Taman, bangku bawah pohon
Ekspresi terlihat jelas dari Boruto. Mungkin dia kurang tidur. Atau mungkin habis dimarahin sama tante Hinata.
"Kamu kenapa?" Tanya Mitsuki.
"Emmm, gak papa, kok", jawab Boruto. Lalu duduk di samping Mitsuki.
"Kamu kayak orang sakit, tau", kataku.
"Gak papa. Aku cuma kaget", balas Boruto.
Aku sama Mitsuki bingung. Kaget? Kok sampe lemes banget gitu sih? Kaget di tongolin sama si Mbak Kunti, kali ya?
"Kaget?" Mitsuki bingung.
"Kok bisa sampe lesu lemes begitu, sih? Ceritain dong!" Pintaku.
"Ada lah! Kepo!" Ketusnya.
"Pliiissssssss....!!!" Pintaku, sambil memasang wajah dengan mata berbinar.
"Tadi aku ketemu Kawaki", Boruto mulai cerita.
"Terus...", kata Mitsuki.
Flashback
"Boruto! Gua pengen ngomong sama lu!" Panggil Kawaki.
"Ngomongin apa?" Tanya Boruto.
"Tentang Sarada", jawab Kawaki.
"Emang Sarada kenapa? Kok pake di omongin segala!" Ketus Boruto.
"Lu dengerin, ya!!! Jangan pernah lupa deketin dia lagi! Gua gak peduli lu satu team sama dia atau gak! Pokoknya gak usah deketin dia lagi!!" Kata Kawaki dengan nada tinggi.
"Emang kenapa? Lu cemburu? Lagian Aku sama Sarada cuma temen, kok!" Ketus Boruto.
"Iya! Iya, karena lu lebih dapet perhatian dari dia!" Ketus Kawaki.
"Lu sebenernya bisa dapetin perhatian yang luar mau dari Sarada! Tapi carat lu salah!" Boruto mulai memanas.
"Gua gak peduli sama cara gua! Yang penting sekarang! Lu gak usah deketin Sarada lagi! Kalo lu masih mau deket sama dia, lu berurusan sama gua! Inget itu!!!" Ketus Kawaki sekali lagi. Lalu pergi dari hadapan Boruto.
'Lah? Kawaki ternyata cemburuan juga! Cemburu sama orang yang gak punya perasaan lebih sama orang yang di omongin' batin Boruto.
Kembali
Aku gak bisa tahan disitu. Mataku mulai berkaca-kaca. Satu tetes air mata, menyusup keluar dari kelopak mata.
"Kamu kenapa?" Tanya Boruto, sambil memegang pundakku.
"Gak papa, kok", jawabku.
Mitsuki mulai usil. Dia sengaja pura-pura gak sengaja dorong aku tepat kepelukan Boruto. Tapi, kok aneh? Bukannya ngindar Boruto tetep di tempat. Dan malah biarin aku jatuh tepat di dadanya.
"Ehh... gak sengaja!" Bohong Mitsuki.
"Gak usah bohong! Aku udah hapal betul ekspresi kamu kalau lagi bohong", balas Boruto. Lalu agak menjauhkan tubuhku.
Kenapa aku nangis? Apa yang perlu ditangisi? Inti dari cerita Boruto tadi kan cuma tentang Kawaki. Kalau ternyata Kawaki punya perasaan lebih sama aku. Tapi, aku gak paham kalau soal itu.
Kalau tanya Mama, mungkin tau? Kebetulan Mama udah punya perasaan sama Papa sejak kecil. Tapi percuma! Aku cuma cari marah sama Mama. Aku bingung!!!! Kakak-kakak reader's minta solusinya, dong!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
BoruSara❤ ✔
Teen FictionBUDAYAKAN VOTE!!! SEBELUM / SESUDAH BACA! Sebenarnya sulit untuk mengakui kalau aku punya perasaan lebih pada Boruto. Kadang aku merasa dia seperti anak kecil. Tapi, disisi lain dia memiliki kepribadian yang dewasa. Entahlah aku tak tahu tentang per...