget, butuh tenaga besar."
Jian yang mendengar itu jadi mengernyit, "tenaga besar? Kayak pas kita mau pup tapi pup nya keras ya pa?"
Lagi-lagi Jisung menganggukkan kepalanya membenarkan, "tapi lebih susah lagi."
"Emang papa pernah ya pa?" tanya Jena tiba-tiba
Jisung menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, ia menggelengkan kepala nya, "Papa tau dari mama."
"Ohhhh." jawab Jian dan Jena kompak
Jisung menoleh karena mendengar suara langkah kaki dan berdiri, "oh, Ma."
"Heejin mana? Belum keluar?"
Jisung menggeleng, "dia baru masuk ruang operasi."
Mama Jisung, mengangguk kecil kemudian duduk di sebelah Jena, "Jena sama Jian senang gak bakalan punya adik lagi?"
Jian mengangguk antusias, "senang banget, nek!"
Mama Jisung tersenyum kecil, "kalo Jena?"
Jena bergumam sesaat, "senang sih... Tapi kalo dia kelakuannya kek Jian... Aduh jangan deh."
Mama Jisung mengernyit, "jangan? Jangan lahir?"
"Iya."
Mama Jisung menggeleng kecil kemudian mencubit hidung Jena pelan, "kamu ini ada ada aja, harus sayang adiknya nanti ya."
"Tapi, nek, kalo dia kek Jian kan ngeselin, Jena ga suka." kata Jena melirik sinis Jian yang mengerjap polos
"Hah aku kenapa?"
"Engga, gak ada apa-apa."
---
"Wah," jari telunjuk Jena terjulur menoel pelannnnn sekali pipi adik baru, "ih lucu."
"Gimana Jena? Udah senang?"
"Lumayan lah nek,"
Heejin di atas bangsal hanya tersenyum kecil, ia tidak boleh terlalu banyak berbicara dulu untuk sementara waktu karena melahirkan dengan cara operasi caesar
"Pa, pa, nama adik apa?" tanya Jian
Jisung yang duduk di ujung tempat tidur Heejin, menoleh kemudian mengernyit mencoba mengingat, ia bergumam sesaat.
"Park Joa."
a/n:
WKWK gajelas banget ya.
Maapkan aku yang tida niat membuat extra chapter.
Thank you guys udah mau baca cerita ini, unch.