10. I Hate You

8.5K 532 77
                                    

Don't forget to vote and comment!😅
.
.
.
.
.
.
DON'T BE SIDERS PLEASE!
———————————————————————

I Hate You

Sehun sedikit terusik tidurnya saat merasakan tubuhnya terlentang. Tangannya menggapai-gapai bagian sisi ranjang sebelahnya, mencari sosok yang biasanya tertidur nyenyak di dalam dekapan hangatnya.

Nafas Sehun seketika memburu saat merasakan bagian sebelah ranjangnya kosong. Mau tak mau terpaksa ia membuka kedua matanya.

"Jongin!"

Pria pucat itu menghela nafasnya lega saat melihat sosok yang dicarinya tidak hilang, hanya saja posisi tidurnya sedikit berganti menjadi lebih ke pinggir.

Sehun kembali masuk ke dalam selimutnya, sedikit mendekat ke arah Jongin lalu kembali memeluk tubuh telanjang itu dengan erat. Menarik tubuh kecil tersebut untuk lebih ke tengah. Sehun tersenyum kecil saat menyadari betapa kalutnya dia tadi saat merasa Jongin-nya hilang.

Memeluk guling hidup favoritnya dengan erat, tak lupa untuk mengecupi leher dan bahu si tan seringan bulu.

Hatinya sedikit tersentak saat mendapati garis luka yang melintang di sekitar bahu dan punggung pria manisnya. Sedikit meringis, menyadari betapa kejamnya dia menghukum Jongin semalam.

Tapi Sehun menyangkalnya, Jongin memang pantas mendapatkan itu.

Beribu ucapan maaf melayang di dalam hatinya untuk Jongin karena telah menyakiti pria manisnya itu. Walau objek yang disakitinya itu juga sama sekali tidak mendengar.

Lama terlarut dipikirannya membuat Sehun tak menyadari bahwa Jongin mulai melepaskan diri dari dekapannya.

Sehun tersentak saat mendengar isakan kecil. Sontak kepalanya langsung menuju ke arah Jongin. Benar saja, bahu sempit itu tampak sedikit bergetar.

Jongin-nya menangis?

"Hei, ada apa?"

Dengan pelan dan berhati-hati Sehun membalikkan tubuh bergetar Jongin, berusaha untuk tidak menyakiti sang pujaan dengan tidak menyentuh lukanya.

Sehun terdiam saat melihat kedua mata Jongin yang masih tertutup. "Hei, Jongin.." Namun nihil, kedua mata itu masih enggan untuk terbuka. Tapi tak juga membuat air matanya berhenti. Justru liquid bening itu masih membanjiri pipi mulus Jongin.

"Jongin buka matamu, kenapa kau menangis?!" Sehun kalut, dia takut terjadi sesuatu yang buruk dengan Jongin.

Kembali bernafas lega saat kedua mata Jongin terbuka. Namun hatinya teriris saat melihat pandangan Jongin yang menatapnya dengan tajam sekaligus menyakitkan dari samping.

"J-Jongin ada apa?" Sehun berusaha meraih bahu si tan yang masih bergetar, namun dengan cepat ditepis oleh Jongin.

Tampak Sehun memejamkan kedua matanya, berusaha menahan emosinya yang mulai bergejolak. "Jawab Jongin, kau kenapa?"

Jongin benar-benar diam. Lelaki tan itu masih setia membisukan suaranya, tak sedikitpun berniat untuk membalas satupun pertanyaan Sehun.

"Jongin jangan membuatku marah."

Isakan dan air mata semakin membanjiri dan lolos di wajah manis tersebut, Jongin berusaha menahan tangisnya dengan menggigit bibirnya yang semakin bergetar.

Terpaksa Sehun meraih tubuh Jongin, memaksa pria manis itu untuk bangkit dari tidurnya. "Jawab aku, kau kenapa?!" Tepisan kembali diterima oleh Sehun, Jongin menolaknya mentah-mentah untuk disentuh.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang