Terikat

ketiga

Apa maksudnya kenapa dia tidak tau keberadaannya? Apa mereka dipisahkan orang tuanya? Kaya di film film saja.

"Saat kami sedang bermain petak umpet, dia tertabrak sebuah mobil. Lalu keluarganya menyalahkan aku bahwa akulah penyebab dia kecelakaan. Saat itu juga aku tidak pernah melihat dia lagi. Yang ku dengar, katanya dia pindah rumah untuk menjalankan operasi di salah satu kota, tapi aku tidak tau dimana. Aku .. Aku".

Seriusan? Dia menangis? Aku baru lihat laki laki menangis. Dan kenapa aku juga ikutan menangis? Sepertinya sayang Genta ke sahabatnya itu sangat tulus. Aku salut dengannya, beruntung banget ya sahabatnya itu. Aku memberikan tisu yang tersisa di tas ku.

" Aku kangen banget sama dia, mungkin dia sudah sama sepertimu"

"Beruntung banget ya dia punya sahabat sepertimu, Genta"

"Bukan dia yang beruntung tapi aku yang beruntung memiliki sahabat sepertinya."

"Ngapain?"

"Doa. Katanya doa agar cepet terkabul juga pada saat hujan, jadi aku berdoa semoga kamu bisa bertemu sahabat kamu"

Apa perkataanku aneh ya kenapa dia tertawa? Tapikan emang bener aku baca dari buku gitu ko.

Hujan yang sudah mulai mereda, kami tidak jadi makan es krim karena suhunya semakin dingun dan terlalu malam. Mungkin keluargaku mencemaskanku. Ah tidak, mungkin hanya nenek yang mencemaskanku. Karena hujan yang besar munkin metro mini tidak ada yang lewat, jadi kami memutuskan berjalan. Ya walaupun rumah ku sangat jauh tapi tidak terasa saat kami mengobrol di sepanjang jalan.
"Genta"
"Iya?"
" mari kita berteman?"

Kenapa dia selalu tersenyum apa ucapanku salah. Tapi tidak apa apa senyumnya sangat manis, lesung pipinya juga terlihat. Aiss,sadar fa sadar. Genta mengalurkan jari kelingkingnya ke arah ku dan aku membalasnya. Yang berarti kita sudah menjadi teman.

"Oh ya, aku belum tau nama kamu"

"Syifa tiara hainun, panggil aja syifa"

"Tidak."

"Hah?"

"Boleh aku manggil kamu Hain?"

"Hain? Kenapa?"

"Sahabatku juga namanya hain, Haini asyifa"