Jaehyung menatap sedih tubuh seorang wanita yang kini terbaring di ranjang rumah sakit dengan banyaknya selang yang melilit tubuhnya.
Pria sipit itu hanya mampu melihatnya dari balik kaca. Pandangannya buram. Hingga akhirnya ia menumpahkan air matanya, menangisi dalam diam wanita yang begitu ia cintai itu.
"kondisinya semakin kritis, Jae. Kami harus segera mengoprasinya." kata seorang dokter padanya.
"saya tahu om." balas Jae yang sudah sangat mengenal dokter tersebut, "Jae lagi usaha ngumpulin dana nya kok."
"om bisa bantu kamu."
"tidak om, Jae mau berusaha sendiri. Makasih sebelumnya karna om mau khawatirin Jae."
Dokter tersebut terlihat menghembuskan nafasnya, sangat mengerti keras kepalanya Park Jaehyung, "padahal kamu bisa minta bantuan ayah ka-"
"dia bukan ayah saya om." balas Jae dingin.
Lagi dan lagi dokter hanya mampu menghembuskan nafasnya. Dalam hatinya ia sangat iba pada Jaehyung, diusia nya yang masih sangat muda harus menghadapi kerasnya hidup dan banyaknya cobaan.
"tunggu sebentar lagi ya, Mah... Doain Jae bisa dapet uang banyak. Supaya mamah cepet-cepet dioperasi." harap Jae. Seolah meminta restu pada ibunya yang kini tengah terbaring di ranjang rumah sakit.
Tak lama, ponselnya bergetar menandakan sebuah pesan masuk.
From: Kak Nich
Jae, nanti malem kosongin jadwal. Ada lawan nih. Lumayan bayarannya gede.Jaehyung membalas dengan cepat dan tersenyum kemudian, menatap tubuh ibunya lagi.
"doain Jae menang ya, Mah..."
💞
Malam minggu pun tiba. Jika pada malam-malam minggu sebelumnya Nayeon habiskan dengan nonton drama secara maraton, atau main gaple sama Jaebum, malam minggu kali ini berbeda bagi Nayeon.
"Naaaayy temennya nungguin di bawah tuh." teriak ibu Nayeon dari lantai satu.
Bergegas, Im Nayeon pun turun dari kamarnya.
"sorry, udah nunggu lama ya kak Sung--"
"haaay." sapa seorang laki-laki dengan cerahnya hingga membuat mata kecilnya semakin tak nampak.
Nayeon hanya membelalak saat tahu yang datang ternyata bukan Sungjin.
Yah bayangkan saja, Sungjin kan matanya tidak sipit.
"yaaah gue kalah." seru Jaebum yang sedari tadi sibuk main catur dengan laki-laki sipit yang tadi menyapanya.
Yang jadi pertanyaan Nayeon adalah... Kapan dia dan abangnya akrab?
"ngapain berdiri di tangga?. Udah sono katanya mau pergi." kata Jaebum lagi.
Mendadak Nayeon ingin mengurungkan niatnya pergi, dan memilih berbalik.
Tapi belum sempet berbalik, Nayeon sudah ditarik laki-laki tadi.
"kenapa diem? Kecewa karna gue yang jemput bukan Sungjin?" kata laki-laki itu saat keduanya sudah berada di depan motor.
"engga." jawab Nayeon dengan malas, tapi tangannya masih mau bergerak menerima helm yang disodorkan laki-laki itu.
Nayeon hanya masih kesal dengan insiden di depan ruang osis saat hari jumat kemaren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet and Sour
RomanceKau membawaku ke kehidupan mu yang rumit. Kau mengajakku memahami dirimu yang sejatinya tak ku mengerti. - Im Nayeon NB: Ku buat cerita ini karna sad story ku. Di mana setiap anak-anak Day6 ke Indonesia, diriku selalu ngga bisa nonton. Yah beginilah...