5

46 14 6
                                    

"Akh...nyesel gue dengerin lagu! Kalau gini gue pulang gimana? Mana rumah jauh," pekik Rainbow tambah frustasi.

"Titt..Titt.." bunyi motor ninja yang berhenti di depan membuatnya mau tak mau menoleh ke asal suara.

Disana duduk seseorang yang sangat dibenci oleh Rainbow.

"Mau bareng gue gk?" tanya Gio mantan pacar Rainbow yang sangat dibencinya.

Rainbow tak menghiraukan pertanyaan tadi, lantas dia berlalu dari hadapan Gio.

Gio yang melihat itu langsung turun dan memegang pergelangan tangan Rainbow. "Kalo diomongin tu dibales bukan main tinggal aja," sentak Gio.

"Udah deh lo gak usah sok baik sama gue, lo mending pergi gak usah ganggu gue!"

***

Revan baru saja melewati gerbang sekolah saat sudut matanya tak sengaja melihat sosok Rainbow bersama dengan cowok.

"Kalo diomongin tu dibales bukan main tinggal aja," sentak cowok di depan Rainbow

"Udah deh lo gak usah sok baik sama gue, lo mending pergi gak usah ganggu gue!"

Samar-samar Revan mendengarkan percakapan mereka. Entah kemauannya sendiri atau apa yang jelas dia mulai menghampiri mereka.

"LEPAS! LO GAK BISA MANFAATIN GUE LAGI! GUE BENCI LO!!" teriak Rainbow saat tubuhnya ditarik paksa kepelukan cowok didepannya.

Teriakan dari Rainbow yang amat kencang membuat Revan yang berada tak kurang dari 5 langkah dari mereka langsung berlari begitu saja tanpa bisa dicegah, kakinya seolah tertarik ke arah Rainbow saat menyaksikannya meronta di dalam pelukan cowok itu.

"Gak usah paksa dia! Kalo emang dia gak mau ikut lo jangan maksa! Lo cowok atau cewek? Gak usah lo jawab dari kelakuan lo gue juga tau lo itu cewek!" suara bariton milik Revan seketika membuat Gio melepas pelukannya dan menatap tajam kearahnya. Sedangkan Rainbow bersyukur dan bingung akan kata-kata yang terlontar, itu kalimat panjang yang pernah ia dengar sendiri dari Revan.

"Gak usah ikut campur, ini urusan gue dengan dia!"

"Dia pacar gue, jadi wajar dong gue belain dia?"

"Bener Rai?" tanya Gio memastikan.

Rainbow hanya mengganguk patah-patah, terkejut dengan ucapan Revan.

Setelah memastikan Rainbow mengganguk Gio pergi begitu saja dengan amarah yang tak luput darinya.

"Gak usah baper, gue bilang gitu karena gue mau urusan ini cepet selesai!" tegas Revan.

"Siapa yang baper?! Gue...cuman—"

"Lo pulang naik apa?" tanya Revan memotong argumen Rainbow.

"Eh?! Anu.." seolah tersadar bahwa dia telah ketinggalan bus yang di tumpanginya.

"Ya udah gue anter pulang, tapi inget jangan baper sama gue kalo gak mau sakit!" peringat Revan.

Rainbow mengganguk patah-patah masi bingung dengan ucapan Revan. Siapa pula yang baper dengan cowok yang omongannya setajam silet?

***

Ceritanya pendek-pendek aja ya wkwk.. Biar partnya panjang tapi tak tau wkwk.. Supaya banyak part
Typo? Comment dong😋 benerin juga
Mau comment? Diperbolehkan kok, malahan gue seneng bangets...
Vote, comment!! Wajib ni awoakwok

Move On (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang