TOGETHERNESS

30 3 0
                                    

"Ra lo tadi beneran ngobatin anak baru itu?"

"Plis deh ram, lo ngomong lagi gue sumpel juga mulut lo nih pakek bakso. Omongan lo basi tau gak, itu itu mulu" Sahut Edi dengan dongkol, menahan marah serta menahan supaya tidak menghujat salah satu sohibnya itu.

"Lo suka sama dia?" Ara menatap tak suka ke arah Kaisar. Jelas-jelas tidak ada pancaran suka dimata Ara kepada cowok gila itu, mengapa semua teman Ara tidak mempercayainya.

"Menurut lo?"

"Suka" Sontak ketiga temannya menjawab dengan bersama-sama. Ara hanya mendengus kasar.

"Goblok" Ucapan laknat itu akhirnya keluar dari mulut manis Ara.

"Jancok, lo kalo ngomong yang kira-kira dong. Cicitnya Albert Einstein nih gue. Tolong hargai dikit, malu lah Albert Einstein kalo gue dikata-katain" Ujar Rama dengan nada tak terima.

"Jancok? Jancok apasih? Kok gue baru denger?"

"Lo mahh, lo gapernah liat Yo Wis Ben ya? Kudet loo hahaha" Kaisar serta Edi mengeryit heran pasalnya apa yang lucu sehingga Rama tertawa terpingkal-pingkal.

"Ape sih itu?" Kaisar pun akhirnya menyahut dengan heran

"Nahh jadi teman-teman, Jancok itu bahasa unik dari Surabaya. Kalo disini kan anjing udah kotor ya. Nah disana Jancok"

"Lahhh kutill lo mah ngajarin gituuan bangke" Edi serta Kaisar langsung menjitak Rama bergantian.

Brak

"Bisa diem?" Sontak ketiga temannya menganggukan kepala mereka dengan polos.

"Bagus" Ara pun akhirnya melanjutkan makan baksonya yang sempat tertunda.

"Hei hei boleh gabung nggak?" Kaisar, Edi, serta Rama pun menatap cewek yang baru saja ijin kepada mereka.

"Lo ngomong sama kita?" Kaisar menunjuk dirinya serta temannya.

"Iya boleh nggak? Soalnya meja semua pada penuh. Gue jadi bingung duduk dimana?" Cewek itu menatap mereka berempat dengan puppy eyes nya.

"Ng-"

"Boleh" Jawaban Ara membuat ketiga cowok itu menoleh cepat kearah Ara.

"Apa?"

"Dia itu temennya si cowok gila? Lo emang mau kita makan bareng dia. Ad-"

"Ram" Ara menatap tajam ke arah Rama.

"Oke oke, silahkan duduk" Rama menjawabnya dengan ketus.

"Makasih ya" Cewek tersebut tersenyum dengan manis.

"Hei lo temennya cowok baru ya?" Tanya Kaisar dengan menaikkan alisnya satu.

"Dia bukan cowok baru. Dia itu udah setengah bulan disini" Kaisar menggeram kesal.

"Maksud gue dia kan baru diangkatan kita?"

"Oh gitu" jawab cewek tersebut dengan tersenyum canggung.

"Lo Dela Devlina kan? Anak 11 Ips 3 ?" Pandangan Dela yang semenjak tadi menunduk kini menatap tajam Kaisar. Ara hanya mendengarkan saja tanpa berniat bergabung ke obrolan yang menurutnya tidak penting.

"Iya kenapa? Lo suka sama gue?"

"Haii mbaknya butuh kaca ya. Masak seorang pangeran bersanding dengan pembantu. Gak cocok banget" Ucap Kaisar dengan nada yang ingin muntah dibuat-buatnya.

"Ya terus apa?"

"Lo inget gak pas lo nolongin cowok jelek itu?" Dela mengerutkan dahinya bingung.

"Siapa sih?" Kaisar menghela nafas.

"Lo gausah sok pura-pura nggak tau deh"

"Emang gue gatau bangke" Ujar Dela dengan memutar bola matanya malas.

"Yang pas abis berantem sama gue di kantin gara-gara mie ayam? Lo nolongin dia kan?" Ah iya, Dela ingat. Dela ingat dia pernah menolong Rival di kantin.

"Iya kenapa?"

"Lo bilang ke cowok jel-"

"DIA PUNYA NAMA ANYING" Ara, Kaisar, Edi serta Rama pun kaget mendengar teriakan tiba-tiba dari Dela.

