Part 17

113 15 0
                                    

🌸🌸🌸
Aku hanya sekedar pengagum rahasia yang tak berniat memaksa kamu untuk bersamaku. Namun selalu bermimpi untuk memiliki kamu
🌸🌸🌸

Happy reading😇😊

Andita berjalan sendirian membawa buku cetak yang lumayan berat dan banyak. Sebenarnya Andita merasa sangat berat saat membawanya.

Waktu selesai pelajaran semua teman-temannya langsung keluar. Begitupun Yuna dan Reina, karena bel istirahat sudah berbunyi. Bukannya mereka tak mengajak Andita, mereka sudah mengajak Andita. Tetapi Andita menolaknya. Pikirnya Ia akan pergi ke perpus.

Melihat buku-buku masih tergeletak di meja-meja. Bergeraklah tangan Andita yang berniat untuk mengembalikannya karena Andita pun ingin pergi ke perpus.

Seseorang dari belakang berniat menyusul Andita dan mengambil setengah dari banyaknya buku yang dibawa Andita.

Andita merasa terkejut, "Ehh.. ehhh! Ngapain si!"

"Gue mau bantuin lo buat bawain buku ini", katanya menunjuk buku dan berniat mengambilnya dari Andita.

"Se-enggaknya bilang dulu dong."

"Yaa maaf."

"Lagian ngapain si tiba-tiba dateng?" Tanya Andita.

"Jadi gini ceritanya gue liat lo yakan waktu lo keluar dari kelas. Terus gue kasian yakan liat anak kecil bawa buku keliatannya si berat, ya udah gue bantuin. BAIK BANGET kan gue?" Jelas Julian kepada Andita.

Tawa Andita, "Haha.. baik banget. Eh nanti, anak kecil? Siapa anak kecil?"

Julian tertawa sangat keras sambil berlari menuju perpus meninggalkan Andita, "Hahahaha! Iya lo lah anak kecil".

"Dasar aneh yakan?" Kata Andita yang tak diladeni oleh Julian karena Julian sudah lari meninggalkannya. Memang benar badan Andita memang kecil. Berbeda dengan Julian yang badannya sangat tinggi

BRUGGHHH!!!

Andita tertawa dengan pecah saat melihat Julian tersandung tepat di depan perpus dengan posisi tengkurap. Bukan hanya Andita yang menertawakannya. Banyak sekali sepasang mata yang melihat peristiwa jatuhnya Julian. Mereka pun sama melihatnya tertawa sampai terbahak-bahak.

"Gue pengen ketawa Julllllll", teriak Andita sambil tertawa sangat keras.

"Demi apa, temen mana yang tega ngetawain liat temennya jatoh", kata Julian kesal masih dengan posisinya tengkurap.

"Dih.. Hahaha... temen? Gue gak mau jadi temen lo."

"Woi sini lo, Dit!" Panggil Julian.

Andita mendekati Julian, "ngapa?"

"Bantuinlah!"

"Males banget", Andita tak berniat meladeni Julian. Ia langsung saja masuk meninggalkan Julian yang sedang membereskan buku-buku.

"Udah ditolongin gak tau terimakasih", umpat Julian. Ia segera masuk menyusul Andita.

Andita mencari-cari buku biologi. Karena seminggu lebih sehari lagi olimpiadenya akan berlangsung. Ia sudah menemukan bukunya kemudian duduk di kursi yang sudah tersedia di perpus. Sedangkan Julian langsung mencari-cari Andita. Ia melihat ke lorong-lorong buku pespustkaan.

Begitu mendapati Andita duduk sendirian Julian langsung duduk depan meja Andita. Sekarang mereka saling berhadapan. Terkekeh Andita saat melihat Julian masih dengan wajah kesalnya.

"Itu sumpah Jul atraksi lo lucu banget."

"Atraksi.. atraksi pala lo", Julian sedikit kesal melihat Andita masih saja tertawa.

"Gue keluar ah, lo nya ketawa mulu."

"Dih marah", kekeh Andita.

Melihat Julian pergi, Andita berfokus lagi kepada bukunya. Beberapa menit kemudian, bel masuk berbunyi tanda jam pelajaran akan dimulai kembali. Andita bangun dari duduknya lalu menuju ke rak buku yang paling belakang. Tiba-tiba lemparan kertas mengarah kepadanya dan jatuh dibawah kaki Andita.

Ia mengambilnya lalu membacanya. Tulisannya sama seperti kemarin. Andita mencari siapa yang melemparkan kertas tersebut, tapi hasilnya nihil. Andita tak berniat untuk meladeninya.

"Kertas misterius dan gak jelas asal usulnya darimana. Dasar aneh", pungkasnya.

Andita mengantongi kertas tersebut lalu membuangnya pada tempat sampah. Andita langsung pergi memasuki kelasnya.

***

"Mamah masak apa malem ini?" Tanya Andita kepada Wulan.

"Hmmm masak apa ya? Keliatannya masak apa emang?" Jawab Wulan.

"Enggak tau" Andita menggeleng, "Dita bantuin ya Mah", lanjutnya.

"Kok tumben?" Balas Wulan mengangkat satu alisnya.

"Iyaa Dita mau belajar Mah."

"Ohh oke. Kamu kupas bawang merah sama bawang putih, abis itu iris nih sayur" Wulan menunjuk sayur, "tapi, sebelum diiris, dicuci dulu yaa sayang", ajarnya kepada Andita.

"Okeh Mah."



















...
...
...

Maaf ya kalo banyak typo
Jangan lupa votmen
Gunakan jari kalian untuk votmen supaya jari-jemari kalian berfungsi dengan benar.

Mencintai Sepihak (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang