6

38 11 5
                                    

Revan bersandar di ranjang kamarnya, entah kenapa hari ini dia menolong Rainbow, pasalnya ia tak pernah peduli kepada siapapun. Tapi wajah Rainbow mengigatkannya akan gadis itu, gadis yang melukai hatinya hingga membuatnya mulai menutup hatinya kepada siapapun.

Tapi dengan melihat wajah Rainbow, ada kemiripan antar keduanya, yang membuat rasa bingung bagi Revan, bingung antara senang maupun sakit. Senang bisa mengobati rindunya, sakit karena harus mengigat wajah gadis yang melukainya.

"Akh! Kenapa di saat gue hampir bisa ngelupain, malah ada gadis yang mirip dengan lo?!" teriak revan frustasi. "Dan kenapa gue baru sadar, ada gadis yang mirip lo?!" lanjut Revan dengan perasaan campur aduk.

"Revan! Turun kamu!" bentak Wijaya, papa Revan.

Mendengus kesal revan turun dengan malas-malasan, pasalnya dia tahu apa yang sebentar lagi akan terjadi.

"Gimana kamu bisa masuk universitas yang dipilih Papa kalau nilai kamu segini?!" bentak wijaya sembari memperlihatkan hasil ulangan minggu lalu kepada Revan, disana tertera angka 80 untuk mata pelajaran MTK.

"Itu udah bagus Pa, lagian di kelas nilai aku tertinggi," balas Revan malas-malasan.

"Nilai segini kamu bilang bagus?! Bagus itu ya kamu dapat nilai minimal 90!"

"Iya Pa," tak mau bertengkar dengan papanya ia memilih mengalah.

"Udahlah Mas, seenggaknya dia udah berusaha!" bela Vio, mama Revan.

"Udahlah diem aja kamu! kalau anak kita mau santai-santai setelah sukses aja!"

"Ya udah, nanti kamu belajar yang giat lagi ya Revan, ayo kita makan!" ucap vio lembut

"Iya ma,"

***

"Rainbow!" panggil velic ketika mendapati temannya baru saja berangkat.

Rainbow yang merasa dipanggil mulai mendekat ke velic. "Apa? Mau pamer lipstick lagi?!" tanya rainbow to the point.

"Apasi?! Pikiran lo kok gitu, gue cuman mau ajak bareng ke kelas, ya udah kalo gak mau, gue duluan!" ucap velic dengan perasaan dongkol karena dituduh aneh-aneh oleh sahabatnya.

Tertawa canggung rainbow langsung menggandeng tangan sahabatnya itu menuju kelas. "Ya maaf, biasanya lo kan gitu!". "Huh! Ya deh!" jawab velic.

Keduanya berhenti ketika melihat mading di depan mereka dikerumuni banyak orang. "Ada apa si? Kok rame-rame, biasanya juga sepi," ucap rainbow bingung.

"Pasti ada sesuatu yang penting!" balas velic dengan nada yang dibuat-buat.

Segera saja keduanya mendekati mading dan menerobos kerumpunan untuk sampai di depan mading. "Wih... Enak ni minggu depan kita camping!" teriak velic heboh setelah berhasil menerobos barisan siswa.

"Wei! Kalian apa-apaan si, enak aja main serobot!" bentak para murid ketika badan mereka yang tak sengaja tersenggol keduanya.

"Maaf gak sengaja," balas keduanya, langsung meninggalkan mading ke kelas, karena ada sinyal negatif disana.

"Kira-kira kemana ya campingnya?" tanya velic.

"Ya pasti, ke hutan lah!" kesal rainbow, masa camping ke hotel? Ada-ada saja!.

***

Haloo update ni! Ada yang pengen tau kelanjutannya gak ya?, kalo mau tau baca terus sampe habis! Dan jangan lupa vote, comment.

Typonya benerin ya suka bertebaran wkwk. Oh iya commennya lho! Aku update kalo ada yang comment!!

Move On (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang