Ara Agustin. Gadis sederhana yang cuek dengan sekitarnya bahkan mungkin gadis itu sudah melupakan cara tersenyum. Dia adalah gadis yang mendapat gelar Cold Princess yang banyak digemari kaum Adam di SMA MULIA ini. Bahkan namanya terkenal sampai di SMA-SMA tetangga. Ara peduli? Tentu tidak, bahkan dia tidak suka menjadi sorotan publik seperti ini. Banyak sekali yang menyatakan cinta pada gadis itu, tapi tak satu pun yang berhasil.
"Selamat pagi Ara" Sapa Edi, salah satu sahabat Ara dari SD. Ara yang melihat ketiga temannya berkumpul pun tersenyum tipis. Ara pun segera menghampiri mereka bertiga. Iya, hanya mereka bertiga yang peduli terhadapnya.
"Tumben Ra gak keringetan, tadi lari pagi kan?" Tanya Kaisar dengan dongkol. Mereka bertiga tahu jelas apa yang dialami sahabat perempuannya itu. Tapi, Ara tidak pernah mau dibantu. Bahkan, membantu hanya tumpangan pun mereka bertiga ditolak mentah-mentah oleh Ara.
"Yeeh Si Kunyuk, emang biasanya Ara naik apa kesini? Naik mobilnya Gen Halilintar?" Sungut Rama dengan menonyor kepala Kaisar. Kaisar pun hanya menghela nafas melihat sahabatnya yang satu ini, bahasannya selalu tidak jauh-jauh dari Gen Halilintar.
"Ini nih korban Ahsiyappp" Balas Edi dengan cekikikan. Memang diantara mereka bertiga yang update sosmed hanya Rama dan Rama. Ara yang melihat temannya seperti itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Raa lo beneran mau goyang itik? Lo tadi geleng-geleng kepala kan? Yuk Raa gue ajarin goyang itik yang bener? Oh, apa lo mau goyang geleng-geleng kayak anak tiktokers, wah gue ga nyangka lo ternyata diam-diam anak tiktok" Cerocos Rama dengan menirukan gaya itik. Di antara mereka berempat hanya Rama juga yang paling aktif berbicara.
"Eh Dugong, lo kalo ngomong yang bener dong" Sungut Edi tak terima dengan ucapan Rama. Padahal setiap malam yang bermain aplikasi Tiktok itu Rama bukan Ara. Tapi dengan seenak pantat Rama menuduh Ara, ini tidak bisa dibiarkan bukan?
"He cumi gue kan cuma bercanda, lo baperan bener jadi cowok. Apa lo transgender kayak artis sebelah. Wahh, Ediii gue gak nyangka lo ternyata transgen---"
"Siapa yang transgender?" Tanya Bu Susi dengan menaikkan kacamatanya. Semua murid yang tadi melihat pertunjukan antara Rama dan Edi seketika kembali ke tempat duduknya. Rama pun segera duduk disamping Ara, sedangkan Edi dan Kaisar segera duduk dibelakang Ara.
"Saya ulangi, siapa yang transgender?" Tanya Bu Susi dengan berkacak pinggang. Murid-murid yang berada di kelas XI-MIPA1 pun segera melihat ada pertunjukan Lenong apa lagi setelah ini?
"Bu Susi beneran pengen tau?" Jawab Rama sambil berdiri dengan dramatis seolah-olah sedang memerankan film ternama. Nah kan, ini yang ditunggu-tunggu?
"Iya siapa Rama?" Tanya Bu Susi kembali dengan curiga, karena jika Rama telah berdiri seperti ini harus diwaspadai.
"Beneran bu? Bu Susi pengen tau? Bu Susi gak takut nyesel?"
"Untuk apa saya menyesal?"
"Beneran bu? Bu Susi serius?"
"Iyaa Ramaa siapa?"
"Ehmm dia adala--"
"Siapa Rama?"
"Dia--"
"Dia siapa?"
"Gak ada buu"
"RAMAA KELUAR KAMU! LARI 10 PUTARAN!"
"Loh bu gak terima saya, kan tadi saya bilang jangan nyesel, Bu Susi sih gak percaya sama saya" Jawab Rama tak terima seolah-olah dia ternistakan.
"SAYA BILANG KELUAR KAMU"
"Sama Edii dan Kaisar dong bu, kan saya diajarin mereka"
"Eh apa-apaan lo, mau gue ajak baku hantam ha?" Jawab Kaisar dengan tak terima, padahal itu semua murni dari otak dongkolnya kenapa dia juga kena imbasnya.
"Tapi kan lo ju---"
"KELUAR KAMU, SAYA BILANG KELUAR RAMADHAN PUTRA!"
"Iya-iya keluar gitu aja pake urat"
"RAMADHAN PUTRAAA"
Yuhuuu man teman? Aduh gimana nih ceritanya? Seru gak sih? Kalo ga seru yaudah seru-seruin, gitu aja repot kalian, hahahah! Gak deng aku bercanda 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
WOUND
Teen Fiction"Cewek es batu lo sekarang jadi pacar gue ya?" "Enggak" "Jadi TTM gue deh? Mau ya?" "Enggak" "Jadi ist-" "Gue mau jadi musuh lo"