"Stsss, Raa lo beneran gak laper?" Tanya Edi dengan khawatir, pasalnya mereka bertiga tadi tahu kalau Ara gak sempat makan dijam istirahat.
"Nggak"
"Iya Ra kayaknya lo laper deh, gue beliin roti yah, bentar doang kok" Usul Rama yang langsung diangguki kedua temannya kecuali Ara.
"Nggak"
"Nanti lo sakit Ra, kali ini aja ya, gue sama temen-temen bantuin lo?" Pendapat Kaisar pun langsung mendapat gelengan kepala dari Ara.
Ara tahu teman-temannya khawatir terhadap dirinya, tapi Ara nggak mau sampai menyusahkan mereka. Cukup berteman dengan mereka saja Ara sangat bersyukur. Bukan berarti Ara pilih-pilih teman, tapi kenyataannya yang membantu Ara dari SD hanyalah mereka bertiga. Ya walaupun Ara sempat iri kepada mereka bertiga yang mempunyai keluarga harmonis dan dikelilingi harta yang berlimpah, tapi Ara sadar diri dia ini siapa dan bersyukur itu perlukan dalam kehidupan?
"BANGSAT" Umpatan Kaisar serta gebrakan dimejanya terdengar nyaring di dalam kelas. Semua tatapan murid langsung mengarah ke meja mereka berempat.
"Kaisar mengapa kamu membuat kegaduhan? Bosan dengan pelajaran saya?" Tanya Pak Saipul atau disebut Pak Botak yang selalu ditakuti oleh murid-murid di SMA MULIA ini.
"Hehe anu pak, Kaisar tadi sedang memerankan naskah drama yang lusa akan diperagakan, iya kan sar?" Ucap Rama dengan cengengesan, sedangkan Kaisar hanya memutar bola matanya malas mendengar ocehan tidak jelas yang dilontarkan oleh salah satu sohibnya ini.
"Tapi kan bisa tidak dipelajaran saya" Balas Pak Saipul dengan senyum mengejeknya yang menambah kesan menjengkelkan. Rama yang melihat itu langsung emosinya menggebu.
"BAPAK TAU KENAPA KAISAR BERBUATNYA DIPELAJARAN BAPAK? KARENA PELAJARAN BAPAK ITU SANGAT MEMBOSANKAN. Gitu aja gak tau ni pak botak" Edi yang mendengar ucapan itu langsung berpura-pura tidak tau menahu dan mungkin sekarang dia pura-pura lupa mempunyai sahabat seperti itu. Sedangkan Ara, dia melihat pertunjukan itu dengan tenang dan datar.
"Lah si goblok" Gumam Kaisar dengan menghembuskan nafas panjangnya.
"OH KAISAR BOSAN HA?" sungut Pak Saipul dengan wajah merah padam seperti seseorang yang sedang menahan emosi. Rama yang mendengar ucapan Pak Saipul pun tersenyum sinis.
"Bukan Kaisar saja pak, saya juga bosan mendengar ocehan bapak yang setiap hari menceritakan keluarga bapak"
"KAISAR, RAMA KELUAR KAMU SEKARANG JUGA"
"Ahsiyappp pak laksanakan"
"Kok saya jug--"
"SAYA BILANG KELUAR"
"Yeh si bapak percaya diri bener kalo saya suka pelajaran bapak, tanpa bapak suruh saya juga pasti keluar kok Pak" Ucap Rama cengengesan sambil memasukkan barang-barang nya kedalam tas. Sedangkan Pak Saipul hidungnya kembang kempis menahan emosi yang siap meletup-letup.
"Goblok banget temen lo Ra" Ucap Kaisar dengan mengusap wajahnya kasar melihat Ara.
"Bukan"
"Kaisar yuk aku nungguin nih"
"KELUAR CEPETAN" Kaisar yang mendengar teriakan Pak Saipul pun langsung lari terbirit-birit. Sedangkan Rama memperhatikan Pak Saipul dengan intens di ambang pintu.
"Ngapain kamu disitu?"
"Cuma ngingetin kalo mau teriak-teriak jangan lupa sikat gigi. Soalnya mulut bapak bau jengkol" Ucap Rama dengan cengengesan dan lari terbirit-birit mengejar Kaisar yang sudah berada jauh darinya.
"RAMADHAN PUTRAAA"
"Raa temen lo tu"
"Gue lupa" Edi dan teman-temannya yang mendengar jawaban Ara pun sontak langsung tertawa geli.
~~~
"Raa lo beneran gak mau nebeng sama Kaisar kan kalian satu arah?" Ucap Rama sambil menaiki sepeda KLX nya. Sedangkan Kaisar dan Edi menganggukan kepalanya pertanda setuju dengan usul Rama yang satu ini.
"Nggak"
"Ra gak papa kok! Yuk, sekali aja" Ajak Kaisar dengan nada memohon. Emang sahabat mana yang nggak kasihan lihat kehidupan menyedihkan salah satu sahabatnya yang tanpa mau menerima bantuan sama sekali.
"Ayolah Ra, lagian rumah lo sama sekolah kan jauh, habis ini lo juga kan jualan kue, daripada buang waktu mending bareng Kaisar aja" Pendapat Edi memang ada benarnya, tapi jika sampai Ibunya tahu bahwa Ara diantar seorang cowok pasti akan digebuki lagi dengan belahan bambu yang terletak di samping rumahnya.
Ara tahu bahwa dia diterima di rumahnya itu hanya karena kepandainya dalam segala hal. Dan mungkin jika Ara adalah gadis bodoh, mungkin dia sudah ditendang dari rumahnya dan tidak diakui sebagai anaknya.
"Raa lo kok bengong sih, jadi beneran gak mau nebeng gue?" Ucapan Kaisar menyadarkan Ara dari segala lamunan tentang hukuman yang diperbuat nantinya. Ara pun ingin sekali menganggukan kepalanya, tapi hukuman yang diperoleh pasti lebih berat bukan?
"Nggak, makasih. Duluan" Ucap Ara menunduk karena Ara tahu pasti teman-temannya sedang kecewa. Tapi apa boleh buat, Ara tidak mau membuat tubuhnya tersiksa, bahkan luka pukulan dipahanya belum kering. Sedangkan ketiga temannya yang melihat Ara berjalan meninggalkan mereka hanya mampu menghela nafas.
Dalam perjalanan pulang, Ara sesekali bersenandung kecil sambil memejamkan matanya menikmati terik matahari yang menyengat kulitnya. Karena keasikan bersenandung, Ara sampai tidak sadar bahwa dari tadi ada seseorang yang mengawasinya dari atas sepeda motor sambil tersenyum.
"Suara lo bagus ya"
Haiii Haii Haiii
Gimana menurut kalian karakter Ara? Kalian suka nggak? Kalo nggak suka ya gapapa sih heheh, aku juga gak maksa kalian kok? Ehmm menurut kalian, gimana karater:
-Rama?
-Kaisar?
-Edi?
Kocak nggak sih?
Ahh udahlah jangan lupa VoMent yah😉
KAMU SEDANG MEMBACA
WOUND
Teen Fiction"Cewek es batu lo sekarang jadi pacar gue ya?" "Enggak" "Jadi TTM gue deh? Mau ya?" "Enggak" "Jadi ist-" "Gue mau jadi musuh lo"