Setelah semua selesai membuat tenda, mereka kembali menuju tempat dimana akan dimulainya kegiatan selanjutnya.
"Baik, kembali ke tempat semula, jadi kegiatan selanjutnnya adalah..." jeda Pak surya mempersilahkan siswa-siswa yang menjawab. Pasalnya satu kelompok sudah dibekali satu kertas pemberitahuan kegiatan.
"Mencari bendera," jawab serempak.
"Bagus, jadi di tengah hutan nanti ada post yang menjaga untuk memberi minuman, karena kalian pasti capek kan mencari bendera? Nah post nya itu ada 3, saya buat 3 karena apa, karena diduain itu gak enak," canda Pak surya sontak membuat siswa-siswa yang serius langung terbahak.
"Ok, untuk mengawali kegiatan ini berdoa menurut kepercayaan masing-masing, berdoa mulai." bimbing pak surya lagi.
Setelah berdoa semua bergegas mencari bendera yang sudah disiapkan, "Hai, gue Rara, lo siapa?" tanya rara mencoba memecah keheningan kepada rainbow.
"Halo, gue Rainbow," jawab rainbow disertai senyum andalannya.
"Nama lo unik." puji rara. "Seunik orangnya, hahaha." tawa rainbow karena pujiannya sendiri.
Raja yang berada diantara mereka malah terbahak-bahak karena ucapan rainbow yang garing itu. Pasalnya selera humor cowok ini sangat receh.
"Eh, baru sadar ada lo, siapa?" tanya rainbow.
"Yaelah gue kayak setan aja, ada namun tak dianggap, maemunah gak bisa diginiin," ucap raja lebay.
Tawa ketiganya sontak pecah karena perkataan Raja, sedangkan Revan yang bertugas memimpin jalan hanya melirik rainbow sekilas. Ia tampak canggung di antara mereka. Bagaimana tidak? Dengan melihat rainbow saja ia langsung teringat akan mantannya, bagaimana bisa ia kini mulai berdebar ketika melihat tawa lepas cewek itu? Bagaimana mungkin keduanya mirip? Dan banyak tanda tanya di kepala revan kini.
"Eh! Lihat disana ada bendera," heboh raja ketika menemukan bendera warna biru di depan mereka.
Segera mereka berlari ke arah bendera yang ditunjuk. "Akhirnya, dapet satu hahaha," syukur rara. Kini ketiganya asik bergurau. "Ehem." dehem revan mencoba berbaur.
Semua melihat ke arah revan dengan tatapan bingung. "Kenalin gue Revan," sapa revan memecahkan kebingungan ketiganya. Tatapan bingung kini mulai diganti senyum oleh mereka.
"Ish.. Gue kira lo bakal nerkam kita, karena kita bacod terus hahaha, abis muka lo serem jadi gue takut nyapa." ungkap rara.
"Haha, ati-ati kalian ama dia, kalo ngomong pedes kayak mie goreng ayam geprek," balas rainbow sontak membuat mata revan mendelik kesal padanya, dan hanya dibalas tangan membentuk peace oleh rainbow. "Canda gaes.. Dia baik kok kayak monster," sontak saja mereka kembali tertawa mendengar gurauan rainbow.
"Ni cewek, minta gue kawinin aja, eh salah minta gue tampol!" batin revan kesal.
Setelah puas melihat raut jengkel terpampang jelas di muka ganteng cowok itu.
Satu jam lebih mereka mencari bendera, dan kini empat bendera yang ada di tangan, keberangkatan diperkirakan jam tiga sore dan kini langit mulai gelap menandakan mereka harus segera kembali. Kurang satu post lagi untuk sampai ke tenda.
Merasa lelah rainbow mulai berjalan pelan-pelan, tanpa disadari teman-temannya ia tak sengaja tersenggol akar pohon yang muncul ke permukaan. "Au." ringisnya saat tak sengaja akar pohon itu melukai kakinya.
Perlahan-lahan ia berdiri dan kembali melihat ke depan, tak disangka teman-temannya sudah jauh di depan. "REVAN! RARA! RAJA! TOLONGIN GUE! KALIAN DIMANA!" jeritnya pilu karena ia tak bisa berjalan, setelah mencoba berdiri ia jatuh berkali-kali. Kini ia menatap luka di kakinya, terdapat goresan yang cukup dalam, hingga muncul darah segar disana.
"Srett.. Srett." suara langkah kaki menerobos tanaman kini terdengar, menghadirkan senyum di wajah cantik gadis itu. Ia kira yang datang adalah temannya tapi ia salah, yang datang adalah dua pria berotot besar dengan tatapan mematikan, seolah ingin menerkam rainbow hidup-hidup. "Ka-kalian siapa?" tanya rainbow dengan suara bergetar. Takut satu kata yang mendominasi, apalagi hari kian gelap.
***
"Akhirnya post tiga udah di depan mata," lega raja.
"Rainbow, weii kita udah nyampe!" pekik rara histeris.
Merasa tak ada tanggapan ia menolehkan kepalanya ke belakang untuk memastikan rainbow. "Raja! Revan! Rainbow gak ada!" pekik rara lagi.
Keduanya sontak menoleh kepada rara. "Apa?" ulang raja karena tadi ia sudah berjalan agak jauh dari tempat rara.
"Rainbow hilang!" teriak rara panik.
"Hi-hilang?" tanya revan tak percaya.
Segera saja ia berlari ke dalam hutan untuk segera menemui gadis itu. Sedangkan Raja dan Rara langsung melapor kepada penjaga di post tiga.
"Pa-pak rai-rainbow hi-hilang," ucap rara dengan nafas memburu, karena tadi ia sempat berteriak memanggil nama rainbow.
"Hilang? Dimana?"
"Di tengah hutan pak," jawab raja segera.
"Kalian kembali dulu ke tenda, bersihin badan kalian, saya akan mencari rainbow dengan yang lainnya, pastikan tidak ada teman kalian yang tau."
"Revan tadi nyusul ke dalem hutan pak," terang rara lagi.
"Ok, sekarang kalian kembali!" tegas pak adit selaku penjaga post tiga.
***
Kira-kira rainbow kemana?
Tebak-tebak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On (HIATUS)
Teen Fiction[FOLLOW DULU] Judul awal: Raivan Judul baru: Move on Rainbow cewek dengan bacodan unfaedahnya, dan selalu semena-mena, entah apa yang merasukinya hingga ia benar-benar jatuh akan pesona cowok itu. Revan Cowok cuek, dingin. Mempunyai masa lalu kelam...