Cepet sembuh yaa sayang. Kangen liat tingkah absurd nya lagi. We love you, Jae ❤️
_____________________________________
Dengan terburu-buru, Jae membuka pintu ruangan itu. Di mana di dalamnya sudah duduk lelaki berkebangsaan Thailand.
Si lelaki yang di dalam dan beberapa orang lainnya tentu saja terkejut.
"Selow Jae..selow." katanya.
Sedangkan anak jangkung itu duduk di kursi tepat di hadapan Nichkhun, "Kak Nich, seriusan yang tadi kakak bilang di telepon?" Tanya nya tanpa basa-basi, "kali ini beneran gede kan bayarannya?"
"Nih minum dulu." Nichkhun mendorong botol mineral ke hadapan Jae, sedangkan anak itu hanya menggeleng, "harus minum!" Tegas Nichkhun.
Nichkhun adalah salah seorang yang berjasa di hidup Jae. Laki-laki yang lebih tua beberapa tahun itu membantunya mencarikan pekerjaan. Ya meskipun pekerjaannya ini kategori ilegal untuk anak SMA sepertinya, sangat beresiko dan juga keras tapi uang yang dihasilkannya lumayan.
Nichkhun tentu tak melepas tanggung jawab begitu saja. Jiwa 'kakak' begitu melekat pada dirinya dan keinginan menjaga Jae seperti adiknya. Karena dibanding 'karyawannya' yang lain, Jae adalah yang termuda. Maka hal itu membuat Nichkun ingin melindunginya sebagaimana seorang kakak.
Akhirnya Jae menerima botol itu, menenggaknya, kemudian kembali memasang wajah serius di hadapan Nichkhun.
"Jangan ngeliatin gue kaya begitu. Serem tau."
Nichkhun menggeser laptop di depannya agar Jae bisa melihat sebuah profil seseorang di layar laptop tersebut.
Jae memperhatikan dan membaca perkalimatnya dengan teliti.
"Mukanya kaya ngga asing." Gumam Jae.
"Jelas ajah ngga asing. Dia kan pernah jadi lawan lo juga."
"Serius?" Nichkhun mengangguk sebagai jawaban, "kalo gitu kesempatan gue menang lebih gede dong."
"Jangan seneng dulu." Kata Nichkhun yang melihat Jae lagi senyum-senyum gaje, "meskipun dulu lo pernah menang lawan dia, sekarang sikon nya udah beda."
"Maksudnya?"
Nichkhun menghembuskan nafasnya, "kapan terakhir lo lawan dia dan menang?"
"Kayanya udah satu tahunan."
"Nah. Itu tahun lalu Jae. Lihat ini!" Jari Nichkhun bergerak meggeser kursor. Jae ikut memperhatikan yang kini terpampang di layar laptop, "setelah kalah lawan lo, dia mati-matian buat bangkit. Liat rekornya. Bahkan lima belas pertandingan terakhirnya selalu menang. Gua denger lagi lawan-lawannya paling mending pada patah tulang berbulan-bulan. Yg terparah Sampe cacat permanen."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet and Sour
RomanceKau membawaku ke kehidupan mu yang rumit. Kau mengajakku memahami dirimu yang sejatinya tak ku mengerti. - Im Nayeon NB: Ku buat cerita ini karna sad story ku. Di mana setiap anak-anak Day6 ke Indonesia, diriku selalu ngga bisa nonton. Yah beginilah...