"Lo bisa gak sih nggak usah teriak, mulutlo besar banget anjir" Desis Edi yang jengah mendengar perdebatan antara Kaisar dengan Dela.

"Apasih?" Dela berucap ketus ke Edi, dan kemudian dia memalingkan wajahnya ke Kaisar.

"Oke. Gini lo pernah bilang ke Rival atau Roval kek gue bodoamat sama namanya, intinya lo pernah bilangkan ke dia kalo gak boleh deket sama kita. Kenapa sekarang jadi lo yang deket sama kita?"

"Kaisar yang kayak kutil kuda, denger ini baik-baik, gue aslinya tuu males duduk di sini, lo liat di kantin sekarang pada penuh semua kan? Nah kalo lo galiat semua meja pada penuh berarti mata lo katarak. Dan asal lo tau, cuma meja lo berempat yang panjang banget ternyata di isi cuma empat orang. Udah gue nggak ngerti lagi entah itu kar-" Cerocosan Dela terpotong gara-gara ucapan Rival dan beberapa temannya. Bisa dibilang Rival yang notabenya anak baru sekarang sudah bisa membaur bersama teman-temannya.

"Gue sama temen-temen boleh gabung?" Ucapan tiba-tiba dari Rival membuat Kaisar, Rama serta Edi saling pandang.

"Ayolah broo meja lo panjang banget nih, masak lo tega sama kita." Kaisar mengintip di belakang tubuh Rival yang menjulang tinggi ada beberapa teman club basketnya.

"Duduk aja Dhi, Yo, Za" Diyo, Adhi, serta Azza pun saling menatap.

"Trus temen gue ini duduk dimana?" Tanya Azza dengan melirik ke arah Rival.

"Suruh aja duduk di tempat lain." Ucap Rama dengan ketus

"Jangan gitu dong broo. Ayolah. Biarin duduk disini" Ucap Adhi dengan meletakkan bokongnya kearah kursi kayu yang panjang tersebut.

"Oke, kali ini lo boleh gabung" Rival pun langsung tersenyum dan duduk disebelah Ara. Ara yang melihat kursi yang diduduki juga bergerak segera menoleh ke sampingnya.

"Jauh!" Rival hanya cengengesan.

"Apa sih Ra? Lo kalo marah makin cantik?" Ara memutar bola matanya malas.

"Makan!"

"Ututuuu jadi baper" Di meja panjang tersebut hanya terdengar ocehan Rival dan Ara. Yang lainnya hanya diam memakan makanannya.

Srekkk

"Mau kemana?" Mereka semua menatap Ara dengan bertanya-tanya.

"Kelas" Rama pun mendongakkan pandangannya ke Rival.

"Ini semua pasti gar-" Rama siap menunjuk Rival, namun tanpa diduga ada kejanggalan yang terjadi.

"Gausah nyalahin anak orang. Gue udah kenyang"Ucap Ara yang melangkahkan kakinya meninggalkan kantin. Sedangkan  Mereka semua menatap Rival dengan tatapan bingung.

"Napa sih lo pada ngeliat gue kayak gitu anying?" Ujar Rival dan detik kemudian dia segera memakan mie ayamnya yang sempat tertunda.

"Lo emang beneran suka sama sohib gue?" Ucap Edi dengan menatap Rival yang sekarang mendongakan kepalanya.

"Iya kenapa?" Ucap Rival dengan mengelap bibirnya yang terdapat minyak bekas mie ayam.

"Tunjukin kalo lo emang cowok yang bener-bener sayang dia" Rival pun mengangguk dengan tersenyum singkat.

"OEYYY SERIUSSS AMAT ANJIR" Teriak Rama disertai dengan gebrakan meja. Rama pun akhirnya mendapat jitakan dari teman-temannya. Semua yang berada di meja tersebut tertawa tanpa rasa canggung. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang sejak tadi memperhatikan mereka dengan tersenyum tipis, ingat hanya tersenyum tipis!

Tebakk siapa yang senyum itu?
Kuy ikutinn terus WOUND
Sampeee jumpa lagi
Oh iya dapet salam dari Ara katanya:
"Jangan lupa Voment teman-teman. Tunggu kisah gue sama doi ya
Neohuideul-eul salanghae"- Araaaaa
Aduh jadi kepo doi Ara. Wkwkwk

@nadarllh

WOUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang