Aku merasa frustasi akhir-akhir ini. Bingung sama apa yang aku rasain sendiri. Perasaan yang gak menentu. Sebenarnya apa sih, perasaan aku sama Boruto? Kayaknya biasa aja tuh! Tapi, kok aku ngerasa nyaman kalo lagi deket sama dia. Atau mungkin karena dia itu laki-laki, aku jadi merasa terlindungi. Atau apalah?! Aku makin hari makin bingung!
"Sarada! Cepat turun! Kita sarapan dulu!" Panggil Mama dari bawah.
"Iya!" Sahutku. Lalu beranjak dari depan cermin.
Sepuluh menit sehabis sarapan aku pergi keluar. Gak nyangka dijalan ternyata udah rame. Aku telat keluar, pasti dimarahin lagi sama Boruto.
Tiba-tiba aku liat Boruto sendirian di bangku taman. Lagi ngapain? Biasanya sama Mitsuki.
Karena penasaran, akhirnya aku samperin dia.
"Boruto! Kamu lagi ngapain sendirian disini? Biasanya kamu sama Mitsuki?" Tanyaku begitu sampai di depannya.
"Kamu pikir aku ini, Boruto? Kamu salah!" Sanggahnya.
"Loh?" Aku bingung setengah mati. Ini bocah sarapan pake apa tadi pagi?
Tanpa pikir panjang Boruto berdiri. Dia berdiri tepat di depanku. Lalu....
Blug!
Sekarang di hadapanku bukan lagi Boruto. Sekarang Kawaki.
Aku makin bingung sekaligus kaget.'Hengge!' Batinku.
"Kamu ngapain pake nyamar segala? Jadi diri sendiri itu lebih nyaman!" Ketusku.
"Aku cuma mau ngomong sesuatu sama kamu", balasnya sambil menatapku lekat.
"Mau ngomong apa? Tinggal ngomong aja", kataku.
"Sebenarnya.....", Kawaki terdiam lalu menunduk.
"Apa?" Tanyaku penasaran.
"Sebenernya kamu lebih suka aku atau Boruto?" Pertanyaan yang meluncur mulus dari Kawaki menyentakku.
"Aku... aku sendiri juga gak tau sama perasaanku sekarang. Dan aku belum tau tentang jawaban pertanyaan kamu barusan", jawabku.
"Tapi, kamu selalu deket sama Boruto! Kamu suka sama dia, kan?" Tanya Kawaki. Kali ini dia menatapku lebih dalam.
"Udah aku bilang! Aku gak tau!" Ketusku.
"Tapi, tatapan kamu bilang 'iya'!" Kawaki balas ketus.
"Inget ya! Yang deket belum tentu jadi lebih deket, dan yang jauh juga belum tentu mendekat kalau kamu gak berusaha!" Aku agak kesel sama Kawaki.
"Aku udah berusaha buat kamu deket sama aku! Kurang apa lagi?!" Ketusnya tepat di depan mukaku.
"Kamu emang udah usaha, tapi aku gak suka di deketin dengan cara kamu yang selalu jahilin aku! Aku gak suka sama cara kamu!" Balasku.
"Itu caraku! Dan aku gak peduli! Aku cuma mau kamu deket sama aku, sedeket kamu sama Boruto!" Katanya lagi.
"Kamu telat pindah ke Konoha! Dan asal kamu tau, aku deket sama Boruto sejak kecil, karena orang tua kita sahabat! Kamu gak tau apa-apa tentang itu!" Balasku. Kali ini amarahku ada di puncaknya.
"Kamu gak bisa ngertiin aku!" Ketusnya.
"Belum saatnya! Kita masih kecil! Masih butuh banyak pengalaman! Jadi, gak usah ngarepin aku untuk sekarang!" Ketusku. Lalu pergi dari tempat itu.
Kawaki memandangi punggungku dengan tatapan kecewa. Aku gak peduli! Yang penting sekarang aku jadi agak tau tentang apa yang aku rasain sekarang. Ya, kayaknya perasaanku ini akan berakhir pada salah satu temanku.
Bonus gambar
One Piece
Portgas D. Ace
KAMU SEDANG MEMBACA
BoruSara❤ ✔
Teen FictionBUDAYAKAN VOTE!!! SEBELUM / SESUDAH BACA! Sebenarnya sulit untuk mengakui kalau aku punya perasaan lebih pada Boruto. Kadang aku merasa dia seperti anak kecil. Tapi, disisi lain dia memiliki kepribadian yang dewasa. Entahlah aku tak tahu tentang per...